Salin Artikel

Sejak 3 Bulan Terakhir, Sekitar 9.000 Orang Diduga Gunakan Alat Rapid Test Bekas di Bandara Kualanamu, Ini Penjelasannya

Diperkirakan, sejak tiga bulan terakhir ada sekitar 9.000 orang yang menggunakan layanan yang menggunakan alat rapid test bekas di Bandara Kualanamu.

Hal tersebut disampaikan Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak. Ia mengatakan, praktik tersebut tak memenuhi syarat kesehatan dan tak memenuhi standar data yang dipersyaratkan oleh UU tentang Kesehatan.

"Dari hasil pengungkapan yang dilakukan oleh teman-teman jajaran Ditreskrimsus Polda Sumut, kegiatan ini atau daur ulang ini sudah dilakukan oleh pelaku sejak bulan Desember tahun 2020," kata dia.

Panca menjelaskan, dalam satu hari diperkirakan ada 100 sampai 200 penumpang yang ikut tes swab. Sehingga, dalam waktu 3 bulan, ada 9.000 penumpang yang diduga dilayani menggunakan alat rapid test bekas di Bandara Kualanamu.

"Seperti itu. Masih terus didalami, audit. Kita dalami hasil daur ulang untuk siapa saja. Siapa pun yang terlibat, kalau pihak perusahaan mengetahui tindak pidana tersebut. Berapa laporan ke perusahaan dan yang tidak, dan lain sebagainya, kita dalami."

Ia juga memperkirakan sejak Desember 2020, lima orang tersangka telah meraup keuntungan hingga Rp 1,8 miliar.

"Menggunakan stik swab bekas dan didaur ulang mendapatkan keuntungan. Tadi kan masih hitung ini, kita hitung dari Desember, perkiraan Rp 1,8 (M) sudah masuk yang bersangkutan."

"Tapi kita dalami. Yang jelas ini barnag buktinya ada Rp 149 juta dari tangan tersangka," katanya.

Namun, untuk detailnya, Panca mengatakan, pihak kepolisian masih melakukan audit.

"Seperti itu. Masih terus didalami, audit. Kita dalami hasil daur ulang untuk siapa saja. Siapa pun yang terlibat, kalau pihak perusahaan mengetahui tindak pidana tersebut. Berapa laporan ke perusahaan dan yang tidak, dan lain sebagainya, kita dalami," jelas dia.

Dari pengakuan pegawai, mereka diminta oleh PC membawa alat rapid test bekas yang telah digunakan di Bandara Kualanamu ke kantor Kimia Farma di Jalan RA Kartini.

Lalu di kantor tersebut, stik bekas akan dicuci kembali dan dibersihkan dengan cara mereka sendiri.

Alat itu kemudian dikemas kembali dan dibawa ke Bandara Kualanamu untuk digunakan saat tes swab para penumpang.

"Itu yang kita bersihkan dengan alkohol 75 persen dan dilap pada brush-nya. Tidak rusak," ujar SP, salah satu tersangka.

Sementara itu, pelaksana tes swab antigen di Bandara Kualanamu mengatakan, walaupun ada alat yang baru, mereka akan memilih menggunakan alat bekas lebih dahulu.

Ia juga menjelaskan alat yang baru masih bersegel, sedangkan kemasan stik bekas hanya dtempeli double tape.

"Kami gunakan yang lama atau yang bekas, ada juga yang baru. Jadi buka yang baru ketika tak ada stok (yang bekas) lagi. Kan setiap hari diantar. Tiap hari ada pasien. Selagi stok lama masih ada, kami pakai," katanya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dewantoro | Editor : Aprillia Ika, Farid Assifa)

https://regional.kompas.com/read/2021/04/30/124200378/sejak-3-bulan-terakhir-sekitar-9000-orang-diduga-gunakan-alat-rapid-test

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke