Salin Artikel

Tas Hitam Mencurigakan di Kantor DPRD Kota Kediri, Ternyata Ini Isinya

Kepala Polres Kediri Kota Ajun Komisaris Besar Eko Prasetyo mengatakan, pihaknya yang mendapati laporan adanya temuan itu segera datang dan mensterilisasi lokasi.

Di saat yang bersamaan, kata dia, juga dilakukan koordinasi dengan tim penjinak bahan peledak dari Brimob Polda Jatim.

"Kami lakukan pengamanan, evakuasi lokasi," ujar AKBP Eko dalam sambungan telepon, Senin.

Penguraian dengan cara meledakkan tas mencurigakan berwarna hitam itu pun dilakukan oleh tim jihandak.

Dari pemeriksaan terhadap serpihan tas maupun isinya, petugas tidak mendapati adanya kandungan bahan peledak sama sekali.

"Isinya hanya batu bata," kata Eko.

Pihaknya kini tengah melakukan penyelidikan untuk mengungkap pemilik tas atau pihak yang menaruh tas tersebut, agar diketahui motifnya.

Adapun atas peristiwa itu, Kapolres mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik. Dia meminta masyarakat tidak perlu khawatir dan supaya beraktivitas seperti sedia kala.

"Saya dan Pak Dandim menjamin keamanan masyarakat," ujar dia.

Masyarakat, masih kata Kapolres, bisa segera meminta bantuan aparat jika menemukan sesuatu yang mencurigakan, agar bisa segera ditindaklanjuti.

Penemuan benda mencurigakan itu bermula dari adanya seorang penjaga keamanan yang melihat tas hitam tergeletak di pintu gerbang, sekitar subuh tadi.

Karena curiga, petugas keamanan itu lantas melaporkannya pada tim keamanan dalam lalu dilanjutkan dengan pelaporan ke polisi.

Sekretaris DPRD Kota Kediri Rahmad Hari Basuki mengatakan, peristiwa itu sempat mempengaruhi kegiatan yang sudah terjadwal.


Semua penghuni gedung, kata dia, saat itu dievakuasi ke luar ruangan menuju tempat yang aman.

"Beberapa agenda sempat tertunda, tapi cuma sebentar," ujar Rahmad, dihubungi seusai peristiwa.

Salah seorang anggota DPRD Kota Kediri, Ashari, mengatakan, atas peristiwa itu ada beberapa kegiatan legislasi yang menjadi tidak maksimal.

Di antaranya rapat anggaran dengan kalangan eksekutif perihal penyusunan sistem informasi pembangunan daerah, hingga agenda kunjungan dari DPRD Probolinggo.

"Rapat jadi kurang maksimal, meskipun akhirnya sudah ada esensi," ujar politisi Partai Demokrat ini.

Dia juga menyayangkan kurangnya pengamanan di lingkungan kantor DPRD, salah satunya keterbatasan kamera pengawas. Padahal, kamera pengawas itu bagian dari pengamanan dasar.

Keberadaan CCTV itu menurutnya sarana prasarana penting karena kantor DPRD adalah rumah rakyat dan bagian dari bangunan vital daerah.

Fungsi CCTV itu sendiri menurutnya tidak hanya untuk mengantisipasi teror, tetapi juga untuk mengindentifikasi mana tamu yang hendak menyampaikan aspirasi dan mana yang hendak anarkistis.

Terutama saat terjadinya aksi unjuk rasa, seperti yang pernah terjadi beberapa waktu lalu adanya oknum pengunjuk rasa yang melempari gedung hingga membuat rusak sarana prasarana.

"CCTV sarana yang bisa membantu kepolisian untuk mengidentifikasi mana yang melakukan (pelemparan) dan mana yang menyampaikan aspirasi dengan baik," ujar dia.

Ashari menegaskan, momentum ini selayaknya menjadi pengingat bagi seluruh kalangan agar meningkatkan kewaspadaan demi menciptakan rasa aman dan ketertiban bersama.

"Tidak hanya parat keamanan tapi masyarakat maupun kami sendiri mempunyai tanggung jawab yang sama untuk menciptakan rasa aman dan ketertiban lingkungan." pungkas dia. 

https://regional.kompas.com/read/2021/04/12/142731978/tas-hitam-mencurigakan-di-kantor-dprd-kota-kediri-ternyata-ini-isinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke