Salin Artikel

Ironi Warga Pesisir Karawang, Sudah Kena Abrasi Terdampak Tumpahan Minyak Pula

Wiwin dan keluarganya juga belum lepas dari ancaman banjir rob.

Rumah Wiwin dan Misong, suaminya menghadap Pantai Pisangan. Jarak rumahnya dengan laut hanya dibatasi jalan selebar 1,5 meter yang juga mulai digerogoti abrasi.

Sebagian rumah warga telah hancur karena banjir rob dan abrasi. Rumahnya sendiri sempat hancur dihantam gelombang rob beberapa tahun silam.

"Ini dekat banget laut, kalau pas awal sekitar delapan harian lalu. Ya, hitam lihat bibir pantai. Sampai sekarang juga masih bau, buat pusing. Gimana lagi, sudah kena banjir rob, sekarang bau minyak," ujar Wiwin, Rabu (28/4/2021).

Sejak minyak mentah kembali muncul, Misong berhenti menjadi ojek pengangkut ikan.

Sebab, nelayan di wilayah itu berhenti mencari ikan sejak minyak mentah dari pipa BZZA milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) bocor.

"Si bapak ini cuma jaga warung sekarang. Biasanya juga ngojek ikan. Karena nelayannya enggak melaut pilih ngumpulin minyak, kalau si bapak enggak mau," ujar Wiwin.

Tak jauh dari kediaman Wiwin tampak berjajar karung dan plastik berisi pasir bercampur tumpahan minyak (oil spill). Ia menyebut beberapa di antaranya dikumpulkan oleh warga.

"Kalau warga inisiatif buat ngumpulin dahulu. Karena memang niatnya buat ngebersihin," katanya.

Tiga kali tumpahan minyak mentah terjadi di Karawang. Dua di antaranya berasal dari anjungan dan pipa bawah laut yang dikelola Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).

Ceceran minyak kembali muncul di perairan dan sejumlah pantai di Karawang akibat kebocoran pipa di sekitar area BZZA, atau sekitar 15 mil dari bibir pantai Karawang.

Kebocoran terjadi pada tanggal 15 April 2021 sore hari.

Sejumlah pantai yang terdampak ceceran minyak di antaranya pantai Desa Sedari dan Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Desa Sungaibuntu Kecamatan Pedes, Desa Tanjungsari Kecamatan Cilebar, dan Pantai Pasir Putih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon.

Peristiwa tumpahan minyak

Diketahui, tumpahan atau ceceran minyak mentah di perairan maupun pantai di Karawang sudah dua kali terjadi.

Yakni pada 2019 yang tumpahan minyaknya yang berasal dari sumur YYA1 di area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).

Sedangkan pada 15 April 2021, ceceran minyak berasal dari bocornya pipa di area BZZA, sekitar 15 mil dari bibir pantai Karawang.

Selain itu, pada 21 Februari 2021, ceceran minyak muncul di 13 pantai di Karawang. Ketigabelas titik itu yaitu di Pantai Mutiara di Pusaka Jaya Utara, Pantai Jalasena dan Pantai Samudera Baru di Sungai Buntu, area Pantai Cemarajaya dan Pisangan, Pantai Tanjungsari, Pantai Karangsari, dan Pantai Tirtajaya di Sedari, Pantai Singkih di Tambaksumur, Pantai Sarakan di Tambaksari ; Pantai Pulau Putri di Segarjaya, Pantai Muara Bungin dan Pantai Sompek di Pakisjaya Pantai Bakti di Muara Gembong Bekasi.

Hanya saja, PHE ONWJ menyatakan tumpahan minyak itu bukan berasal dari anjungan yang dikelolanya. Pasalnya berdasarkan uji laboratorium sampel tumpahan minyak mentah yang ditemukan di sejumlah pantai di Karawang tak berkorelasi dengan minyak yang dikelola PHE ONWJ.

Meski begitu, PHE ONWJ tetap melakukan pembersihan meski saat itu meski belum diketahui sumbernya. Saat pembersihan, uji sampel belum dilakukan. Alasannya untuk membantu masyarakat dan mencegah oil spill masuk ke dalam tambak.

Bupati Karawang Cellica Nurrchadian juga meminta Pertamina melakukan evaluasi. Misalnya penggantian pipa bawah laut yang rawan bocor. Soal itu, ia mengaku telah berkomunikasi dengan Pertamina.

"Pertama harus ada identifikasi mana pipa pipa sudah rawan untuk diperbaiki. Toh sama aja, mohon maaf ya kemarin (ganti rugi) Rp 72 miliar, kerugian berapa barrel. Kalau dihitung-hitung kenapa gak diperbaiki aja. Logika saya, orang yag gak ngerti," ungkap Cellica di sela meninjau pembersihan ceceran minyak mentah di sepanjang pantai Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Sabtu (24/4/2021).

Selain itu ia meminta Pertamina menyiapkan mitigasi agar tumpahan minyak mintah tak lagi terjadi. Ia mengaku tak ingin minyak mentah kembali berceceran di perairan maupun pantai di Karawang. Dalam setahun ini diketahui peristiwa tumpahan minyak sudah dua kali terjadi.

"Kami minta Pertamina menyiapkan mitigasi," kata Cellica.

Berbeda dari tahun sebelumnya

Cellica menyebut ceceran tumpahan minyak metah kali ini berbeda dengan yang terjadi pada 2019. Saat itu tumpahan minyak berasal dari sumur YYA1. Sedangkan pada April 2021 terjadi karena kebocoran pipa bawah laut.

Berdasarkan informasi yang ia terima, kata Cellica, kebocoran pipa itu sudah bisa ditangani. Ia pun menyebut pipa yang bocor, secara teknik, masih layak.

"Tahun 2019 kenapa bisa berbulan-bulan karena itu nyembur terus. Prosesnya panjang. Kalau ini dari waktu titiknya koordinatnya ditemukan, langsung dimatiin (ditangani, ditutup)," jelasnya.

Corporate Secretary Pertamina Subholding Upstream Whisnu Bahriansyah menyebut pihaknya masih menyelidiki penyebab bocornya pipa di area BZZA yang letaknya sekitar 15 mil dari bibir pantai Karawang.

"Kenapanya belum tahu masih dalam pemeriksaan. Yang pasti ada bocor lalu diperbaiki," ujar Whisnu di sela peninjauan pembersihan ceceran minyak mentah di pantai Desa Cemerajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Sabtu (24/4/2021).

Pertamina sendiri mengklaim telah berhasil menutup pipa untuk menghentikan aliran minyak dan berhasil menangani kebocoran yang terjadi.

Saat ini, kata Whisnu, pihaknya berupaya mewujudkan target pembersihan ceceran minyak sesuai permintaan Bupati Karawang.

"Kalau misalnya arah angin tidak berubah dan cuaca (cerah), tiga minggu bisa (diselesaikan)," ujar Whisnu.

Setelah pembersihan ceceran minyak tuntas, kata Whisnu, akan dilanjutkan dengan pemulihan lingkungan. Pembersihan sendiri melibatkan stakeholder terkait, termasuk masyarakat dan nelayan.

"Kita quick response pembersihan minyak di sini. Habis itu kita pemulihan. Yang penting ini gak ada minyaknya dulu," ujar dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/28/192833278/ironi-warga-pesisir-karawang-sudah-kena-abrasi-terdampak-tumpahan-minyak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke