Salin Artikel

Mirip Kapal Selam hingga Topi, Mengapa Bentuk Awan di Langit Berbeda-beda?

Misalnya, awan berbentuk topi di Gunung Lawu, Gunung Merapi, Gunung Arjuno, dan Gunung Merbabu. Lalu ada juga awan berbentuk gumpalan. 

Bahkan baru-baru ini, ada awan yang berbentuk seperti kapal selam. Fenomena ini bahkan dikaitkan dengan tenggelamnya KRI Nanggala-402 di perairan utara Bali.

Lalu, mengapa awan di langit memiliki bentuk yang berbeda-beda?

Prakirawan Cuaca BMKG Wilayah III Denpasar Putu Agus Dedi Permana menjelaskan, bentuk awan dipengaruhi oleh proses cuaca.

Misalnya, ketika angin berkumpul, awan juga ikut berkumpul. Namun, ketika angin menyebar maka awan akan memanjang dan melebar.

"Jadi bentuk itu sangat bergantung dengan pergerakan angin, pergerakan uap air, dan jumlah uap air di wilayah tersebut," kata Agus saat dihubungi, Rabu (28/4/2021).


Secara umum terbentuknya awan merupakan bagian dari siklus air.

Pertama, terjadi pemanasan dari penyinaran matahari ke permukaan bumi, yakni air di wilayah laut, danau, sungai, dan juga tempat lainnya.

Dari pemanasan ini akan menimbulkan perubahan fase dari air ke uap air.

Kemudian uap air akan bergerak ke atas.

"Pergerakan uap air ini semakin lama semakin ke atas," kata dia.

Atmosfer semakin ke atas semakin dingin sehingga uap air yang sampai ke atas akan mencapai suhu dingin tertentu.

Uap air ini akan menjadi titik air dan kumpulan titik air membentuk embun dan memunculkan awan. (Penulis Kontributor Bali, Imam Rosidin)

https://regional.kompas.com/read/2021/04/28/144251078/mirip-kapal-selam-hingga-topi-mengapa-bentuk-awan-di-langit-berbeda-beda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke