Salin Artikel

Kisah-kisah Suami Istri Meninggal Bersama karena Covid-19, Hanya Terpaut Beberapa Jam dan Pengurus Jenazah Tertular

Sejumlah kasus Covid-19 di Indonesia dengan korban pasangan suami istri menyisakan kisah tersendiri.

Seperti di Tanjungpinang, suami istri yang meninggal karena Covid dianggap sebagai pasangan sehidup semati.

Sementara di Kabupaten Cilacap, meninggalnya pasangan suami istri berbuntut terpaparnya warga lain yang sempat memandikan salah satu jenazah.

Berikut 5 kisah pasangan suami istri meninggal terpapar Covid-19 di Indonesia.

Suami yang bernama Ahadi adalah seorang Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Pemerintah Kota Tanjungpinang.

Sementara istrinya, Retnowati ialah Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Tanjungpinang.

Ahadi meninggal dunia pada Jumat (29/1/2021) pukul 15.01 WIB. Sedangkan sang istri Retnowati meninggal empat hari setelahnya.

Belum diketahui dari mana sumbernya hingga pasangan tersebut terinfeksi Covid-19.

Berdasarkan kesaksian Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkot Tanjungpinang, Evi Arianti, Ahadi dan Retnowati adalah pasangan cinta sejati karena selalu memberi contoh keharmonisan.

"Kalau biasanya itu mereka selalu bersama. Dalam berumah tangga, mereka itu patut dicontoh ya," kata Evi, seperti dikutip dari Tribun Batam.

Evi juga menyebut mereka dengan pasangan cinta sehidup semati.

Ia pun mengajak masyarakat, khususnya di Tanjungpinang untuk mendoakan almarhum Ahadi dan Retnowati.

"Semoga arwah mereka diterima di sisi Allah dan mendapat tempat yang paling mulia. Mari kita sama-sama mendoakan," kata Evi.

Suami yang mengeluhkan sesak napas, meninggal dunia pada Jumat (19/6/2020). Sedangkan istrinya meninggal dunia, Sabtu (20/6/2020) malam.

Namun tak jelas dari mana sumber penularan virus hingga menyerang keduanya.

Sebab kedua orang itu tak banyak beraktivitas di luar rumah.

Sang suami hanya berkegiatan di rumah, masjid dan warung.

"Suaminya jarang ke luar, paling ke masjid, warung dan kelihatan sesekali berjemur di dekat rumahnya," kata Yusmansyah Manan.

Sedangkan istrinya yang biasanya berjualan di kantin sekolah, selama pandemi hanya di rumah karena siswa belajar dari rumah.

Sehari setelah meninggal, anak dari pasangan tersebut yang sudah berusia 40 tahun juga dinyatakan positif Covid-19.

Dia harus diisolasi di rumah bersama anaknya yang berusia 11 tahun.

Kedua orang tua mereka menjadi korban keganasan Covid-19.

Sang ayah meninggal terlebih dahulu pada Kamis (2/7/2020).

Kemudian 10 hari berselang, ibu mereka menyusul meninggal dunia.

“Tadi malam ibu ini meninggal dan langsung dimakamkan dengan protokol Covid-19. Ibu ini merupakan istri dari pasien no 46 yang meninggal lebih dahulu karena terpapar corona,” ujar Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/7/2020).

Anak perempuan mereka juga dinyatakan positif Covid-19 dengan kondisi bergejala dan dirawat di rumah sakit.

Sedangkan anak laki-laki mereka saat itu masih menunggu hasil PCR.

Karena hasil tes belum keluar, warga sempat membuka peti dan memandikan jenazahnya.

Namun ternyata almarhum dinyatakan terpapar Covid-19 usai hasil swab keluar pada Sabtu (19/9/2020).

Dalam tracing, istri almarhum dan seorang warga yang sempat memandikan jenazah juga dinyatakan positif Covid-19.

Akhirnya istri almarhum menyusul meninggal dunia.

"Ada tambahan dua orang positif, istri almarhum yang sudah meninggal dan satu orang yang membantu memandikan jenazah," tutur Kepala Dinas Kesehatan Cilacap, Pramesti, Selasa (29/9/2020).

Keduanya meninggal hanya berselang beberapa jam saja.

Sang suami, dokter Sarjono meninggal pada Rabu (2/12/2020) dini hari.

Sedangkan istrinya, Martini meninggal pada sore harinya di hari yang sama.

"Kemungkinan besar Martini tertular suaminya yang lebih awal sakit dan meninggal," ungkap Ketua Satgas penanganan pasien Covid-19 RSUD Smart Pamekasan Syaiful Hidayat.

Sebetulnya kondisi Martini semakin baik saat dirawat di rumah sakit.

Namun setelah sang suami meninggal, kondisinya menurun hingga meninggal.

Dia juga sempat menggunakan ventilator untuk bernapas.

Kasus-kasus tersebut menjadi bukti bahwa Covid-19 masih berdampak besar terhadap kesehatan manusia.

"Pandemi belum berakhir. Ini buktinya, ada pasangan suami-istri meninggal bergiliran," kata Syaiful saat dikonfirmasi.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Muhlis Al Alawi, Firmansyah, Taufiqurrahman, Fadlan Muhtar Zain |Editor : David Oliver Purba, Khairina, Robertus Belarminus, Rachmawati, Pythag Kurniati, Aprillia Ika, Dheri Agriesta)

https://regional.kompas.com/read/2021/02/06/06060091/kisah-kisah-suami-istri-meninggal-bersama-karena-covid-19-hanya-terpaut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke