Salin Artikel

Disebut Makan Gaji Buta, Adik Tiri Sultan HB X Buka Suara

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dua adik tiri Sri Sultan Hamengkubuwono X yakni GBPH Yudhaningrat dan GBPH Prabukusumo dicopot dari jabatan struktural di Keraton Yogyakarta.

Pencopotan dilatarbelakangi karena kedua adiknya sudah tidak aktif dalam kegiatan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan dinilai makan gaji buta.

Untuk itu, GBPH Yudhaningrat atau akrab disapa Gusti Yudha, membantah bahwa dirinya telah makan gaji buta selama 5 tahun menjabat sebagai Penghageng di Kawedanan Hageng Punakawan Parwa Budaya.

Ia mengaku, setelah munculnya Sabda Raja, dirinya dan sang kakak Gusti Prabu memang sudah tidak aktif lagi di lingkup Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

"Semenjak keluarnya Sabda Raja kami sudah tidak ngeladeni (melayani) lagi," katanya, ditemui di Dalem Yudonegaran, Kota Yogyakarta, Senin (25/1/2021).

Gusti Yudha mengatakan, selama lima tahun, dirinya tidak menandatangani slip gaji dari Keraton.

Menurut dia, gaji sebagai Penghageng di Kawedanan Hageng Punakawan Purwa Budaya sebesar Rp 75 ribu.

Saat masih aktif di keraton, sebagai Manggalayudha yaitu panglima Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dirinya mendapatkan gaji sebesar Rp 8 ribu.

Menurut Gusti Yudha, tudingan bahwa dirinya makan gaji buta dari APBN atau Dana Istimewa (Danais) menurutnya tidak sesuai dengan kenyataan.

Pendapatan dari APBN atau Danais adalah tambahan pendapatan sebagai pangeran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. 

"Itu (gaji) dari Keraton, bukan APBN. Yang APBN ini kan tambahan pendapatan sebagai pangeran, sebagai anak raja, terus sampai buyut, itu setelah cucu," katanya.

Ia menjelaskan, nominalnya pun berbeda-beda tergantung status dalam garis keturunannya.

Gusti Yudha mengatakan, besaran honor yang diterima saat awal-awal Danais diberikan ke DIY sebesar Rp 1,2 juta perbulan.

Kini, setelah Danais mencapai Rp 1,3 triliun, dia mendapatkan tambahan honor Rp 3,1 juta.

"Jadi pangeran yang berada di Jakarta yang tidak nggubris masalah Keraton juga sama diberi honor," kata dia.

Ia mengungkapkan tambahan honor yang diterima selama ini dia alokasikan untuk membeli pakan kuda.

Tambahan honor digunakan untuk pakan kuda karena di Keraton tidak memiliki kuda sehingga Gusti Yudha berinisiatif membeli kuda untuk acara-acara budaya yang diselenggarakan oleh Keraton.

"Lucu kan Keraton tidak punya kuda, kalau untuk grebeg. Yang bisa mewakili Sultan di samping keris, orang, itu kuda atau pusaka-pusaka yang bisa dianggap mewakili Sultan," jelas dia.

Terkait pencopotan jabatannya di Keraton ia mengaku telah ikhlas menerima Dawuh Dalem. Gusti Yudha tidak mau memperpanjang masalah ini hingga berlarut-larut.

"Kita juga sama saudara-saudara mohon maaf, karena sudah tidak lagi menjabat. Kami kalau ada sesuatunya yang tidak berkenan kami berdua (dan Gusti Prabu) ini menjalankan tugas kami meminta maaf. Kita tidak mungkin memberontak, kita serahkan saja kepada Allah SWT," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/01/25/21383331/disebut-makan-gaji-buta-adik-tiri-sultan-hb-x-buka-suara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke