Salin Artikel

Bayi di Riau Ini Menderita "Omphalocele", Lahir dengan Organ Perut di Luar, Butuh Uluran Tangan Dermawan

Omphalocele atau omfalokel adalah kelainan lahir yang ditandai dengan keluarnya organ yang ada di dalam rongga perut bayi, seperti lambung, hati, usus, melalui pusar. Kasus ini sangat jarang terjadi.

Beberapa foto bayi malang itu diposting dengan disertai keterangan oleh akun Facebook Alya Jazilah Zila.

"Assalamualaikum..mohon doa dan batuannya sudara/i dengan sedikit menyisihkan rezki kita untuk bayi ibu rita susrianti (ita) yang mengidap penyakit omfalokel sejak lahir, pernah dirawat di RS ARIFIN AHMAD pekanbaru selama 21 hari dan sekarang sudah dibawah pulang dikarna keterbatasan biaya. Sekarang adek bayi tingga di Desa Batu Bersurat, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar," tulis akun facebook itu.

Dilihat Kompas.com, kondisi bayi itu sangat memperihatinkan. Organ dalam perutnya keluar.

Bayi dibawa pulang dari RSUD setelah 21 hari dirawat

Bayi tersebut anak dari pasangan Izuldi (46) dan Rita Susrianti (40). Mereka berdomisili di Desa Tali Kumain, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Provinsi Riau.

Izuldi saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, mengaku anaknya kini berada di rumah orangtuanya di Desa Batu Bersurat, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar.

Bayinya dibawa pulang lagi setelah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Provinsi Riau di Kota Pekanbaru, pada Selasa (6/4/2021), karena tak ada biaya selama di sana.

"Anak saya dirawat selama 21 hari. Tetapi, belum ada tindakan operasi. Karena, kata dokter rumah sakit harus nunggu organ yang keluar itu mengecil dulu. Kalau sudah masuk lagi organ yang keluar baru dijahit. Tapi harus nunggu sampai usai sekitar delapan bulan," kata Izuldi, Sabtu (10/4/2021) malam.

Tidak ada biaya untuk menunggui bayi di RSUD

Namun, ia memutuskan untuk merawat bayinya di rumah saja, karena kekurangan biaya selama berada di rumah sakit. Apalagi, sampai menunggu selama itu.

Sedangkan untuk biaya perawatan bayinya di rumah sakit ditanggung BPJS.

"Jadi, bukan rumah sakit yang menyuruh pulang. Memang kami mau merawat di rumah. Karena, kalau masih lama di rumah sakit kami tidak ada uang lagi buat beli makan, minum, beli obat dan sebagainya. Selama di sana saya tidur di ruang tunggu rumah sakit, lebih kurang tiga pekan lamanya," kata Izuldi.

Dia menceritakan, anak ke tujuhnya itu lahir pada 15 Maret 2020, sekitar pukul 14.00 WIB, di Rumah Sakit Surya Insani di Rohul. Saat itu, bayinya lahir sudah ada kelainan, yaitu Omphalocele.

Bayi berusia 27 hari bernama Muhammad Fareski itu kemudian dirujuk ke RSUD Rohul. Setelah dirawat lima hari, akhirnya dirujuk ke RSUD Arifin Achmad di Pekanbaru.


Ayah mengaku bingung memikirkan biaya ke RS di Pekanbaru, jual emas hingga pinjam saudara

Izuldi sempat bingung memikirkan biaya untuk berangkat ke Pekanbaru.

"Saya akhirnya jual emas istri setengah emas dan pinjam uang adik untuk berangkat ke Pekanbaru," sebut Izuldi.

Pada minggu pertama di rumah sakit, bayinya dalam kondisi normal. Tapi, minggu kedua kondisi bayi menurun, bahkan minum susunya harus pakai alat bantu.

Sementara bayinya belum bisa dioperasi.

Karena uangnya sudah habis, Izuldi akhirnya memutuskan untuk merawat bayinya di rumah saja.

Selama di Pekanbaru, ia mengaku sudah menghabiskan uang sekitar Rp 5 juta.

Tak punya ongkos pulang ke Rohul, nyaris nekat bawa pulang bayi pakai motor

Setelah keluar dari rumah sakit, Izuldi dan istri bahkan nyaris nekat membawa bayinya pulang ke Rohul menggunakan sepeda motor.

"Kami mau pakai sepeda motor pulang, karena, tak ada lagi uang bayar ongkos mobil. Tapi, akhirnya kami dijemput pakai mobil saudara di kampung," kata Izuldi.

Pria ini mengaku hanya bekerja sebagai menderes karet milik orang lain bersama istrinya. Hasil panen dibagi dua dengan pemilik kebun.

Dalam sebulan, Izuldi mendapat uang dari hasil panen karet hanya sekitar Rp 2 juta. Buat makan istri dan anak-anaknya.

Ia tinggal bersama istri dan anak-anaknya di sebuah rumah papan di Desa Tali Kumain, Kecamatan Tambusai, Rohul.

"Anak saya sebenarnya sudah tujuh orang. Tetapi, empat meninggal dunia. Cuma tiga yang selamat masuk yang baru lahir sekarang ini," ujar Izuldi.

Kini, Izuldi dan istrinya hanya bisa pasrah merawat anaknya. Berharap ada keajaiban anaknya bisa normal kembali.

"Sekarang kami rawat di rumah. Kalau dibawa ke rumah sakit lagi kan butuh biaya, sementara uang kami tak punya," tutup Izuldi.


RSUD: Dibiayai BPJS, bayi dibawa pulang atas permintaan keluarga

Direktur RSUD Arifin Achmad Nurzeli Husnedi menyampaikan bahwa pasien Omphalocele masuk rumah sakit dibiayai oleh BPJS.

Artinya, semua pembiayaan pelayanan kesehatannya selama di rumah sakit ditanggung negara.

Bayi tersebut masuk rumah sakit pada 19 Februari 2021 usia empat hari.

"Selama dalam perawatan dilakukan perbaikan keadaan umum sesuai dengan kondisi klinisnya oleh dokter spesialis anak dalam ruang khusus di Instalasi Perinatologi," kata Nurzeli dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Minggu (11/4/2021).

Perkembangan penyakit pasien selalu dipantau dan ada perbaikan. Sesuai kondisi penyakitnya, memerlukan waktu yang lama.

Bisa berbulan-bulan menunggu menutupnya daerah yang terbuka secara alamiah sesuai perkembangan bayinya.

Tidak ada tindakan operasi segera yang bisa dilakukan untuk kasus pasien ini. Hal tersebut sudah dijelaskan kepada orang tua atau keluarganya.

"Pasien dibawa pulang atas permintaan keluarga pada tanggal 6 April 2021. Alasannya adalah akan merawat bayi di rumah sendiri. Walaupun merupakan hak keluarga untuk membawa pulang pasien, namun petugas medis tetap memberikan penjelasan semaksimalnya apa yang bisa dilakukan keluarga. Karena, seharusnya pasien tetap berada dalam perawatan rumah sakit," kata Nurzeli.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/11/120405578/bayi-di-riau-ini-menderita-omphalocele-lahir-dengan-organ-perut-di-luar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke