Salin Artikel

Tanah Tergerus Air Irigasi, Struktur Diduga Bangunan Kuno Muncul di Persawahan

Struktur dari batu bata itu tersingkap setelah tanah yang menutupinya tergerus air saluran irigasi pertanian. Gerusan arus air membuat lebih dari satu meter bagian dari struktur itu tersingkap.

Bagian yang tersingkap itu terlihat seperti struktur pondasi yang tersusun dari batu bata merah berukuran besar, dengan dimensi batu bata masing-masing sekitar 20x30 centimeter dan tebal enam hingga tujuh centimeter.

"Itu tanahnya tergerus air saluran irigasi waktu hujan deras beberapa waktu lalu," ujar Wadi, seorang petani yang ditemui Kompas.com di lokasi temuan itu, Rabu (28/4/2021).

Saluran irigasi itu melintang di tengah area persawahan di Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Sananwetan.

Titik temuan berada sekitar 50 meter dari pagar terluar kompleks bangunan RSUD Mardhi Waluyo di Jalan Kalimantan, Kota Blitar.

Posisi struktur batu bata itu berhimpitan dengan saluran irigasi dan berada persis di bawah sebuah petak sawah. Struktur itu menjadi terlihat karena dinding bagian bawah petak sawah tersebut tergerus air dan gerowong.

Wadi mengatakan, petani yang memiliki tanah garapan di persawahan itu sebenarnya sudah  lama mengetahui adanya struktur yang terbuat dari batu bata merah.

Namun, lanjutnya, gerusan air di saluran irigasi itu membuat bagian yang terlihat lebih besar dimensinya.

Camat Sananwetan Heru Eko Pramono mengatakan, pihaknya telah menerima laporan temuan struktur batu bata kuno diduga memiliki nilai sejarah di area persawahan Kelurahan Karangtengah.

Pemerintah Kecamatan Sananwetan telah menindaklanjuti temuan tersebut dengan membuat laporan ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) setempat.

"Kemarin teman-teman dari Dinas sudah melihat langsung temuan itu dan sudah meneruskan ke BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Jawa Timur," ujarnya, Rabu.


Heru belum bisa memastikan struktur batu bata yang ditemukan itu merupakan bagian dari bangunan apa.

Namun, ujarnya, jika dilihat dari dimensi batu bata yang ada hampir bisa dipastikan struktur tersebut berasal dari era kerajaan di seputaran periode Kerajaan Majapahit.

"Apakah itu bagian dari bangunan candi atau apa, masih belum bisa. Kita tunggu BPCB nanti setelah lebaran," ujarnya.

Heru mengatakan, tim dari BPCB akan melanjutkan proses ekskavasi Candi Gedog di Kecamatan Sananwetan setelah Lebaran.

Menurut Heru, warga sebenarnya sudah lama menduga bahwa area persawahan tempat ditemukannya struktur batu bata itu sebagai kawasan kaya benda peninggalan sejarah purbakala.

Selain adanya sebuah jambangan batu sekitar 200 meter dari lokasi temuan struktur batu bata itu, dulu warga pernah beberapa kali menemukan benda-benda kuno saat mengerjakan sawah mereka.

Dihubungi wartawan, Kepala Disparbud Tri Iman Prasetyono membenarkan pihaknya sudah berkirim surat ke BPCB Jawa Timur di Trowulan, Mojokerto, terkait temuan tersebut.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/28/151901978/tanah-tergerus-air-irigasi-struktur-diduga-bangunan-kuno-muncul-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke