Salin Artikel

Ayahnya Pilih Moeldoko, Anak Dukung AHY: Sempat Debat Sedikit Enggak Apa-apalah

KOMPAS.com - Dualisme yang sedang terjadi di Partai Demokrat membuat ayah dan anak di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, ini saling lempar argumen.

"Memang sempat ada debat-debat sedikit enggak apa-apalah, tapi kan saya tahu sendiri," kata Yusuf Abdurrohman.

Yusuf yang merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blora Fraksi Partai Demokrat, mendukung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum.

Sedangkan ayahnya, Bambang Susilo, berada di kubu Moeldoko.

Dulunya, Bambang adalah Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Demokrat Blora.

Namun, ia dipecat lantaran mendukung Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara, yang menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum.

Yusuf mengaku sempat membujuk ayahnya untuk tidak mengikuti KLB yang diadakan 5 Maret 2021 lalu.

"Ya pernah (membujuk), karena memang Pak Bambang pribadi punya keyakinan sendiri, saya pikir itu hak masing-masing ya. Jadi Pak Bambang punya hak sendiri dan saya punya hak sendiri, jadi ya sudah jalan masing-masing terkait dengan politik," ungkapnya, Minggu (14/3/2021), saat ditemui di acara konsolidasi DPC Partai Demokrat Blora.

Dirinya bahkan sejak awal telah berdiskusi panjang dengan sang ayah mengenai dualisme yang terjadi di Partai Demokrat.

"Saya terus terang dari awal dulu kaitannya sebelum munculnya KLB, saya sudah berdiskusi panjang karena bapak meyakini hal ini berbeda. Kalau saya memang meyakini bahwa saya berada di kubunya AHY," ucapnya.

Dia menilai sepak terjang AHY memimpin Partai Demokrat sudah cukup baik.

"Nyatanya surveinya naik gitu dua kali lipat. Kalau mau nyari yang sempurna ya enggak ada, pasti ada plus minusnya. Tapi kalau sampai hari ini ya bagus-bagus saja, nyatanya di media seperti itu dan buktinya juga ada," tutur Yusuf.


 

Menurut Bambang Susilo, dirinya berseberangan dengan kepemimpinan AHY karena putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu dinilai tidak dapat melaksanakan amanah kepemimpinan secara konsekuen dan bertanggungjawab.

Salah satu yang ia kritisi adalah tidak terjaganya etika kesantunan antara kader milenial dengan seniornya.

"Bahwa kritik dan dukungan saya terkait KLB itu sebagai upaya DPP untuk memperbaiki diri dan meluruskan cita-cita luhur Partai Demokrat. Jadi sesuai petuah SBY, jadikan kritik sebagai obat, walaupun pahit tapi menyembuhkan," paparnya, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 26 Februari 2021.

Bambang mengatakan di dalam tubuh Partai Demokrat juga terjadi sumbatan kinerja berorganisasi yang melibatkan Majelis Tinggi Partai dan Ketua Umum.

Ia berpandangan Majelis Tinggi Partai yang dijabat SBY seharusnya mengoreksi kinerja ketua umum. Namun, hal tersebut tak berjalan karena adanya hubungan biologis.

"Sehingga politik dinasti di Partai Demokrat harus dievaluasi dengan mengevaluasi posisi AHY sebagai Ketua Umum. Saya sependapat AHY sebagai aset partai, tetapi kalau me-manage-nya tidak benar dan tidak tepat, maka akan jadi aset mangkrak yang membebani partai," tandasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Blora, Aria Rusta Yuli Pradana | Editor: Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2021/03/15/111933078/ayahnya-pilih-moeldoko-anak-dukung-ahy-sempat-debat-sedikit-enggak-apa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke