Salin Artikel

Fakta Lengkap Kasus Pariyem, ART di Probolinggo yang Diduga Dianiaya Majikan dan Kelaparan

KOMPAS.com - Pariyem (44) mengaku sering dianiaya oleh majikannya selama bekerja menjadi asisten rumah tangga (ART) di sebuah di Kelurahan Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, jawa Timur.

“Dulu saya sering dapat perlakukan kasar. Dulu sering dipukul, tiap hari dipukul. Dipukul pakai sandal, kadang pakai sepatu. Dipukul seadanya sudah (pakai alat yang ada waktu itu). Bagian kepala yang sering dipukul,” kata Pariyem saat ditemui di rumah anak tirinya di Mayangan, Rabu (17/2/2021).

Perlakuan kasar itu, menurut Pariyem, sering dilakukan majikan perempuan ketika tak puas dengan pekerjaannya.

Ditemukan warga sedang mengais makanan di tong sampah

Selain itu, Pariyem juga mengaku sering kelaparan. Dirinya bahkan terpaksa lompat dari lantai dua dan mengais sisa makanan di tong sampah yang ada di dekat rumah.

“Saya terpaksa (melompat ke luar), takut enggak dikasih makan keesokan harinya. Sengaja tidak lewat pintu, karena pintu dikunci. Ada anaknya yang jaga. Saya tak berani keluar. Saya keluar karena lapar. Kalau tidak minta, saya tidak dikasih makan. Sering tidak dikasih makan. Saya memang tidak mau minta makan sudah,” kata Pariyem.

Soal gaji

Sementara itu, Pariyem mengaku sudah bekerja di rumah U selama 8 tahun.

Sayangnya, kata Pariyem, dirinya tak pernah menerima gaji hasil jerih payahnya bekerja.

Saat itu majikannya uang gajinya ditabung. Namun, setelah kasusnya viral di media sosial, majikannya memberikan gaji tersebut.

“Kemarin dikasih (gaji), sekitar Rp 12 jutaan. Saya baru tahu, bilangnya digaji Rp 300.000 per bulan. Baru tahu (digaji Rp 300.000/bulan). Memang enggak ada perjanjian dulu (waktu awal kerja),” imbuh Pariyem.


Penjelasan majikan

Sementara itu, U membantah sejumlah cerita pernyataan. Menurut U, Pariyem baru bekerja selama empat tahun di rumahnya, bukan delapan tahun, tepatnya sejak 2017.

Lalu, soal besaran gaji, U mengatakan, Pariyem tak mematok jumlah gaji yang diberikan atas pekerjaannya. Saat itu Pariyem hanya ingin anaknya sekolah.

Selama bekerja di rumahnya, U dan istrinya menyekolahkan anak Pariyem.
"Dia sendiri yang meminta gaji Rp 300.000 per bulan. Dia bilang terserah saya mau digaji berapa, yang penting anaknya bisa sekolah," jelas U.

U mengatakan, dirinya menyetujui gaji sebesar Rp 300.000 per bulan itu.
"Pekerjaannya hanya cuci dan setrika, serta bersih-bersih. Pekerjaan lainnya istri saya yang kerjakan," kata U.

Dugaan kekerasan

Terkait tudingan tindakan kekerasan terhadap Pariyem, U membantahnya. Ia dan istrinya memperlakukan Pariyem dan anaknya dengan baik.

"Kalau ditegur dan dimarahi, itu biasa. Baju disetrika sampai gosong, masak kita enggak marahi? Ngepel sampai basah dan sampai terpeleset, apa gak dimarahi? Apa dasarnya dia bilang begitu (melakukan kekerasan)? Karena sudah laporan, kami akan menjalani proses hukumnya,” kata U.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah warga mendatangi Pariyem dan mendesaknya untuk membawa kasus itu ke ranah hukum.

Sementara itu, menurut U, masalah dirinya dengan Pariyem sudah selesai dengan cara kekeluargaan.

“Pihak warga menggebu-gebu membawa Pariyem ke kantor polisi (Mapolres), untuk melapor. Mau akhirnya dia diajak ke sana. Laporan ke polisi itu bukan kemauan Pariyem. Kemarin kami sudah clear, dan menyelesaikannya secara kekeluargaan,” kata U.

Penjelasan polisi

Sementaar itu, pada Rabu (17/2/2021) Plh Kapolsek Mayangan AKP Suharsono mengatakan, kasus tersebut sejatinya telah dimediasi.

Kedua belah pihak sudah berdamai dan U juga telah membayar gaji Pariyem yang sebelumnya belum dibayarkan sekitar Rp 12 juta lebih.

“Kedua belah pihak sepakat, sudah tak ada masalah. Semuanya selesai saat mediasi itu. Ada hitam di atas putih,” kata Suharsono.

(Penulis: Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol | Editor: Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2021/02/19/06050001/fakta-lengkap-kasus-pariyem-art-di-probolinggo-yang-diduga-dianiaya-majikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke