Salin Artikel

Derita Orangtua Bayi yang Alami Kelainan Langka Organ Perut Keluar: Kami Tak Ada Uang Lagi

Sejak dilahirkan, dia mengalami kelainan langka yang disebut Omphalocele.

Kelainan ini ditandai dengan keluarnya organ yang ada di dalam rongga perut bayi, seperti lambung, hati, usus melalui pusar.

Pasangan suami istri tersebut kemudian membawa bayi mereka ke RSUD Rohul dan dirujuk ke RSUD Arifin Achmad di Pekanbaru, Riau.

Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, orangtua merasa tidak lagi memiliki biaya.

Sang ayah, Izuldi menjelaskan, dia hanya bekerja menderes karet di kebun milik orang lain.

Akhirnya, mereka terpaksa membawa pulang bayinya untuk dirawat di rumah.

"Jadi bukan rumah sakit yang menyuruh pulang. Memang kami mau merawat di rumah," tutur dia.

"Karena kalau masih lama di rumah sakit kami tidak ada uang lagi buat beli makan, minum, beli obat dan sebagainya. Selama di sana saya tidur di ruang tunggu rumah sakit lebih kurang tiga pekan lamanya," lanjut Izuldi.

Kini dia mengatakan, pasrah dan berupaya merawat anak mereka di rumah.

"Sekarang kami rawat di rumah. Kalau dibawa ke rumah sakit lagi kan butuh biaya, sementara uang kami tak punya," kata Izuldi.

"Saya jual emas istri dan pinjam uang adik untuk berangkat ke Pekabnaru," kata Izuldi pilu.

Kondisi bayinya sempat menurun ketika memasuki minggu kedua perawatan di rumah sakit. Bahkan, sang bayi memperlukan alat bantu.

Selama berada di Pekanbaru, Izuldi menghabiskan uang Rp 5 juta.

Lantaran tak kuat lagi dan tak memiliki biaya, dia memutuskan membawa pulang anaknya.

Izuldi bahkan nyaris membawa bayinya pulang menggunakan sepeda motor karena tidak lagi memiliki uang untuk biaya transportasi.

"Kami mau pakai sepeda motor pulang, karena, tak ada lagi uang bayar ongkos mobil. Tapi, akhirnya kami dijemput pakai mobil saudara di kampung," kata Izuldi.

Namun, selama itu, putranya tersebut belum bisa dioperasi.

"Belum ada tindakan operasi. Karena kata dokter rumah sakit harus nunggu organ yang keluar itu mengecil dulu," katanya.

Izuldi menambahkan, paling tidak butuh waktu delapan bulan untuk melakukan operasi.

"Kalau sudah masuk lagi organ yang kaluar, baru dijahit. Tapi harus nunggu sampai usia sekitar delapan bulan," kata dia.

Padahal idealnya, bayi dengan kelainan seperti itu seharusnya tetap di bawah pengawasan rumah sakit.

"Alasannya (dibawa pulang) adalah akan merawat bayi di rumah sendiri. Walau pun merupakan hak keluarga untuk membawa pulang pasien, namun petugas medis tetap memberikan penjelasakn semaksimalnya apa yang bisa dilakukan keluarga. Karena seharusnya, pasien tetap berada dalam perawatan rumah sakit," kata Nurzeli.

Dia membenarkan jika memerlukan waktu relatif lama hingga berbulan-bulan untuk menyembuhkan bayi dengan kelainan langka itu.

Ditanggung BPJS

Nurzeli juga memastikan, selama mendapatkan perawatan di rumah sakit, pasien Omphalocele dibiayai oleh BPJS.

Biaya pelayanan kesehatan sepenuhnya ditanggung oleh negara.

Namun, orangtua tidak lagi memiliki uang untuk membeli biaya lain-lain hingga akhirnya memutuskan membawa pulang.

"Selama dalam perawatan (di rumah sakit) dilakukan perbaikan keadaan umum sesuai dengan kondisi klinisnya oleh dokter spesialis anak dalam ruang khusus di Instalasi Perinatologi," kata Nurzeli.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Pekanbaru, Idon Tanjung | Editor: Aprilia Ika)

https://regional.kompas.com/read/2021/04/13/075949578/derita-orangtua-bayi-yang-alami-kelainan-langka-organ-perut-keluar-kami-tak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke