Salin Artikel

Sejarah dan Ragam Motif Batik Jawa Barat, dari Cirebonan hingga Iron Man

Dalam Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian, naskah kuno berisi pandangan dan tata cara hidup masyarakat Sunda, warga Priangan diperkirakan sudah mengenal ragam hias batik sejak abad ke-12.

Pemahaman akan batik ini tidak lepas dari peran kerajaaan yang ada di tatar Pasundan. Terutama sekitar tahun 1422 Masehi hingga masa penyebaran agama Islam.

Lalu kapan budaya membatik orang Sunda tumbuh?

Menurut cerita masyarakat setempat, budaya membatik orang Sunda dibawa masyarakat Jawa Tengah era kerajaan Mataram saat menuju Batavia ketika Perang Diponegoro meletus sekitar tahun 1825.

Setelah itu, masyarakat Jabar mulai akrab dengan pembuatan batik. Di saat yang hampir bersamaan, kondisi batik di Jabar mengalami pasang surut mengikuti kondisi sosial dan politik Indonesia.

Sebut saja saat zaman penjajahan Jepang. Batik di Jabar mengalami surut dan kembali bangkit setelah Indonesia merdeka.

Begitupun saat munculnya batik printing, aturan pemerintah mengenakan batik, hingga ditetapkannya batik sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) atau Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO tahun 2009, batik di Jabar tidak lepas dari pasang surut.

Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) mencatat, pada 2008, kerajinan batik Jabar hanya terdapat di 8 kabupaten/kota.

Lambat laun, jumlah itu meluas. Hingga tahun 2013, sebanyak 27 kabupaten/kota di Jabar menghasilkan batik.

Dalam Jurnal Kajian Peraturan Gubernur Jabar tentang Penggunaan Batik Tradisional dan Upaya Pencapaian Indikasi Geografis karya Saftiyaningsih disebutkan tiga kawasan penghasil batik.

Di pesisir utara Jawa Barat terdapat Batik Cirebon yang terkenal dengan teknik merawit, Indramayu terkenal dengan teknik complongan, Subang, Kerawang, dan Bekasi.

Adapun yang terletak di tengah-tengah Jawa Barat terdapat Batik Kuningan, Sumedang, Bandung, Cimahi, Purwakarta. D

Di pesisir selatan terdapat Batik Banjar, Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, dan Sukabumi.

Ragam motif

Ragam hias dan corak batik tradisional di Jabar berbeda-beda dan variatif. Ide dasarnya diolah dari hasil eksplorasi budaya lokal.

Seperti peninggalan artefak budaya. Contohnya, rumah adat, bangunan kuno bersejarah, kesenian daerah, hasil pertanian, benda bersejarah, dan tempat-tempat wisata.

Berikut beberapa motif batik di Jabar:

1. Cirebonan

Batik Cirebon memiliki karakter yang cerah dan abstrak. Motif yang terkenalnya adalah Mega Mendung yang menggambarkan awan.

Salah satu perajin batik Ciebon, Edy mengatakan, Cirebon kaya akan motif batik. Seperti topeng cirebonan yang terinspirasi dari kesenian topeng yang sudah ada ratusan silam di Cirebon.

Lalu ada motif pincuk, tanaman ikonik di Cirebon. Motif kereta kencana yang bernama Paksi Ngaliman atau kereta pusaka Keraton Kasunanan Cirebon.

Batik Cirebon juga memiliki motif lereng sendiri, berbeda dari lereng di daerah lain. Cirebon punya lereng patran dan lereng arjuna.

Ada juga motif yang diciptakan dari tradisi pernikahan di Cirebon, yaitu motif ngantenan. Nama motif berasal dari kata penganten, dengan pelafalan ngantenan yang berarti dipakai saat acara pernikahan, baik oleh pengantinnya ataupun yang hadir.

"Motif-motif batik ini mewakili budaya yang berkembang di Cirebon," tutur Edy.

Menurut Edy, batik Cirebon dibawa orang Tionghoa yang akhirnya berdomisili di Cirebon. Mereka membatik melihat dari kebudayaan masyarakat yang sudah berkembang sejak dahulu.

Motif-motif asli yang dibawa Tionghoa ke Cirebon berupa angkin, sukacina, dan lainnya yang kebanyakan melukiskan bunga.

2. Batik Indramayu/Batik Dermayon

Dikutip dari situs BatikTulis, salah satu ciri khas Batik Indramayu yaitu ragam flora dan fauna yang direpresentasikan secara datar dengan banyak lengkungan dan gari-garis lancip (riritan).

Menggunakan warna dasar putih dengan kombinasi gelap dengan banyak titik-titik (cecek) yang simetris dengan teknik cocolan jarum, serta bentuk isen-isen (sawut) yang relatif pendek dan kaku.

3. Batik Kuningan

Batik Kuningan lebih dikenal dengan nama batik Paseban Kuningan. Yakni sebuah masyarakat adat di Cigugur Kuningan.

Ada beragam motif yang dimiliki. Seperti batik kuda “Si Windu” dan batik ikan dewa yang terinspirasi dari ikan khas Cigugur-Kuningan.

Batik Paseban Kuningan juga banyak terinspirasi dari ukir dan relief pada Gedung Paseban. Ciri khasnya, motif relatif besar dan tanpa isen-isen dengan warna latar gelap seperti biru tua, hitam, dan merah hati.

4. Priangan

Priangan merujuk pada sejumlah daerah di Jabar. Yakni Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis.

Ciri menonjol dari batik Garut adalah warna latar kuning muda, seperti warga gading atau gumading. Warna ini memengaruhi ciri khas batik di daerah lainnya di Priangan. 

Dalam buku Batik Tatar Sunda yang dikutip Kompas, disebutkan beberapa motif yang terkenal di Priangan:

- Motif Galuh Pakuan dari Ciamis yang menonjolkan simbol Kerajaan Galuh berupa gagang keris raja Galuh.

- Motif Pisan Bali dari Ciamis yang melambangkan harapan, doa, dan keselamatan.

- Motif Merak Ngibing dari Tasikmalaya yang menggambarkan sepasang merak berhadap-hadapan dengan ekor terkembang.

- Motif Carang Ayakan dari Tasikmalaya. Motif ini disebut juga kalangkang ayakan atau bayangan alat pengayak. Bentuknya seperti motif garis vertikal dan horizontal (kotak-kotak), seperti bentuk ayakan. Biasanya diselingi motif tambahan lain, seperti bunga untuk memperindah dan memperkaya motif tersebut.

- Motif Rereng Dokter Seling Kembang dari Garut. Penamaan rereng dokter dikarenakan motif batik tersebut merupakan pesanan seorang dokter.

- Motif Limar dari Garut. Limar artinya tenunan sutra. Motif ini menggambarkan ketekunan dan kesabaran orang yang bekerja akan membuahkan hasil memuaskan, seperti halnya menenun kain sutra. Tak hanya di Garut, motif ini pun dibuat di Ciamis.

- Motif Cupat Manggu dari Tasikmalaya. Motif ini diambil dari bentuk bagian bawah buah manggis yang menunjukkan jumlah isi buah. Di kalangan anak-anak, isi buah manggis sering dijadikan tebak-tebakan setelah cupatnya dipotong. Motif ini juga umum ditemui di Garut dan Ciamis.

5. Batik Bandung

Pegiat sekaligus batik di Jabar, Komarudin Kudiya membuat motif batik Bandung yang unik. Ia membuat motif khas Bandung yang terinspirasi dari Jembatan Pasupati, angklung, dan bunga patrakomala (Caesalpinia pulcherrima). 

6. Batik Iron Man

Sejak 2017, Gubernur Jabar Ridwan Kamil gemar membuat motif batik. Dua desain di antaranya Garuda Kujang Kencana dan Iron Man atau Telor Ceplok.

Dalam desain Iron Man, terdapat delapan gambar kujang dibuat seperti semburat sinar matahari. Di tengahnya lingkaran kujang terdapat dua lingkaran bertumpuk warna putih dan orange.

Sedangkan desain Garuda Kencana mengusung tema diagonal, mandala, wibawa, religius, sundawi dan nasionalis.

Dalam desain ini, terdapat gambar burung garuda yang melambangkan Pancasila tengah menggenggam dua buah kujang. Gambar burung tersebut bersanding dengan empat buah kujang, sebagai ciri khas Sunda yang terikat dalam sebuah lingkaran.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/26/082108178/sejarah-dan-ragam-motif-batik-jawa-barat-dari-cirebonan-hingga-iron-man

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke