Salin Artikel

Ketika Kelenteng Tertua di Karawang Terendam Banjir

Lilin nampak berserakan. Kue keranjang yang disimpan di kelenteng tertua di Karawang itu pun turut terendam banjir luapan Sungai Citarum. Kue keranjang itu biasanya digoreng saat Cap Go Meh.

Kelenteng ini terletak di Dusun Benteng, Kelurahan Tanjungmekar, Kabupaten Karawang, Tak jauh dari Sungai Citarum.

Astri yang juga pengurus persembahyangan atau locu di kelenteng itu menyebut banjir mulai merendam kelenteng pada Sabtu (20/2/2021). Ketinggian air lebih dari satu meter.

"Di sini ada empat bangunan, yakni vihara, altar depan, altar belakang, dan dapur. Semuanya kebanjiran," ujar dia.

Banjir surut sejak Senin (22/2/2021) sekitar pukul 15.30 WIB. Lumpur tebal pun melapisi lantai kelenteng.

"Ini sudah termasuk bersih," ujar Astri.

Astri pun berharap pada Cap Go Meh yang jatuh pada 26 Februari 2021 banjir tak kembali datang. Lantaran tengah pandemi Covid-19, Cap Go Meh tak dirayakan seperti biasanya.

"Sembahyang. Perayaan lainnya sementara tidak ada (selenggarakan)," ujarnya.

Kelenteng Sian Djin Kupoh konon telah berusia ribuan tahun. Bahkan, kampung di sekitarnya, Dusun Benteng, dikenal sebagai kampung Tionghoa. Sebab mayoritas penduduknya merupakan keturunan Tionghoa.

Dusun Benteng disebut sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Dusun tersebut didirikan oleh warga asal Tiongkok Selatan yang dipimpin seorang perempuan, Sian Djin Ku Poh.

Sian Djin Ku Poh berlayar dari Tiongkok Selatan sekitar tahun 1700 bersama sejumlah warga Tiongkok lainnya dari marga Khow, Law, dan Chung. Sebelum sampai di Karawang, rombongan itu sempat singgah di Bagan Siapi-api.

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan mengarungi Laut Jawa, lalu menyusuri Sungai Citarum, hingga tiba di Tanjungpura.

Rombongan itu kemudian mendirikan permukiman yang saat ini dikenal dengan julukan Kampung Benteng. Dusun ini disebut Kampung Benteng kerena dulunya ada benteng untuk melawan penjajahan Belanda.

https://regional.kompas.com/read/2021/02/23/22092761/ketika-kelenteng-tertua-di-karawang-terendam-banjir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke