Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Oknum Polisi Penulis Komen Negatif KRI Nanggala-402 Dinonaktifkan | 2 Senjata Api Ditemukan di Rumah Kosong

KOMPAS.com - Oknum polisi yang bertugas di Polsek Kalasan, Sleman, Yogyakarta, berinisial Aipda F dinonaktifkan sementara.

Hal itu karena yang bersangkutan akan dilakukan pemeriksaan terkait pernyataan negatifnya yang diunggah di media sosial soal tenggelamnya KRI Nanggala-402.

Kasus tersebut saat ini ditangani oleh Polda DIY. Pelaku terancam sanksi etik dan pidana akibat ulahnya tersebut.

Sementara di Surabaya, Jawa Timur, aparat TNI menemukan dua senjata api di rumah kosong.

Rumah tersebut sebelumnya diketahui merupakan milik anggota TNI AD. Namun, saat ini yang bersangkutan sudah meninggal dunia.

Adapun senjata itu pertama kali diketahui oleh kerabat pemilik rumah saat bersih-bersih.

Saat ini, senjata tersebut telah diamankan di Makoramil Sukolilo agar tidak disalahgunakan oleh orang tak bertanggung jawab.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca di Kompas.com.

Berikut ini lima berita populer nusantara selengkapnya.

Oknum polisi berinisial Aipda F yang bertugas di Polsek Kalasan, Sleman, Yogyakarta, dinonaktifkan dari jabatannya.

Hal itu dilakukan karena yang bersangkutan menjalani pemeriksaan secara intensif di Polda DIY.

Aipda F terancam dijerat sanksi etik dan pidana karena mengunggah pernyataan negatif terkait tenggelamnya KRI Nanggala-402 di media sosial.

"Diperiksa di Propam, dan di Krimsus (Dit Reskrimsus) tentang ujaran kebenciannya. Apakah ujaran kebencian itu memenuhi unsur atau tidak, nanti kita lihat. Jadi untuk pidana di Rekrimsus dan etiknya nanti di Propam," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (Polda DIY) Kombes Yuliyanto.

Anggota Koramil Sukolilo Surabaya mengamankan dua pucuk senjata api di sebuah rumah kosong.

Rumah tersebut diketahui milik purnawirawan TNI yang sudah meninggal dunia.

Adapun penemuan senjata itu pertama kali ditemukan oleh kerabat pemilik rumah saat melakukan bersih-bersih.

Untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, dua senjata api dan juga amunisi itu kini diamankan di Makoramil Sukolilo.

"Kami berterima kasih kepada keluarga dan ahli waris karena sudah memberi tahu dan menyerahkan senjata itu pada kami," kata Komandan Koramil (Danramil) Sukolilo Surabaya Mayor Infanteri Supriyo Triwahono.

Mega Dian Pratiwi, istri dari Serda Pandu yang merupakan salah satu awak KRI Nanggala-402 tak bisa menahan air mata saat mengetahui kabar suaminya telah gugur.

Menurut Mega, sebelum kejadiaan naas itu terjadi, suaminya sempat mengirimkan pesan kepadanya untuk minta doa.

"Mas Pandu pamit berlayar, minta doa supaya lancar. Setelah itu ponselnya tidak bisa dihubungi," tutur Mega.

Saat bercerita kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani itu, Mega mengaku ikhlas atas kepergiannya.

"Suami saya sudah tenang di sisi Allah, Bu," kata Mega sambil menangis sesenggukan memegang pundak Bupati Ipuk erat.

Kisah pilu dialami keluarga Suriadi di Desa Rambah, Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau.

Sebab, karena himpitan ekonomi, keluarga kecil itu tinggal di gubuk terpal di tengah kebun.

"Sudah empat tahun kami tinggal di sini. Saya lalui dengan ikhlas karena keterbatasan ekonomi," ungkap Suriadi, Senin (26/4/2021).

Meski kondisinya sangat memprihatinkan, keluarga miskin itu ternyata selama ini belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah.

Gempa bermagnitudo 5,6 mengguncang Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (27/4/2021).

Dari keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di situs resminya, gempa tersebut berpusat di 103 Km tenggara Sukabumi dengan kedalaman 14 Km.

Meski demikian, gempa tersebut dipastikan tidak berpotensi terjadi tsunami.

Terkait dengan hal itu, warga diminta untuk waspada dengan adanya potensi gempa susulan.

Sumber: KOMPAS.com (Penulis : Idon Tanjung, Ghinan Salman | Editor : Aprillia Ika, Farid Assifa, Rachmawati, Robertus Belarminus, Teuku Muhammad Valdy Arief).

https://regional.kompas.com/read/2021/04/28/061500478/-populer-nusantara-oknum-polisi-penulis-komen-negatif-kri-nanggala-402

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke