Salin Artikel

Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi yang Pernah Jadi Kuli Angkut di Pasar dan Sopir Angkot

Sebelum masuk ke pemerintahan, Bahlil merupakan pengusaha dan pernah menjadi Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).

Namun, karir serta kehidupan Bahlil tidak semulus seperti yang terlihat saat ini. Pria yang lahir di Banda, Maluku, ini tenyata berasal dari keluarga yang kurang mampu. 

Lalu, bagaimana kehidupan serta sepak terjang Bahlil hingga ditunjuk Jokowi menjadi Menteri Investasi?

Mengutip Kompas.id, Bahlil lahir di Banda, Maluku pada 7 Agustus 1976. Ia anak kedua dari delapan bersaudara pasangan Lahadalia dan Nurdjani.

Bahlil menghabiskan masa sekolah dasar hingga pendidikan tinggi di wilayah timur.

Ia menempuh sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Seram Timur, Maluku.

Kemudian keluarganya pindah ke Fak-Fak, Papua Barat. Bahlil kemudian melanjutkan pendidikan di SMEA YAPIS Fakfak. Setelah lulus, dia berangkat ke Jayapura dan tinggal di asrama.

Sopir angkot

Di Jayapura, Bahlil mendaftar di Akademi Keuangan dan Perbankan (Akubank) yang kini menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Port Numbay.

Ia membiayai sendiri kuliahnya dengan menjadi sopir angkot. Ia juga menjadi kuli angkut dan kuli dorong di pasar.

Di kampus dia aktif berorganisasi, bahkan terpilih menjadi Ketua Senat Mahasiswa di era reformasi.

Ia pernah terjun menjadi aktivis gerakan reformasi 1997-1998. Bahlil juga aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang mengantarkannya ke posisi puncak sebagai Bendahara Umum PB HMI.

Setelah tamat S1, Bahlil kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 di Universitas Cendrawasih. Dengan segala keterbatasan ekonomi, dia akhirnya meraih gelar master.

Dunia usaha

Bahlil sekitar tahun 2001-2002 kemudian memutuskan untuk mendirikan usaha bersama rekan-rekannya jejaring HMI.

Dia  menjabat sebagai direktur di perusahaan yang bergerak di bidang konsultan keuangan berbasis teknologi informasi (IT).

Namun, pada 2003 dia memutuskan keluar dari perusahaan itu dan mendirikan perusahaan sendiri yang bergerak di bidang pengolahan kayu. Bisnisnya mengalami jatuh bangun. 

Pada tahun 2005, Bahlil mulai terjun ke bisnis hak pengusahaan hutan (HPH). Usaha yang dijalankannya ini semakin maju. Ekspansi bisnis pun mulai dilakukan.

Bahlil mendirikan sejumlah perusahaan, salah satunya PT Rifa Finance (2010) yang memiliki holding dari 10 perusahaan.

Bahlil mampu merekrut karyawan hingga lebih dari 2000 orang 

Perusahaan Bahlil bergerak di sektor perkebunan, properti, logistik, pertambangan dan konstruksi. Perusahaannya sukses mengeksplorasi 39.000 hektare lahan tambang batu bara di Fakfak, Papua Barat, dan 11.000 hektare lahan nikel di Halmahera.

Perusahanya juga turut andil dalam membuka jalan Trans-Papua sepanjang 300 kilometer.

Dilirik Jokowi

Di tahun 2015, Bahlil dipilih menjadi Ketua Hipmi periode 2015-2019.

Berkat kiprahnya sebagai pengusaha, Jokowi mengakui kemampuan Bahlil di bidang wirausaha.

Selain itu, saat Pemilihan Presiden 2019, Bahlil yang saat itu masih menjadi Ketua Umum HIPMI memilih mendukung Jokowi.

Dia kemudian membentuk kelompok relawan untuk memenangkan Jokowi.

Setelah Jokowi menang, Bahlil kemudian diundang ke Istana Kepresidenan pada 22 Oktober 2019.

Jokowi akhirnya menunjuk Bahlil menjadi Kepala BKPM 2019-2024.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/29/052500078/bahlil-lahadalia-menteri-investasi-yang-pernah-jadi-kuli-angkut-di-pasar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke