Salin Artikel

Rumah Sakit di Kabupaten Blitar Kewalahan Hadapi Tingginya Kasus Kematian Covid-19

Berdasarkan laporan Satgas Covid-19 Kabupaten Blitar pada Rabu (7/4/2021), tingkat kematian pasien Covid-19 di Kabupaten Blitar 9,72 persen atau 480 kematian dari total 4.936 kasus.

Direktur Utama RSUD Ngudi Waluyo Blitar Endah Woro Utami mengatakan, mayoritas pasien dibawa ke rumah sakit rujukan kasus Covid-19 di Kabupaten Blitar sudah dalam kondisi berat atau buruk.

"Rumah sakit rujukan seperti Ngudi Waluyo ini 80 persen pasien Covid-19 yang dirujuk ke sini sudah kondisi berat, 20 persen kondisi sedang," ujarnya sat dihubungi, Kamis (8/4/2021).

Pasien dengan kondisi berat butuh penanganan serius.

"Kalau kondisi berat parunya rusaknya sudah sangat luas, sembuhnya susah. Atau dia (pasien) bisa sembuh dengan perawatan lama," ujarnya.

Rata-rata, pasien dengan kondisi berat itu butuh perawatan di intensive care unit (ICU) selama sebulan.

"Perawatan lama ini bisa sembuh, tetapi setelah sembuh pun parunya sudah rusak," kata Woro.

Woro mengatakan, angka kematian akibat Covid-19 di RSUD Ngudi Waluyo sejak awal pandemi sangat tinggi, yaitu sekitar 26 persen.

Hal itu, lanjutnya, disebabkan dominannya pasien dengan kondisi berat yang dirujuk ke RSUD Ngudi Waluyo.

RSUD Ngudi Waluyo di Kecamatan Wlingi adalah rumah sakit rujukan utama Covid-19 di wilayah Kabupaten Blitar.

Rumah sakit rujukan lainnya adalah RSU Medika Utama di Kecamatan Kanigoro dan RSUD Mardhi Waluyo di Kota Blitar.

Sistem rujukan harus diperbaiki

Woro menyebut kondisi itu terjadi karena sistem rujukan pasien Covid-19, khususnya di wilayah Kabupaten Blitar, bermasalah.

Masalah di sistem rujukan itu membuat pasien Covid-19 baru dirujuk ke rumah sakit rujukan setelah kondisinya memburuk.


Woro menambahkan, rumah sakit rujukan memang bertugas menangani pasien Covid-19 dengan kondisi sedang hingga berat. Namun, jumlah pasien dengan kondisi berat yang dirujuk ke rumah sakit haru ditekan lagi.

Menurutnya, rumah sakit di wilayah Blitar Raya harus memperbaiki sistem rujukan tersebut.

"Kapan pasien harus segera dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19. Bagaimana koordinasi, komunikasi antar RS, dan juga kebersamaan antardokter yang merawat (pasien) Covid-19 itu harus sama-sama saling bantu," ujarnya.

Woro mengatakan, rumah sakit di Kabupaten Blitar baru saja mencapai kesepakatan untuk melakukan audit bersama atas setiap kematian pasien Covid-19 di Kabupaten Blitar.

Hal lain yang terkait, ujar Woro, kurangnya peralatan medis dalam penanganan pasien Covid-19.

Ia mencontohkan, RSUD Ngudi Waluyo sebagai rumah sakit rujukan utama Covid-19 di Kabupaten Blitar masih mengalami kekurangan peralatan terapi oksigen jenis HFNC (high flow nasal cannula) meskipun jumlah ventilator yang dimiliki memadai.

Menurutnya, jika saturasi oksigen dalam darah pasien pada tingkat 90 persen atau 80 persen maka oksigenasi bisa menggunakan HFNC.

Namun, lanjutnya, jika kadar oksigen dalam darah pasien sudah berada di bawah 60 persen maka harus diterapi dengan ventilator.

"Dengan tempat tidur pasien Covid-19 kita sebanyak 80 seharusnya kita memiliki 40 HFNC, tapi kita baru punya 10," ujarnya.


Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Blitar Eko Wahyudi mengatakan, tingginya tingkat kematian akibat Covid-19 di Kabupaten Blitar disebabkan banyak faktor.

"Masih kuat persepsi di masyarakat yang membuat mereka takut ke rumah sakit, takut 'dicovidkan'," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (8/4/2021).

Hal itu, lanjutnya, membuat deteksi dini atas kasus Covid-19 menjadi tidak efektif. Kasus konfirmasi positif Covid-19 ditemukan ketika pasien sudah mengalami gejala yang lebih berat.

"Tapi prinsip kami sampaikan, ada masalah dari layanan dan juga ada masalah dari luar itu. Masyarakat juga berkontribusi," ujarnya.

Angka kematian di Kabupaten Blitar menempati urutan ketujuh di Jawa Timur. Selain itu, kasus kumulatif Kabupaten Blitar menempati urutan ketujuh dari 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur.

Angka itu berdasarkan pembaruan data pada akhir pekan lalu.

Berdasarkan laporan Satgas Covid-19 Jawa Timur, Minggu (4/4/2021), angka kematian di Jatim sebanyak 7,12 persen atau 10.014 kasus dari total 140.552 kasus positif Covid-19.

Hingga Rabu (7/4/2021), jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Blitar telah mencapai 4.936, dengan tingkat kesembuhan 87,43 persen atau 4.316 kesembuhan, dan kasus aktif sebanyak 140.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/08/182224178/rumah-sakit-di-kabupaten-blitar-kewalahan-hadapi-tingginya-kasus-kematian

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke