Salin Artikel

Cerita Janda Polisi Jadi Pemulung, Tinggal di Rumah Reyot: Tak Mau Susahkan Anak, yang Penting Halal

Di usia senjanya, Erni hidup di rumah tidak layak huni atau lebih tepat disebut gubuk dan harus banting tulang sejak suaminya, Briptu Awang Suryadi, meninggal dunia pada 2007 lalu.

"Pangkat terakhir suami saya Briptu dan terakhir tugas di Polsek Jatinunggal. Suami meninggal tahun 2007," ujar Erni kepada Kompas.com di rumah gubuknya yang kini trlah direhab, Senin (12/4/2021).

Erni menuturkan, sebelum bertugas di Polsek Jatinunggal, Polres Sumedang, sejak tahun 1979, Briptu Awang sempat bertugas di Polda Metro Jaya dan Polda Jawa Barat.

Semasa suami hidup, kata Erni, hidup rukun, harmonis, dan berkecukupan.

"Pernikahan kami dikaruniai tujuh anak dan sepuluh cucu," tutur Erni.

Suami yang polisi meninggal akibat terluka saat tugas, kehidupan Eni pun berubah

Akan tetapi, kata Erni, setelah sang suami meninggal dunia akibat patah tulang punggung, kehidupannya berubah drastis 180 derajat.

Tulang punggu Briptu Awang mengalami patah tulang saat menjalankan tugas di Polsek Jatinunggal.

Erni mengatakan, sang suami sempat menjalani perawatan dua kali di Rumah Sakit Umum Pakuwon, Sumedang.

"Suami meninggal di Rumah Sakit Keramat Jati, Jakarta. Sejak saat itu saya harus menghidupi tujuh anak dengan biaya gaji pensiunan suami," kata Erni.

Gaji pensiunan habis untuk bayar utang bank

Erni merasakan beban hidup makin sulit. Karena gaji pensiunan polisi sang suami sebesar Rp 2 juta habis oleh utang bank dan hanya tersisa Rp 200.000.

"Sejak suami meninggal, sisa uang gaji pensiunan ini tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup saya bersama tujuh anak," kata Erni.

Karena itu, kata Erni, ia berupaya bekerja sebisanya. Sebelum jadi pemulung, ia sempat merintis usaha budidaya ayam.

Namun, kata Erni, usahanya ini tidak berjalan mulus hingga jatuh bangkrut dan terpuruk.

"Saya tidak mau nyusahin anak, karena hidup mereka juga pas-pasan. Apalagi sekarang ini usaha mereka juga lagi sulit," tutur Erni.

"Alhamdulillah, cukup buat makan karena anak juga sekarang sudah pada mandiri. Hidup seadanya seperti ini juga gak apa-apa, yang penting halal, gak nyusahin anak," sebut Erni.

Kepala Kepolisian Resor Sumedang AKBP Eko Prasetyo Robbyanto mengatakan, setelah menerima informasi adanya janda pensiunan polisi yang menjadi pemulung dan tinggal di rumah tidak layak huni, ia mendatangi rumah Erni.

Setelah dicek, kata Eko, kondisi rumahnya memprihatinkan. Bahkan, atap rumahnya bocor.

Dibantu Polda Jabar

Saat ini, melalui bantuan dari Kapolda Jabar, Polres Sumedang telah mulai melaksanakan pembangunan rumah milik Erni.

"Pembangunan rumah warakawuri (Istri pensiunan polisi) Erni Marliana sudah mulai dilakukan sejak pekan lalu dan ditargetkan akan selesai 12 April nanti. Saya sampaikan terima kasih kepada Pak Kapolda Jawa Barat atas bantuan ini," kata Eko.

Eko menuturkan, bantuan perbaikan rutilahu ini sebagai bentuk kepedulian Polri kepada warakawuri di wilayah Polres Sumedang.

"Ibu Erni jadi pemulung karena tidak memiliki pekerjaan tetap dan anaknya juga hidup pas-pasan. Semoga dengan bantuan ini, kehidupan Ibu Erni bisa lebih baik dan tetap semangat dalam menjalani hidup," kata Eko. 

https://regional.kompas.com/read/2021/04/12/143235778/cerita-janda-polisi-jadi-pemulung-tinggal-di-rumah-reyot-tak-mau-susahkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke