Salin Artikel

Kru KRI Nanggala-402 Serda Hendro Sosok Penyayang, Kakak: Kami Sangat Rindu Adik

Rumah Serda (Lis) Hendro yang bercat hijau itu terletak di Jalan Mangaan 4, Lingkungan 14, Lorong Rahayu 4, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli.

Tenda masih berdiri rumah Serda (Lis) Hendro semasa kecil hingga remaja. Hendro adalah korban tenggelamnya Kapal Selam Nanggala 402 di Perairan Bali, Rabu (21/4/2021). 

Ditemui di rumahnya pada Senin (26/4/2021) sore, kakak kandung Hendro, Ririn Purwanti (42), mengisahkan perjalanan hidup adik kandungnya itu.

Hendro, kata dia, adalah anak nomor 7. Sebagai anak yang paling kecil, almarhum Hendro adalah sosok yang baik, taat ibadah, hormat kepada orangtua, pendiam dan penyayang. 

Hendro lahir di Medan dan menamatkan sekolah di STM Sinar Husni. Dia lupa tahun berapa almarhum lulus dari STM.

Kemudian tahun 2004, Hendro mengikuti ujian masuk TNI di Belawan dan lulus. Kemudian dia bertugas mengikuti pendidikan di Surabaya selama 9 bulan.

Dia sempat pulang saat ibunya meninggal dunia. Namun, ketika ayahnya meninggal dia tidak sempat pulang karena masih dalam masa pendidikan. 

Ririn mengaku mendapat kabar buruk tentang Hendro dari adik iparnya, Imrohatun (34), yang meneleponnya pada Rabu pukul 03.00 WIB.

Imrohatun menyebutkan bahwa Hendro bertugas di Kapal Selam Nanggala-402 yang hilang kontak. 

"Kami langsung lihat siaran TV lah. Kami lihat memang dia ada tugas di situ. Katanya kapalnya karam," kata Ririn sambil memandang sebuah foto pria berseragam TNI AL di dalam pigura yang diletakkan di meja di sampingnya. 

Ririn mengaku jarang berkomunikasi langsung dengan Hendro. Dia lebih sering berkomunikasi dengan istrinya karena kesibukan sang adik.

Almarhum sempat pulang pada tahun 2005 saat ibunya meninggal dunia. Kemudian pada tahun 2007, ia juga pernah pulang tetapi hanya sebentar saja. Setelah itu, ia tidak pernah pulang hingga sekarang. 

"Kesan saya tentang adik saya itu, dari kemenakan yang baru pulang dari Surabaya. Kebetulan kan dia dapat suami orang Angkatan Udara. Di Solo. Bulan Maret dia ketemu. Katanya lebaran ini dia mau pulang bawa istri dan anaknya," katanya. 

Namun, lanjut dia, keinginan itu tak terkabul. Pada Sabtu (24/4/2021), pihak keluarga menggelar acara kirim doa.

Pasalnya, saat itu kabar yang beredar bahwa masih ada kemungkinan komunikasi dengan kapal selam nahas tersebut.

"Kami dikabari bahwa mereka gugur, semalam. Makanya baru semalam kami gelar tahlilan malam pertama. Hari ini kedua," katanya.

Dia berharap ada kejelasan tentang keberadaan adiknya. Jika jasad Hendro bisa ditemukan, maka akan dikebumikan di Medan. Namun jika tidak, lanjut dia, pihakya akan mendoakan dari rumah. Ririn juga mendoakan agar istri Hendro tetap tabah. 

"Supaya semangat istrinya.  Istrinya di sana tak pernah keluar rumah. Dalam kamar aja, didatangi Panglima, dia nggak keluar. Dia tak sanggup lihat beritanya. Selalu nangis. Kami juga, tapi ini kan adik kami, harus kuat," katanya. 

Adik yang Dirindukan

Sementara itu, kakak almarhum, Joko Purwono mengatakan, dua minggu sebelumnya, ia sempat berkomunikasi dengan Hendro via video call. Saat itu mereka saling bertanya kabar. Menurut Joko, adiknya itu sangat ingin pulang ke Medan karena sudah sudah lama tak pulang. 

"Saya rindu, keluarga juga rindu. Dua minggu lalu kami video call. Dia bilang, mungkin aku Lebaran di perairan Bali ini mau pulang. Cuma nanti aku ada latihan perang lah. Saya tahu dia di kapal selam 402, karena pernah dia selfie," katanya. 

Joko kemudian menunjukkan kaos yang diberikan oleh Hendro melalui keponakannya yang sempat bertemu almarhum di Surabaya.

"Dia kirim 5 baju gini. Ini baju yang dikasih sama adik saya, untuk baju abang lah. Ini belum pernah saya pakai. Inilah yang dikasihnya," katanya. 

Kaos itu berwarna abu-abu dengan gambar seorang prajurit dengan tulisan "KOPASKA The Gultor".

"Ini bingkisan yang sempat diberikan adik saya. Benar-benar rindu, saya, kami, rindu sekali sama adik saya. Tapi mau gimana lagi. Semoga tenang dia di sana. Kami doakan dari sini," ucapnya lirih. 

Sebagaimana diketahui, Kapal Selam (KRI) Nanggala 402 ditemukan di kedalaman 838 meter dan terpecah menjadi 3 bagian.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan lokasi Nanggala 402 berhasil dilacak oleh KRI Rigel. Hadi juga menyatakan bahwa 53 awak kapal telah gugur. 

https://regional.kompas.com/read/2021/04/26/193539578/kru-kri-nanggala-402-serda-hendro-sosok-penyayang-kakak-kami-sangat-rindu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke