Salin Artikel

Asal-usul Kupang, Diambil dari Nama Raja Nai Kopan, Diperebutkan Belanda dan Portugis

Informasi adanya tsunami menyebar begitu cepat di masyarakat Kota Kupang.

Selain berusaha mencari tempat tinggi, sebagian juga datang ke kantor BMKG Geofisika Kupang untuk mencari informasi soal tsunami.

Ketakutan warga Kupang bukan tanpa alasan. Sebelumnya di beberapa wilayah di NTT terkena bencana banjir bandang pada Minggu (4/4/2021).

Data BNPB pada Kamis (8/4/2021) menyebutkan sedikitya 163 orang meninggal, 45 hilang, sedangkan warga terdampak mencapai 6.019 keluarga atau 22 ribu jiwa.

Sementara jumlah pengungsi kini mencapai 20.929 jiwa.

Kupang sebagai ibu kota Provinisi NTT memegang peran penting dalam penanganan darurat. Pada Kamis (8/4/2021), sebanyak 15 ton bantuan tiba di Bandara El Tari, Kupang.

Bantuan tersebut akan didistribusikan pada titik-titik yang sudah ditentukan dan diprioritaskan untuk Kabupaten Lembata dan Alor.

Kota Kupang adalah kota terbesar di pesisir Teluk Kupang yang terletak di bagian barat laut pulau Timor.

Sang raja bernama Nai Kopan atau Lai Kopan yang kemudian disebut Kupang.

Disebutkan pada tahun 1463, ada 12 kota bandar di Pulau Timor. Salah satu kota bandar berada di pesisir pantai dengan posisi strategis menghadap ke Teluk Kupang.

Kawasan tersebut adalah kekuasaan Raja Helong. Dan kala itu, yang menjadi raja adalah Raja Koen Lai Bissi.

Mereka pun berlabuh di Teluk Kupang dan disambut oleh Raja Helong. Sang raja kemudian menawarkan sebidang tanah untuk markas VOC.

Saat itu VOC belum ada kekuatan yang tetap di tanah Timor.

Lalu pada 29 Desember 1645, seorang padri Portugis yang bernama Antonio de Jacinto tiba di Kupang.

Seperti VOC, dia pun mendapatkan tawaran yang sama oleh Raja Helong yakni sebidang tanah. Antonio kemudian mendirikan benteng. Karena ada perselisihan, benteng tersebut ditinggalkan.

VOC yang menganggap NTT sebagai kawasan penting dalam perdagangan mulai melakukan perlawanan.

Pada tahun 1625 hingga 1663, VOC melakukan penyerangan ke derah kedudukan Portugis di Pulau Solor. Mereka pun berhasil merebut Benteng Fort Henricus.

Kala itu kedatangan VOC di bawah kepemimpinan Japten Johan Burger.

Sejak 1653 hingga 1810, VOC menguasai Kupang dan menempatkan 38 openhofd. Terakhir yang memimpin adalah Stoopkert yang berkuasa sejak 1808 hingga 1810.

Untuk pengamanan Kupang, Belanda membentuk kota penyangga di sekitar Teluk Kupang dan mereka  mendatangkan penduduk dari Rote, Sabu, dan Solor.

Pada 23 April 1886, Residen Creeve menetapkan batas kota untuk pengamanan kota dan diterbitkan oada Staablad nomor 171 tahun 1886.

Oleh karena itu, tanggal lahir Kota Kupang adalah 23 April 1886.

Kupang setelah Indonesia merdeka

Setelah Indonesia merdeka, Kupang diserahkan kepada Swapraja Kupang pada 6 Februari 1946 berdasarkan Surat Keputusan Gubernemen.

Lalu statusnya dialihkan pada 21 Oktober 1946 ke bentuk Timor Elland Federatie atau Dewan Raja-Raja Timor.

Saat itu Ketua Dewan Raja-Raja Timor adalah HAA Koroh yang juga Raja Amarasai.

Setelah menjalani proses adminsitrasi yang panjang, pada tahun 1999, Kota Madya Daerah Tingkat II Kupang berubah menjadi Kota Kupang.

Kota Kupang memiliki obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi seperti kolam renang Baumata, kolam renang Oenaek, wisata danau Nefona, dan ada juga Danau Tuadale atau wisata hutan Camlong hingga air tejun Oenesu.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/10/142000878/asal-usul-kupang-diambil-dari-nama-raja-nai-kopan-diperebutkan-belanda-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke