Salin Artikel

Kasus Kematian Meningkat Tajam dan Sulitnya Melacak Kasus Covid-19 di Gunungkidul

Sejak itu kasus terkonfirmasi terus meningkat hingga Januari 2021, penerapan pengetatan secara terbatas kegiatan masyarakat (PTKM) belum mampu menekan angka kasus persebaran Covid-19.

Sukino warga Kalurahan Bedoyo, Kapanewon Ponjong, menjadi orang pertama yang terkonfirmasi positif di Gunungkidul.

Saat itu dia dirawat di RSUD Wonosari dari 25 Maret 2020 sampai 4 April 2020.

Kepulangannya dilakukan upacara pelepasan oleh Pemkab Gunungkidul di RSUD Wonosari.

Setelah itu beberapa kasus menyusul, dan kepulangan tetap disambut antusias warga. Namun seiring berjalannya waktu, penambahan pasien kasus terkonfirmasi terus terjadi.

Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, sejak Maret hingga Desember 2020 angka kasus terkonfirmasi positif ada 866 kasus, dan di dalamnya ada kasus meninggal sebanyak 27 kasus.

Pada Januari 2021 terjadi peningkatan cukup signifikan. Pada 1 sampai 3 Januari kasus terkonfirmasi masih di bawah 7 kasus, langsung melonjak ke 24 kasus pada 4 Januari 2021, lalu meningkat tajam sebanyak 55 kasus pada 7 Januari 2021.

Total penambahan kasus terkonfirmasi positif pada Januari 2021 mencapai 621 kasus, dan untuk penambahan kasus meninggal dunia 35 kasus.

Penambahan kasus terkonfirmasi positif diakui oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawaty.

Namun demikian, dia menyebut jika kasus terkonfirmasi positif selama bulan Januari penambahannya masih fluktuatif.

"Iya (penambahan kasus pada Januari), tetapi kalau menurut saya sekarang sudah mulai turun dibandingkan akhir Desember dan awal Januari lalu," kata Dewi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon Rabu (3/2/2021).


Dewi menyebut dirinya tidak bisa mengetahui dari mana banyaknya penambahan pasien Covid-19.

Seiring banyaknya kasus, akan semakin banyak penularan yang terjadi, dan menyulitkan dalam pelacakan.

Hampir 80 persen kasus terkonfirmasi tanpa gejala. Sisanya gejala ringan, dan hanya sebagian kecil yang bergejala berat.

Dari jumlah pasien terkonfirmasi hingga Rabu (3/2/2021) total ada 1.553 kasus, dan masih dalam perawatan 279 kasus, hanya 70 kasus yang diisolasi di sejumlah RS rujukan.

Sisanya mereka melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Hal inilah yang menyebabkan ketersediaan tempat tidur isolasi di Gunungkidul hingga kini 60 tempat tidur yang baru dipakai, dari jumlah total 90 tempat tidur isolasi.

Disinggung mengenai peningkatan angka kematian yang cukup signifikan pada bulan Januari 2021, Dewi mengakui hal itu.

"Kalau yang meninggal meh (hampir) setiap hari ada (bulan Januari 2021), dibandingkan sebelumnya (tahun 2020) memang saya akui meningkat," kata Dewi.

Dia menjelaskan, Covid-19 reaksinya berbeda-beda setiap individu yang terpapar. Tak memandang usia, karena hampir semua memiliki penyakit penyerta.

Merujuk data Dinkes Gunungkidul, usia paling rendah 10 bulan, hingga paling tua di atas 85 tahun, sebagian besar ditulis masih dalam pelacakan petugas puskesmas.

Namun dalam wawancara pada 19 Januari 2021, Dewi mengakui kekurangan tempat tidur kritikal.

Saat ini baru ada tiga tempat tidur di RSUD Saptosari, dan dua di RSUD Wonosari. Saat ini proses penambahan lima tempat tidur kritikal.

Pihaknya tidak bisa berbuat banyak terkait penambahan kasus terkonfirmasi, dan mengembalikan kepada masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan.

Dinkes fokus menyiapkan sarana prasarana untuk perawatan pasien.


Kepala Bidang penegakan Perda Satpol PP Gunungkidul Sugito mengakui disiplin masyarakat terutama jaga jarak sulit dilakukan di pasar tradisional.

Pihaknya cukup kesulitan untuk mengajak warga menjaga jarak di pasar tradisional.

Selain itu sejumlah komunitas yang berkumpul di warung atau restoran seringkali mengabaikan jaga jarak.

Sejak Januari lalu saat PTKM dilakukan, pihaknya sudah menindak 173 tempat usaha karena mengabaikan protokol kesehatan, dan tetap nekat dalam hal jam buka.

Sebagian diberikan teguran lisan, sebagian lainnya teguran tertulis. Namun demikian secara umum masyarakat sudah ikut protokol kesehatan seperti penggunaan masker.

"Untuk pasar untuk penggunaan masker, kadang sudah membawa tetapi ada yang tidak memakainya. Tapi tinggal sedikit karena sosialisasi dan masker sudah menjadi kebutuhan," kata dia.

Diakuinya ada beberapa masyarakat yang tidak percaya adanya kasus Covid-19. Bahkan mengatakan jika tidak menggunakan masker tidak tertular.

"Yang paling sulit dicegah itu kerumunan masyarakat dan jaga jarak," kata Sugito.

"Memang berat mengatasi kerumunan, kalau ke pasar sebagian besar membawa masker tetapi ya itu tadi ada saja yang tidak menggunakan secara benar," ucap Sugito.

Pihaknya juga memberikan teguran kepada masyarakat yang menggelar hajatan, tak hanya satgas kabupaten.

Satgas Kapanewon pun melakukan hal serupa untuk mencegah kerumunan.

https://regional.kompas.com/read/2021/02/06/07380011/kasus-kematian-meningkat-tajam-dan-sulitnya-melacak-kasus-covid-19-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke