Salin Artikel

Cerita di Balik Pembakaran Tempat Mengaji di Garut, Warga Emosi karena Guru Ngaji Cabuli Muridnya

Peristiwa tersebut terjadi setelah warga mengetahui RS (42) oknum pengajar mengaji mencabuli muridnya sendiri.

Kasus pencabulan tersebut terungkap setelah salah satu orangtua murid mendatangi balai desa untuk melaporkan guru ngaji yang telah mencabuli anaknya.

Kepala Dusun Ciomas Tatang Supriatna mengatakan orangtua korban pencabulan curiga dengan perubahan sikap anaknya. Salah satunya adalah korban malas berangkat mengaji.

Perubahan terjadi setelah sang anak diajak ziarah oleh RS guru ngajinya beberapa waktu lalu.

Setelah itu korban meminta kepada orangtuanya agar ia dinikahkan dengan guru ngajinya. Hal tersebut membuat orangtuanya terkejut.

Korban kemudian mengaku jika RS membawanya ke sebuah wisma di kawasan Garut Kota saat berziarah.

Di wisma tersebut, korban dirayu hingga akhirnya disetubuhi oleh guru ngajinya.

Massa mendengar kabar tersebut dan mencari keberadaan RS di rumahnya. Karena yang bersangkutan tak ada di lokasi, massa yang marah membakar tempat mengaji yang digunakan RS untuk mengajar.

Tatang mengatakan pembakaran bukan hanya dilakukan oleh warga di dusun tersebut.

Namun aksi massa dilakukan warga satu desa yang marah karena lingkungan mereka dicemari oleh aksi bejat guru ngaji tersebut.

Selain itu Tatang menyebut kemarahan warga adalah bentuk akumalasi karena dugaan pencabulan sudah pernah di dengar oleh warga.

Saat itu ada murid yang mengaku diraba-raba oleh guru mengajinya. Namun warga tak semarah seperti saat ini hingga membakar tempat mengaji.

Menurut Tatang, RS adalah pendatang. Ia lalu mendirikan tempat mengaji tanpa ada pemberitahuan kepada tokoh masyarakat atau pengurus linkungan.

Ada sekitar 20 anak yang mengaji di tempat RS dan 19 di antaranya adalah perempuan.

Empat kali menikah

Kasus tersebut kemudian ditangani oleh pihak kepolisian.

Menurut Humas Polres Garut, Ipda Muslih Hidaya, pelaku RS (42) pernah empat kali menikah. Ia kemudian tinggal di Cilawu bersama anak dan istrinya.

"Masih dari Garut juga, tapi memang pendatang di kampung tersebut dan membuka tempat ngaji," jelas Muslih Hidayat, Rabu (7/04/2021) pagi saat dihubungi lewat telepon genggamnya..

Ia mengatakan saat ini kepolisian sedang mencari keberadaan RS untuk diminta keterangan. Sedangkan korban, murid ngajinya sudah diperiksa dan divisum.

"Laporan dari orangtua korban baru kita terima kemarin, korban sudah diperiksa dan divisum," katanya.

Terkait status RS, pihak kepolisian baru akan menentukan setelah melakukan pemeriksaan.

Muslih mengaku, penyidik dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Garut, sudah mengantongi informasi-informasi tentang RS yang saat ini masih dalam pencarian.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ari Maulana Karang | Editor : Abba Gabrillin, Aprillia Ika)

https://regional.kompas.com/read/2021/04/07/123000578/cerita-di-balik-pembakaran-tempat-mengaji-di-garut-warga-emosi-karena-guru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke