Salin Artikel

Ini 6 Kepala Daerah yang Batal Disuntik Vaksin Covid-19, Tensi Tinggi hingga Alasan Usia

Seperti yang dialami Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo. Ia batal menerima vaksin karena ada anggota keluarga serumah yang terkonfirmasi Covid-19.

Hal yang sama juga dialami oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.

Dia batal menjadi orang pertama yang disuntik vaksin di Kota Semarang karena Hendrar pernah terpapar Covid-19 pada November 2020.

Berikut 6 kepala daerah yang batal menerima vaksin Covid-19:

Ia juga hadir membuka pencanangan program vaksinasi Covid-19 di RSUD Syekh Yusuf, Kamis (14/1/2021).

Hanya saja saat menjalani proses screening oleh tenaga vaksinator, dia tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin karena keluarga terdekat terkonfirmasi positif Covid-19.

"Alhamdulillah saya sangat siap untuk ikut vaksin. Namun setelah dilakukan screening atau pemeriksaan kesehatan saya tidak layak karena salah satu keluarga terdekat terkonfirmasi Covid-19 beberapa waktu lalu," kata Adnan di RSUD Syekh Yusuf, Kamis.

Karena ada anggota keluarga yang terkonfirmasi, dia pun telah menjalani pemeriksaan PCR untuk memastikan tidak terpapar Covid-19.

Ia pun berharap, hasil swab yang dilakukannya pada Senin (11/12021) bersama keluarga lainnya bisa cepat keluar dan diketahui hasilnya.

Jika hasilnya dinyatakan sehat, maka Adnan akan mendatangi fasilitas kesehatan atau Puskesmas untuk divaksin.

Sebab, Wali Kota yang akrab disapa Hendi ini memiliki titer antibodi yang cenderung tinggi sehingga kekebalan terhadap Covid-19 terbilang kuat.

Hendi sendiri pernah terpapar Covid-19 pada November 2020 dan sempat menjalani perawatan di RSUP dr Kariadi.

"Kemarin sudah koordinasi dengan dokter yang merawat saat saya menderita Covid-19, lalu dianjurkan untuk tes darah. Tadi malam hasil tes darah saya antibodinya mencapai 1/320"

"Ini sangat jauh di atas angka normal. Artinya secara antibodi imun saya masih sangat kuat," kata Hendi saat konferensi pers pelaksanaan vaksinasi tahap pertama di Puskesmas Pandanaran Semarang, Kamis (14/1/2021).

Vaksinasi Covid-19 pertama di Kota Semarang kemudian diterima oleh Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.

"Sehingga dalam kesempatan yang baik ini supaya lebih tepat sasaran, vaksin saya serahkan kepada Ibu Wakil Wali Kota. Sekaligus sebagai pesan kepada masyarakat bahwa vaksin ini aman," ucapnya.

Bahkan, petugas medis hingga melakukan pemeriksaan ulang sebanyak 3 kali terhadap Syafrudin.

"Sebelum vaksin kan diperiksa dulu keadaan, saya tensi tinggi 144," kata Syafrudin di Gedung Pendopo Kabupaten Tangerang, Kamis (14/1/2021).

Petugas kemudian meminta Syafrudin untuk istirahat dan menunggu beberapa saat.

Namun tiga kali tes, tensi Syafrudin tetap masih tinggi.

Syafrudin menduga penyebabnya adalah karena kelelahan, serta karena baru saja mengonsumsi durian.

"Sepertinya kurang tidur, habis makan durian semalam," kata dia.

Ia mengatakan akan dijadwalkan ulang untuk vaksinasi dalam beberapa hari mendatang.

Pembatalan itu berdasarkan arahan dari dokter yang memeriksa kesehatan Irwan sebelum dilakukan pemberian vaksin.

"Jadi jangan heran, untuk sementara tidak prioritas, kemarin saya masih semangat sampai tengah hari, tapi kemudian diberitahukan saya sebaiknya tidak dulu,” ujar Irwan kepada wartawan, Kamis, saat pencanangan program vaksinasi di Padang, Sumbar.

Menurut Irwan, seharusnya dirinya masuk daftar tahap untuk divaksin hari ini, namun kemarin sudah melalukan cek kesehatan ke dokter.

“Tadi malam saya dapat surat, untuk tahap pertama ini saya belum bisa divaksin,” kata Irwan.

“Dokter memberitahukan saya sebaiknya tidak dulu. Ditunda sementara sampai nanti memungkinkan untuk divaksin,” kata Irwan.

Sebagai ganti Irwan, orang pertama yang mendapat vaksin tersebut adalah Danrem 032 Wirabraja Brigjen TNI Arief Gadjah Mada.

Pasalnya, salah satu anggota keluarga yang tinggal satu rumah dengan Nurdin pernah kontak dengan orang positif Covid-19.

“Skrining pertanyaan kepada Gubernur Sulsel terkait anggota keluarga serumah yang pernah kontak erat atau terindikasi Covid-19."

"Olehnya itu saya sampaikan bahwa Bapak Gubernur Sulsel hari ini tidak melakukan vaksin Covid-19,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Ichsan Mustari, usai acara vaksinasi di Rumah Sakit Dadi Makassar, Kamis (14/1/2021).

Padahal sebelumya Nurdin menyatakan telaha mendaftarkan diri menerima vaksin Covid-19.

“Kita sudah mendaftar semua, kita masih menunggu ijin edar dari Badan POM, karena saat ini sudah masuk uji klinis. Mudah-mudahan ini selesai dan dinyatakan tidak ada masalah, tentu kita siap semua untuk dilakukan vaksin."

"Saya, Kapolda, Pangdam, dan jajaran tenaga kesehatan yang lain akan kita mulai tanggal 13 Januari 2021,” kata Nurdin Abdullah, Sabtu (09/01/2021).

Karena Nurdin dianggap tidak memenuhi syarat, maka wakilnya, Andi Sudirman Sulaiman, yang pertama kali divaksin di Sulsel. Andi Sudirman pun jadi satu-satunya orang divaksin Covid-19 pada hari ini.

Sejumlah pejabat lain yang juga dijadwalkan menerima vaksin hari ini, tidak ada yang memenuhi syarat.

Orang nomor satu di Solo ini usianya sudah di atas 60 tahun. Begitu juga dengan Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo tidak divaksin Covid-19.

Sementara vaksin Covid-19 Sinovac diberikan secara gratis kepada masyarakat usia 18 sampai 59 tahun.

"Saya dan Pak Pur tidak divaksin karena usia. Usia saya sudah di atas 60 tahun. Pak Pur sudah di atas 60 tahun," kata Rudy di Solo, Jawa Tengah, Rabu (13/1/2021).

Pada tahap pertama, Solo menerima vaksin Covid-19 Sinovac dari pemerintah pusat melalui Pemprov Jateng sebanyak 10.609 dosis.

Jumlah vaksin tersebut akan diberikan prioritas pertama adalah tenaga kesehatan dan pendukung tenaga kesehatan.

"Mereka kita utamakan karena langsung berhadapan dengan pasien Covid-19," kata dia.

SUMBER: KOMPAS.comAbdul Haq, Riska Farasonalia, Acep Nazmudin, Perdana Putra, Hendra Cipto, Labib Zamani | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief, Abba Gabrillin, Aprillia Ika, Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2021/01/15/06260031/ini-6-kepala-daerah-yang-batal-disuntik-vaksin-covid-19-tensi-tinggi-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke