Salin Artikel

Jembatan Ditutup karena Fondasi Bergeser, Warga Nekat Terobos

Mereka mengeluh, perjalanan makin jauh jika hendak ke Samarinda Kota. Ongkos perjalanan juga makin menguras dompet.

Yoyok Sudarman, misalnya, warga Kecamatan Palaran ini mengaku tiap hari harus bolak balik Samarinda - Palaran untuk bekerja.

"Sebelumnya tinggal nyebrang (jembatan) sampai sudah kota. Sekarang putarnya jauh, bensin cepat habis," kata dia kepada Kompas.com, Selasa (27/4/2021).

Sejak ditutup, Yoyok dan juga warga lainnya melewati Teluk Bajau, Jalan Pattimura, Samarinda Sebarang lalu melintasi Jembatan Mahakam, baru sampai ke Samarinda Kota.

"Enggak enak sebenarnya lewat situ. Jalannya enggak aman, sering longsor. Kalau hujan becek," kata Yoyok.

Selain becek, jalur ini juga memakan waktu bisa sampai satu jam, ketimbang melalui Jembatan Mahkota II dari Simpang Pasir, Palaran menuju Sungai Kapih, Samarinda Kota, hanya 20 menit.

"Ada juga jalur lingkar Stadion Palaran, cuma perjalanannya makin jauh ke kota Samarinda. Banjir juga di situ," kata Yoyok.

Hal sama juga dirasakan warga Samarinda jika bepergian ke Palaran dan sekitarnya.

Camat Palaran, Suwarso mengatakan meski ditutup dengan barrier atau pembatas jalan di masing-masing sisi jembatan.


Namun, ada saja pengendara yang nekat melintas dengan memindahkan pembatas jalan.

"Saya cek lapangan pembatas jalan itu suka digeser. Masih banyak nekat melintas," ungkap Suwarso saat dihubungi terpisah.

Suwarso meminta pengendara, terkhusus warga Palaran menghormati keputusan Pemkot menutup jembatan itu.

"Itu kan untuk keselamatan kita semua," kata Suwarso.

Kasat Lantas Polresta Samarinda Kompol Wisnu Dian Ristanto berencana mengganti pembatas jalan dengan beton.

"Ada aja yang nekat lewat. Makanya kami ganti pakai beton supaya enggak mudah digeser," ungkap Wisnu.

Selain itu, lanjut Wisnu, anggotanya dan petugas Dinas Perhubungan Samarinda juga rutin patroli menjaga dua sisi jembatan.

Sebagai informasi, pada Senin (26/4/2021) lalu, Wali Kota Samarinda, Andi Harun menutup sementara penggunaan Jembatan Mahkota II karena fondasi tiang jembatan bergeser.

"Terjadi pergeseran 7 milimeter ke kanan dan penurunan 33 milimeter," ungkap Andi Harun, saat meninjau ke lokasi, Senin lalu.

Langkah penutupan, kata Andi Harun, semata-mata hanya mengantisipasi keselamatan masyarakat saat melintas.

Penutupan dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan, sebelum ada pengumuman ada keadaan baru.


Saat ini Pemkot Samarinda sudah koordinasi ke Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian PUPR.

Setelah ini akan ada investigasi lanjutan dari konsultan dan semua pihak terkait lainnya.

Diketahui, sejak dibuka 2017 lalu Jembatan Mahkota II sangat memudahkan masyarakat dari dan ke Palaran - Samarinda.

Usia jembatan sudah mencapai 19 tahun. Proyek senilai ratusan miliar sebelumnya sempat mangkrak selama 12  tahun.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/28/104420478/jembatan-ditutup-karena-fondasi-bergeser-warga-nekat-terobos

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke