Salin Artikel

Cerita Lumba-lumba Mati di Tumpukan Sampah, Diduga Terbawa Badai Saat Cari Makan

"Bangkai lumba-lumba rupanya tidak tertanam, dan masih dibiarkan begitu saja. Karena warga takut mengambil tindakan," kata Kepala Desa Muara Upu Husnul Amir Harahap, Selasa (23/3/2021).

Husnul mengatakan, sejak ditemukan pada Jumat (19/3/2021), sudah empat hari bangkai lumba-lumba dibiarkan begitu saja.

"Makanya kita koordinasikan dengan BKSDA di Sipirok, dan mereka merespons lalu bangkai lumba-lumba ditanam," ujar Husnul.

Kepala Seksi Wilayah V BBKSDA Sumatera Utara Refdi Azmi menyampaikan, pihaknya mendapat informasi ada penemuan bangkai satu ekor lumba-lumba di Pantai Desa Muara Upu.

Setelah berkoordinasi, pihaknya langsung menuju lokasi untuk melakukan pengecekan.

"Diperkirakan pada Jumat 19 Maret 2021 ada terjadi badai dan gelombang pasang besar. Dan itu yang menjadi penyebab satu ekor lumba-lumba sampai terdampar di pantai," ujar Refdi.

Refdi mengatakan, saat ditemukan, bangkai lumba-lumba masih berada di pinggir pantai dan tertumpuk bersama sampah.

"Panjang bangkai lumba-lumba yang ditemukan 120 centimeter dan berat 30 kilogram," ucap Refdi.

Kemudian disaksikan kepala desa setempat, bangkai lumba-lumba tersebut dikubur di sekitar pantai, tidak jauh dari tempat ditemukan.

"Untuk luka tidak ada, tapi kulit terkelupas karena sudah membusuk dan dimakan binatang lain," kata Refdi.

Sebelumnya, satu individu lumba-lumba ditemukan warga dalam kondisi mati dan terdampar di Pantai Desa Muara Upu, Kecamatan Muara Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Jumat (19/3/2021) siang.

Kepala Desa Muara Upu Husnul Amir Harahap mengatakan, saat ditemukan kondisi ikan yang masuk golongan mamalia ini sudah dalam keadaan mati di pinggir pantai.

Husnul menduga, kematian lumba-lumba tersebut akibat hendak memakan ikan-ikan kecil dan berada terlalu dekat dengan pinggir pantai. Sehingga, terbawa arus ombak ke pinggir pantai dan tidak bisa kembali ke tengah.

"Perkiraan saya karena terbawa ombak hingga ke pinggir pantai, dan tidak bisa kembali lagi. Biasanya lumba-lumba ini hendak memakan ikan-ikan kecil dan mengejarnya," ujar Husnul lewat pesan singkatnya kepada kompas.com, Minggu (21/3/2021).

Penampakan ribuan lumba-lumba

Husnul menceritakan, sebelum lumba-lumba yang mati itu ditemukan, Jumat (19/3/2021) pukul 11.00 WIB, ia sempat menyaksikan ribuan lumba-lumba berada di dekat pantai. Sebagia di tengah dan sisanya di pinggir laut.

Husnul mengatakan, pemandangan tersebut sangat langka dan jarang terjadi. Hampir semua pandangan di sekitar pantai dipenuhi dengan lumba-lumba.

"Kalau penampakan lumba-lumba sebanyak yang kemarin itu sangat jarang terjadi. Jumlahnya mungkin ribuan, karena banyak sekali kelihatan di pinggir sampai ke tengah," kata Husnul.

Husnul menjelaskan, dia dan masyarakat lainnya sering menyaksikan lumba-lumba ketika sedang mencari ikan di laut.

"Kalau sebanyak kemarin, baru kali ini. Dan, biasanya sering jumpa di tengah laut, jarang sampai ke pinggir laut," ungkap Husnul.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/24/074957778/cerita-lumba-lumba-mati-di-tumpukan-sampah-diduga-terbawa-badai-saat-cari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke