Salin Artikel

Banjir Gunungkidul, Bengawan Solo Purba Terisi Air

Akibatnya tanah hilang disapu air, dan sekitar 10 hektar lahan pertanian rusak.

Panewu Anom Girisubo Arif Yahya mengatakan, hujan deras pada Sabtu malam menyebabkan peningkatan debit air di sejumlah wilayah di Kapanewon Girisubo.

Peningkatan debit air itu bermuara di sekitar Bengawan Solo purba yang saat ini dimanfaatkan warga untuk lahan pertanian.

Biasanya meski hujan deras peningkatan debit air tidak sampai menggenangi kawasan itu, tapi kemungkinan karena tingginya curah hujan menyebabkan banjir genangan.

Menurut dia, air yang berada di sisi utara mengalir ke selatan membawa material termasuk tanah, dan menghantam jembatan penghubung Kalurahan Songbanyu-Sadeng dan Girisubo ambruk.

Sebagian warga Kalurahan Songbanyu yang akan ke Kota Kapanewon Girisubo atau ke Wonosari dan Sadeng, harus memutar belasan kilometer.

Untuk alternatif pertama harus melalui Pracimantoro, Jawa Tengah, sekitar 20 kilometer, atau melalui pegunungan tetapi jalannya cukup terjal sepanjang 15 kilometer.

"Ada lahan pertanian yang hilang tanahnya tersapu air ke selatan," kata Arif Saat dihubungi melalui sambungan telepon Senin (1/2/2021).


Selain membawa tanah, sejumlah lahan pertanian yang tanamannya siap panen pun rusak parah.

Tanaman padi dan Jagung rusak, hingga hilang tersapu air.

"Total lahan pertanian yang rusak sekitar 10 hektar, sebagian besar berada di alur Bengawan Solo Purba," kata Arif.

Perlu diketahui, Sungai Bengawan Solo saat ini berhulu di Wonogiri dan bermuara di Gresik Surabaya.

Jarang masyarakat yang mengetahui jika pada masa purba jutaan tahun lalu, bengawan solo purba bermuara ke Pantai Selatan Gunungkidul, yakni Pantai Sadeng, Kapanewon Girisubo, Gunungkidul.

Perubahan aliran sungai ini karena adanya pengangkatan tektonik.

"Hingga kini genangan air di alur Bengawan Solo Purba masih ada," ucap dia.

Sementara untuk lokasi lain air sudah mulai surut. Untuk fasilitas Umum yang hingga kini masih tergenang seperti di PAUD Padukuhan Gabugan.

Terkait jembatan rusak akibat tersapu air, Pihak Kapanewon sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul untuk membenahi.

"Pagi tadi bersama Koramil Girisubo juga melakukan bersih-bersih di SD Gabugan yang kemarin tergenang," kata Arif.


Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki mengatakan, untuk kerugian warga akibat banjir genangan sekitar Rp 20 juta, di luar kerusakan jembatan dan fasilitas lainnya.

Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PUPR) terkait perbaikan jembatan. Sebab, jalan tersebut merupakan jalan kabupaten.

Kepala Seksi Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PUPR) Kabupaten Gunungkidul Wadiyana mengatakan, pihaknya hari ini meninjau lokasi jembatan ambrol.

Untuk mengetahui kondisinya, nanti hasil monitoring akan dibawa ke rapat kabupaten terkait penanganan pascabencana.

"Jika nanti Bupati menetapkan darurat bencana, untuk pembangunan kembali bisa menggunakan BTT (Belanja Tidak Terduga)," ucap Wadiyana.

Selain jembatan, laporan yang masuk ke pihaknya kerusakan juga terjadi pada sejumlah talud di Kapanewon Girisubo.

https://regional.kompas.com/read/2021/02/01/12140091/banjir-gunungkidul-bengawan-solo-purba-terisi-air

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke