Salin Artikel

Panjat Dinding Warung, Bocah Ini Dipukuli Massa dan Memaafkan, Sebut 'Hidup Sudah Ada yang Mengatur'

Namun, Rh akhirnya memaafkan pengeroyok dan pemilik warung hingga meminta pamannya mencabut laporan ke polisi.

Bagaimana perjalanan kisahnya?

Oleh warga, Rh diyakini hendak pencuri. Dia pun dipukuli oleh massa.

Ternyata berdasarkan pengakuan Rh, bocah tersebut sempat dijemput oleh dua orang anak jalanan yang baru saja dikenalnya setelah pulang dari masjid.

Rh sendiri diketahui pernah mengenyam pendidikan pesantren di Cikopak, Purwakarta.

Namun, lantaran nakal, Rh dikeluarkan.

Rupanya di balik sikap itu, Rh memiliki cerita pilu. Ibunya telah meninggal dunia. Sedangkan sang ayah mengalami gangguan jiwa.

Pencabutan laporan itu juga didampingi langsung oleh anggota DPR RI, Dedi Mulyadi.

Rh dan pemilik warung pun sepakat untuk berdamai.

"Kita harus saling memaafkan. Orang muslim itu semuanya adalah saudara," kata Rh.

Tak hanya itu, Rh bahkan menyakinkan pamannya perihal hidup dan mati hingga sang paman bersedia mencabut laporannya.

"Sampai tadi meyakinkan uwanya, hidup itu sudah ada yang mengatur," tutur Dedi Mulyadi yang ikut mendampingi Rh mencabut laporan ke Polres Karawang.

Berharap tak terulang, kini Rh dibawa ke pesantren Dedi

Dedi Mulyadi telah menanggung biaya perawatan Rh di Rumah Sakit Izza Cikampek setelah dikeroyok massa.

Usai insiden itu, Dedi akan membawa Rh ke pesanten di Cireok untuk menjalani rehabilitasi.

"Saya sekarang punya pesantren di Cireok, khusus menangani anak-anak bandel," katanya.

Menurutnya, tindakan Rh memanjat dinding warung memang salah.

Namun sikap menghakimi sepihak juga tidak dibenarkan.

Kasus ini, lanjut Dedi, diharapkan dapat dijadikan pelajaran bagi semua orang untuk tidak main hakim sendiri.

"Intinya hilangkan budaya kekerasan," tutur Dedi.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Karawang, Farida Farhan | Editor: Aprilia Ika, Farid Assifa)

https://regional.kompas.com/read/2021/04/09/080256778/panjat-dinding-warung-bocah-ini-dipukuli-massa-dan-memaafkan-sebut-hidup

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke