Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Kronologi Uang Rp 51 Juta Milik Nasabah Bank Raib| "Adikku, Ingin Lihat Adikku"

Pihak bank pun melakukan investigasi dan akan bertanggung jawab jika terbukti kasus yang menimpa nasabah adalah kejahatan skimming.

Sedangkan di Klaten, Jawa Tengah, seorang remaja tiba-tiba dipulangkan dalam kondisi tewas setelah mengikuti latihan silat.

Pemakaman diwarnai tangis pilu keluarga hingga sang kakak yang memanggil-manggil adiknya.

Berikut lima berita populer nusantara yang menjadi fokus perhatian pembaca Kompas.com:

Uang di rekening tabungan Nur sebesar Rp 51.400.000 tiba-tiba menghilang.

Ia merasa kebingungan lantaran tidak pernah melakukan penarikan uang sejumlah itu.

“Padahal, posisi ATM dan handphone (m-Banking) sedang saya pegang. Tapi, ada penarikan di tempat lain,” ujar dia.

Tak hanya Nur, ada beberapa nasabah lain yang juga mengalami hal yang sama.

Menanggapi hal tersebut, pihak bank akan melakukan investigasi dan bertanggung jawab mengganti uang nasabah jika memang mereka menjadi korban kejahatan skimming.

Keluarga pun terkejut dengan kedatangan jenazah MRS. Sebab, sebelumnya mereka tak mendapatka kabar apa-apa.

Jasad MRS kemudian dimakamkan di Makam Kulon Klege, Desa Srebegan, Ceper, Klaten.

Pemakaman diwarnai isak tangis keluarga dan kepiluan sang kakak.

"Adikku, ingin lihat adikku," ujar kakak almarhum, Ika Nesti.

Selama ini Ika hanya tinggal berdua dengan adiknya. Sang ibu meninggal dunia dan ayahnya merantau untuk bekerja di Kalimantan.

Ika tak menyangka adiknya pulang tak bernyawa.

Kini, Polres Klaten tengah menyelidiki kasus ini.

Iptu LT sempat mengeluhkan meriang pascapenyuntikan.

Tak hanya Iptu LT, rupanya gejala meriang tersebut juga dialami oleh 20 anggota polisi yang lainnya yang juga menjalani penyuntikan vaksin massal.

"Ada 20-an anggota kami yang alami meriang setelah vaksinasi massal itu, salah satunya Iptu LT, jadi ada banyak bukan Iptu LT sendiri," kata Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol Muhamad Roem Ohoirat.

Dia mengatakan gejala itu adalah normal dan masuk dalam kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI).

20 anggota yang sempat mengalami meriang itu kini kondisinya baik-baik saja dan bertugas seperti biasanya.

Pemiliknya ialah ibu dua anak yang bernama Sri Wahyuni atau Yuni Sule.

Usaha soto ini dijalani Yuni usai jualan sari kedelainya terpukul oleh pandemi Covid-19.

Dia pun mencoba menjual soto dengan harga terjangkau dan bisa dinikmati seluruh kalangan.

"Akhirnya saya pusing. Saya iseng-iseng pengin jualan soto sewu sak abane. Jadi mau pesan berapa aja insya Allah kita siap membikinkan," ungkap Yuni.

Tak hanya itu, Yuni pun menggratiskan sotonya pada pembeli setiap hari Jumat.

Aksi itu disebut sebagai penolakan terhadap omnibus law Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Ida meminta para buruh menahan diri.

"Saya belum dengar (rencana demo buruh). Saya kira ini kan pandemi belum selesai, saya kira semua harus mengurangi kumpul massa dalam jumlah besar dan tetap mengikuti prokes," ujar Ida usai membuka acara Munas II FKSPN di Hotel Grasia Semarang, Senin (5/4/2021).

Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, demo yang akan diikuti buruh ini tak hanya dilakukan di DKI Jakarta, tetapi tersebar di 20 provinsi dan lebih dari 150 kabupaten/kota.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Firman Taufiqurrahman, Rahmat Rahman Patty, Labib Zamani, Riska Farasonalia | Editor : Aprillia Ika, Pythag Kurniati, Dheri Agriesta, David Oliver Purba, Robertus Belarminus, Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2021/04/07/063000478/-populer-nusantara-kronologi-uang-rp-51-juta-milik-nasabah-bank-raib-adikku

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke