Salin Artikel

Pesantren Waria di Yogya Sambut Ramadhan, Kirim Doa hingga Intensif Belajar Agama

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Bulan Ramadhan menjadi hari yang ditunggu oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia.

Tak terkecuali, Pesantren Waria Al-Fatah, yang terletak di Celenan, Jagalan, Kapanewon Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta.

Sejumlah persiapan menyambut bulan suci sudah dilakukan di pesantren yang terletak di tengah perkampungan penduduk ini. Mulai dari nyadran atau mengirim doa kepada waria yang sudah meninggal dunia. Selain itu, pesantren juga sudah merencanakan mandi besar atau padusan sekaligus piknik bersama warga sekitar.

"Besok hari Minggu piknik sekalian padusan bersama, tidak hanya warga pesantren tetapi juga tetangga," kata pemimpin pesantren waria Al Fatah Yogyakarta, Shinta Ratri ditemui Kompas.com di Pesantren Al Fatah, Kamis (8/4/2021) malam.

Shinta menyebut ada 40-an orang yang ikut termasuk tetangganya pergi ke air terjun di wilayah Karanganyar, Jawa Tengah.

Dirinya sudah menyusun jadwal, selama bulan Ramadhan akan digelar pertemuan di pesantren pada hari Minggu dan Rabu.

Mulai buka bersama sampai tadarus akan dilakukan mereka yang ikut program pendalaman agama.

Ada 40-an waria yang akan mengikuti pendalaman agama selama bulan Ramadhan. Untuk bulan Ramadhan ada keistimewaan dibanding bulan biasa.

Mereka yang 'mondok' biasanya belajar agama pada hari Minggu saja. Nantinya mereka akan didampingi pengajar agama dari beberapa organisasi yang selama ini melakukan pendampingan.

"Khusus hari Minggu ditambah waria lansia berjumlah 30-an orang. Untuk yang lansia tidak hanya yang beragama Islam, ada yang kristiani juga mendapat konseling dari UKDW (universitas Kristen Duta Wacana-red)," ucap Shinta.

Nantinya, pada tanggal 9 Mei 2021 pendalaman agama selama Ramadhan akan ditutup, sekaligus memberikan bingkisan untuk hari raya.

Pesantren juga melepas mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang selama beberapa pekan KKN di Pesantren Al Fatah. Pesantren waria memang banyak digunakan untuk penelitian dan KKN mahasiswa selama beberapa tahun terakhir.

Shinta mengatakan, pada Selasa (30/3/2021) pesantren mengirim doa kepada waria yang sudah meninggal dunia.

Sudah ada puluhan waria yang meninggal dunia, baik yang dimakamkan oleh kampung di mana dia tinggal atau dimakamkan oleh pesantren dan dinas terkait karena ada penolakan atau warga tidak mau memakamkan.

Sebelum berziarah, mereka berdoa bersama di pesantren. Mereka juga keliling makam rekan sesama waria, tak sebanyak tahun lalu karena tahun ini pandemi sedang melanda.

Solidaritas sesama kaum terpinggirkan terus dilakukan sampai kapan pun. Di DIY sendiri ada ratusan waria, baik yang sudah tergabung dalam pesantren atau yang belum.

Biasanya mereka bekerja di berbagai sektor mulai dari salon, hingga makanan. Meski diakui Shinta, masih ada yang terlibat porstitusi.

Pesantren Al-Fatah terletak di tengah perkampungan tua di Kotagede, perbatasan Bantul, dan Kota Yogyakarta. Kawasan yang dipenuhi bangunan tua, di salah satu gang sempit, di Jagalan, Kecamatan Banguntapan, Bantul, terdapat rumah berarsitektur jawa berwarna hijau. Itulah rumah Shinta Ratri, yang juga digunakan untuk belajar agama, dan pesantren. 

https://regional.kompas.com/read/2021/04/09/113322378/pesantren-waria-di-yogya-sambut-ramadhan-kirim-doa-hingga-intensif-belajar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke