Salin Artikel

Ada Larangan Mudik 6-17 Mei, Pengusaha Angkutan: Kami seperti Mati Segan Hidup Tak Mau

Larangan itu memperburuk kondisi bisnis transportasi di Indonesia.

Ketua DPD Organda Jabar Dida Suprinda mengatakan, selama pandemi, pengusaha angkutan umum sangat terpuruk. Mereka mengalami penurunan pendapatan hingga 70 persen.

"Bahkan, beberapa trayek sampai terhenti karena enggak ada penumpang. Kami ini seperti mati segan hidup tak mau," ujar Dida saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/4/2021).

Berencana kirim surat ke Ridwan Kamil

Sebelumnya, dalam diskusi Larangan Mudik bersama Forum Diskusi Wartawan Bandung (FDWB), Kamis (8/4/2021), Dida mengaku tidak akan menyerah dengan kebijakan tersebut.

Ia akan mengirim surat ke Gubernur Jabar Ridwan Kamil agar angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP) mendapatkan kelonggaran saat mudik nanti.

"Minimal ada kelonggaran pulang kampung," tutur dia.

Begitu pun dengan antarkota antarprovinsi (AKAP), pihaknya akan mengirim surat ke pusat.

"Kami ingin (kebijakan) larangan mudik ini ditinjau ulang," ucap dia.

Atta Halilintar boleh hajatan, masa mudik dilarang?

Hal itu didasarkan dari apa yang terjadi saat ini. Berbagai kerumunan sudah dibuka. Mulai dari mall hingga hajatan Atta Halilintar yang diperbolehkan pemerintah.

"Namun, mengapa mudik yang menjadi hajat hidup orang banyak dilarang. Padahal, mudik merupakan tradisi dan falsafah hidup orang Indonesia," ucap dia.

Mudik juga membuat roda perekonomian di daerah bergerak.


Orang akan tetap mudik walau dilarang...

Sementara itu, Wakil Ketua Sub Divisi Kebijakan Ekonomi Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Jabar Yayan Satyakti mengatakan, dari hasil riset, larangan mudik tak akan berpengaruh ke mobilitas masyarakat.

"Jadi, saya membuat estimasi larangan mudik tak akan berpengaruh ke mobilitas Jabar. Orang tetap mudik walaupun dilarang," tutur dia.

Dari hasil penelitian, sambung Yayan, koefisien penurunan mobilitasnya hanya 13,6 persen dibanding sebelum Idul Fitri. Sedangkan warga sisanya memilih mudik.

"Pemerintah melarang biar enggak ngabring teuing (berkerumun)," pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/09/071121778/ada-larangan-mudik-6-17-mei-pengusaha-angkutan-kami-seperti-mati-segan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke