Salin Artikel

"Selama Hidup, Ini Badai Paling Dahsyat, Atap Rumah Saya Terbang Sejauh 40 Meter"

Trauma itu membekas karena atap rumah ibu dua anak itu terbang diterpa angin kencang.

"Selama hidup, ini badai paling dahsyat, atap rumah saya terbang sejauh 40 meter dari rumah saya," ujar Ani kepada Kompas.com, Rabu (7/4/2021).

Rumah Ani berada di Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurutnya, kawasan tempat tinggalnya selama ini menjadi jalur puting beliung. Namun, selama angin kencang menerjang, tak ada rumah yang rusak.

Baru kali ini, ia merasakan badai sangat kencang dengan durasi lama, hampir sembilan jam.

"Puncaknya itu pada pukul 02.00 Wita dini hari. Itu atap rumah saya langsung terangkat," ungkap Ani.

Saat kejadian, Ani dan dua anaknya sedang tertidur. Saat atap rumahnya jatuh, Ani membawa kedua anaknya berlindung di kamar mandi yang terpisah dari rumah.

Di sana, Ani dan anaknya bertahan hingga pukul 07.00 Wita.

Setelah badai, dia pun mengungsi di rumah keluarga yang rumahnya tidak terdampak angin kencang.


Hingga saat ini, Ani belum memperbaiki rumahnya karena tak memiliki biaya. Bantuan dari pemerintah pun belum diterima Ani.

Hal senada juga disampaikan warga lainnya Jefry Amabi. Jefry sedang tidur bersama istri dan anaknya saat angin kencang menghantam rumahnya.

Mereka terbangun karena angin begitu kencang. Sekitar pukul 03.00 Wita, atap rumah bagian kiri dan teras rumah Jefry roboh. Tembok rumah bagian depan juga ambruk.

Jefry masih bersyukur tak ada korban jiwa saat peristiwa itu. Saat kejadian, Jefry bersama istri dan anaknya tidur di kamar belakang.

Setelah angin mulai mereda, mereka mengungsi ke rumah mertuanya di Naikoten, Kecamatan Kota Raja.

"Rumah saya hancur jadi tidak bisa ditempati," kata dia.

Jefry mengaku, ada puluhan rumah di wilayahnya yang rusak diterjang badai. Jefry berharap pemerintah bisa segera membantu memperbaiki rumahnya dan juga warga lainnya.

1.264 rumah rusak berat

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang Jemmi Didoek mengatakan, badai siklon tropis Seroja yang menerjang Kota Kupang menyebabkan 1.264 rumah warga rusak berat.

Akibat badai, seorang warga Kota Kupang tewas dan tujuh orang mengalami luka.


Menurut Jemmi, hingga saat ini terdapat 803 orang warga Kota Kupang yang sedang mengungsi di beberapa tempat yang aman.

"Ratusan warga yang sedang mengungsi itu tersebar di 10 titik," kata dia.

Untuk kerugian materiel yang ditimbulkan akibat rusaknya rumah warga ditaksir mencapai Rp 47 miliar.

Pihaknya masih fokus membuka akses jalan protokol, termasuk menangani para pengungsi.

"Mulai besok dari dinas terkait lainnya akan segera membangun dapur umum bagi para pengungsi," kata Jemmi.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/07/181526278/selama-hidup-ini-badai-paling-dahsyat-atap-rumah-saya-terbang-sejauh-40

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke