Salin Artikel

Gempa di Majene, 2 Kecamatan Terisolir, Ada Korban yang Masih Terjebak di Bawah Reruntuhan

Sementara itu, proses evakuasi korban yang diyakini masih berada di bawah reruntuhan di Mamuju masih terus dilakukan.

Wartawan Edyatma di Majene melaporkan kepada BBC News Indonesia, "sebagian besar rumah penduduk roboh di dua kecamatan tersebut".

Mayoritas warga, terutama yang tinggal di daerah pesisir, menurutnya, sudah mengungsi sejak Jumat (15/1/2021) ke pegunungan.

"Sejak kemarin hujan deras, sehingga banyak masalah yang sekarang dihadapi pengungsi yang ada di gunung. Mereka kekurangan tenda, selimu, dan lain-lain. Banyak yang sakit tidak mendapat perawatan, karena puskesmas di Kecamatan Ulumanda khususnya yang ada di gunung itu roboh, tidak ada aktivitas. Jadi warga tidak tertangani tim medis," kata Edyatma.

Bantuan berupa makanan untuk korban gempa sudah berdatangan, akan tetapi "belum merata sampai ke pelosok".

Selain itu, jalan antara Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene terputus akibat tertutup longsoran batu.

"Makanya bantuan itu tidak ada yang sampai ke Majene, semua terfokus ke Mamuju," kata Edyatma yang menyebut jaringan seluler sulit dijangkau di sebagian lokasi pengungsian di Majene.

"Iya terputus, untuk akses Mamuju ke Majene terputus. Jadi kami fokus di kota Mamuju karena di sini diperkirakan beberapa titik belum dievakuasi," katanya kepada BBC News Indonesia.

Proses evakuasi di Mamuju berlangsung di empat titik. Diyakini masih ada korban yang tertimbun reruntuhan akibat gempa pada Jumat (15/1/2021).

Proses pencarian berlangsung di Perumahan DPRD Provinsi Sulbar, Hotel Maleo dan Hotel Matos (Maleo Town Square), dan Rumah Sakit Mitra Makarra.

"Tapi informasi terbaru Mitra Manakarra itu sudah clear. Sudah tidak ada korban jiwa. Sudah selesai," kata Arianto.

Kemudian, lokasi evakuasi lainnya di swalayan Family Mart. "Itu masih ada empat orang yang tertimbun di swalayan tersebut," tambah Arianto.

Sejauh ini, tim Basarnas belum bisa memastikan jumlah korban yang masih tertimbun puing bangunan.

"Di titik-titik itu diyakini ada. Tapi jumlahnya yang kita tidak pastikan," kata Arianto.

Secara keseluruhan, pejabat setempat melaporkan 45 orang meninggal dunia akibat gempat. Sebanyak 36 orang terdata di Mamuju dan sembilan lainnya di Majene.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa susulan berkekuatan magnitudo 5,0 terjadi di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Sabtu (16/1/2021) pukul 06:32 WIB. Gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Berdasarkan kondisi terkini, Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan 189 orang di Kabupaten Mamuju mengalami luka berat dan dirawat pascagempa M6,2 yang terjadi pada Jumat (15/1/2021), pukul 01.28 WIB atau 02.28 waktu setempat.

Sedangkan di Kabupaten Majene, sekitar 637 orang mengalami luka ringan dan mendapatkan penanganan rawat jalan serta kurang lebih 15.000 orang mengungsi di 10 titik pengungsian.

Saat ini pasien yang dirawat di rumah sakit terdampak juga telah dievakuasi sementara ke RS Lapangan.

"BPBD Kabupaten Majene menginformasikan belum ada laporan terkait dampak gempa yang berpusat di darat 20 km Timur Laut Majene dan berkedalaman 10 km ini," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan.

Ribuan warga mengungsi setelah gempa dengan magnitudo 6,2 mengguncang dengan puluhan kali gempa susulan yang dikhawatirkan dapat memicu terjadinya tsunami.

Gempa merusak setidaknya lebih dari 300 rumah dan dua hotel serta meratakan rumah sakit dan kantor gubernur setempat.

Aktivitas seismik menyebabkan tiga longsor, memadamkan listrik dan merusak jembatan penting termasuk yang menghubungkan dengan kota Makassar.

Sejauh ini Kabupaten Majene masih dilakukan proses perbaikan arus listrik sehingga seluruh wilayah masih dalam keadaan padam.

"Sedangkan sebagian wilayah di Kabupaten Mamuju sudah dapat dialiri listrik dan sebagian lainnya masih mengalami gangguan," kata Raditya Jati.

Warga Mamuju, Muhammad Ansari Iriyanto, 31, mengatakan warga panik dan mengungsi ke bukit-bukit di seputar.

"Mamuju sekarang sepi, dan semua orang mengungsi ke gunung. Banyak gedung hancur dan orang takut tsunami," katanya kepada kantor berita Reuters.

Warga lain, Syahir Muhammad mengatakan, "Sekarang hujan dan kami perlu bantuan."

Sementara Sukri Efendy, warga berusia 26 tahun, mengatakan, "Kami baru saja merasakan gempa susulan,"

Sampai Jumat siang, jaringan listrik dilaporkan ''masih padam dan komunikasi selular tidak stabil pada dua kabupaten tersebut''.

Korban meninggal ini dikhawatirkan akan terus bertambah, karena beberapa laporan menyebutkan kemungkinan ada korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan gedung yang roboh.

Kantor berita AFP melaporkan, tim SAR di Mamuju sedang berupaya menolong beberapa "pasien dan staf rumah sakit yang terjebak di bawah reruntuhan rumah sakit yang roboh."

"Kami sekarang berusaha menjangkau mereka," kata Arianto, salah-seorang regu penolong, tanpa menyebutkan angka pasti orang-orang yang terjebak.

Sebuah bangunan mini market juga dilaporkan roboh. Jaringan listrik di wilayah itu juga dilaporkan mengalami pemadaman.

Sementara di Kabupaten Majene, gempa itu menyebabkan longsor pada tiga titik di sepanjang jalan poros Majene-Mamuju, yang menyebabkan akses jalan terputus.

Di wilayah ini dilaporkan pula setidaknya 300 unit rumah rusak, dan jaringan listrik mengalami pemadaman.

Adapun jumlah orang yang mengungsi telah mencapai setidaknya 15.000 jiwa, yang tersebar di sejumlah desa.

Mereka mengungsi tersebar di sejumlah tempat, antara lain Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, serta Desa Deking.

Lainnya, mereka mengungsi di sejumlah lokasi di Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua di Kecamatan Ulumanda dan Kecamatan Malunda dan Kecamatan Sendana.

Dia mengatakan gempa yang terjadi di sekitar wilayah Majene termasuk gempa dangkal dengan pusat kedalaman 10 kilometer dari permukaan.

Sejak Kamis (14/1/2021) hingga Jumat (15/1/2021), BMKG sudah mencatat 28 kali gempa susulan.

"Masih ada potensi gempa susulan berikutnya yang masih kuat. Bisa mencapai kekuatan seperti yang tadi terjadi [magnitudo] 6,2 atau sedikit lebih tinggi lagi. Itu karena kondisi batuan sudah digoncang dua kali [magnitude terkuat 5,9 dan 6,2], bahkan 28 kali, sudah rapuh.

"Pusat gempa ada di pantai memungkinkan terjadinya longsor bawah laut sehingga masih atau dapat pula berpotensi terjadi tsunami apabila ada gempa susulan berikutnya dengan pusat gempa masih di pantai atau di pinggir laut," kata Dwikorita pada konferensi pers Jumat (15/1/2021).

Dwikorita meminta warga untuk tak hanya menghindari gedung-gedung, tapi ia juga area pantai untuk segera menyingkir dari area itu jika merasa gempa.

"Tidak perlu menunggu peringatan dini tsunami karena tsunaminya bisa sangat cepat," ujar Dwikorita.

BMKG menganalisis gempa itu dikarenakan sesar naik Mamuju (Mamuju thrust) dan merupakan pengulangan dari dua gempa besar sebelumnya, yakni di tahun 1969 (magnitudo 6,9) dan 1984 (magnitudo 6,7).

Kantor berita Antara melaporkan bahwa bangunan Kantor Gubernur Sulbar berlantai empat nyaris rata dengan tanah.

Gedung Rumah Sakit Mitra Manakarra Mamuju juga roboh. Pasien yang selamat langsung dievakuasi ke lokasi yang dianggap aman.

Mal Mamuju dan bangunan pusat perbelanjaan lainnya juga terlihat rusak di sejumlah bagian. Kemudian data sementara menyebutkan gempa turut merusak sebanyak 62 unit rumah, satu unit Puskesmas dan satu kantor Danramil Malunda.

BPBD Majene menginformasikan longsor di tiga titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju sehingga menyebabkan akses jalan terputus.

Hingga berita ini diterbitkan, petugas masih menyisir lokasi terdampak gempa guna mengevakuasi korban.

Merespons kondisi ini, BPBD setempat melakukan penanganan darurat, seperti penanganan korban luka, evakuasi, pendataan dan pendirian pos pengungsian. Kebutuhan mendesak saat ini berupa sembako, selimut dan tikar, tenda keluarga, pelayanan medis dan terpal.

Hal serupa dirasakan warga Kabupaten Polewali Mandar. BPBD setempat menginformasikan gempa dirasakan warga cukup kuat sekitar 5 hingga 7 detik.

Berdasarkan analisis peta guncangan BMKG yang diukur dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, gempa M6,2 ini memicu kekuatan guncangan IV - V MMI di Majene, III MMI di Palu, Sulawesi Tengah dan II MMI di Makasar, Sulawesi Selatan.

Skala Mercalli tersebut merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa.

https://regional.kompas.com/read/2021/01/16/15450051/gempa-di-majene-2-kecamatan-terisolir-ada-korban-yang-masih-terjebak-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke