Salin Artikel

Maluku Kembali Ekspor Pala Setelah Terhenti 21 Tahun karena Konflik 1999, Dikirim ke China

Eskpor perdana tersebut dilakukan di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon pada Selasa (30/3/2021).

Total ada 28 ton biji pala yang dikemas di satu kontainer berkapasitas 400 feet yang akan dikirim ke China.

Terhenti sejak konflik Ambon 1999

Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Kasrul Selang mengatakan setelah konflik 1999, Kepulauan Maluku tidak pernah ekspor pala.

Menurutnya selama ini ekspor biji pala ke luar negeri di lakukan di luar Ambon, salah satunya dari Surabaya.

"Tapi ini usaha kerja tim ekspor dan niat baik Pak Riki dan Pak Petra (eksportir) akhirnya ekspor dari Maluku. Selama ini Pak Petra bekerja bawa ke Surabaya. Tapi dengan bantuan dari tim ekspor, kita sudah canangkan bahwa kita akan ekspor dari Ambon, Maluku," ungkapnya di lokasi, Selasa.

Menurutnya 28 ton biji pala asal Maluku itu bernilai 215 juta dola Amerika Serikat.

Ia mengatakan bea Cukai sangat mendukung kegiatan ekspor di Maluku karena akan berdampak langsung terhadap perekonomian Maluku.

"Prinsipnya Bea Cukai memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat untuk memastikan kegiatan ekspor tidak terhambat," ujarnya.

Sementara itu eksportir pala, Ricky Wong dari PT Subuh Anugerah Indonesia (SAI) memastikan pihaknya akan terus mendukung upaya ekspor komoditi pala langsung dari Ambon agar berjalan lancar.

Menurutnya dalam pengurusan dokumen persyaratan tidak ada kendala dan sangat mudah karena dibantu Tim Percepatan Ekspor Maluku.

"Ke depannya kami akan selalu mendukung program ekspor ini. Kami juga menargetkan dalam setiap bulannya, ada ekspor pala langsung dari Ambon," katanya.

Ia menambahkan dengan diekspor langsung dari Ambon maka daerah juga akan mendapatkan keuntungan.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Rahmat Rahman Patty | Editor : Dheri Agriesta)

https://regional.kompas.com/read/2021/04/03/061600178/maluku-kembali-ekspor-pala-setelah-terhenti-21-tahun-karena-konflik-1999

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke