Salin Artikel

Regina dan 2 Anaknya Hidup Bertahun-tahun di Gubuk Reyot, Kisahnya Sampai ke Telinga Jokowi

Orang nomor satu di Indonesia itu akhirnya memberikan Regina sebuah rumah layak huni. Sebelumnya, Regina bersama dua anaknya yang lumpuh tinggal di sebuah gubuk reyot selama bertahun-tahun.

Suaminya pergi meninggalkan dia dan kedua anaknya.

Putra sulungnya, Dominggus Japa Loka (17) lumpuh karena terjatuh dari sepeda saat usia 10 tahun. 

Sedangkan anak kedua Regina, Ferdianus Bali Mema (10) juga mengalami kondisi serupa karena gizi buruk.

Regina mengaku hanya mendapatkan bantuan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan bantuan dana jaminan pengaman sosial (JPS) selama masa pandemi Covid-19.

Sedangkan Program Keluarga Harapan (PKH) maupun bantuan sosial lainnya tak pernah didapatkannya.

Untuk bertahan hidup, ia sehari-hari bekerja di kebun dan menenun kain.

"Selama ini kerja di kebun, urus adik (Dominggus) ini, terus tenun, pelihara ayam," ujar Regina, awal Desember 2020.

Regina hanya makan sekali dalam sehari selama bertahun-tahun. Hal itu terjadi karena dirinya tak punya uang untuk memenuhi kebutuhan harian.

Persediaan beras di dapur tak cukup untuk makan tiga kali sehari.

"Sekali saja, (makan) siang. Itu saja, malam (dan pagi) tidak ada lagi. Kalau lauknya daun ubi (singkong)," ujar Regina.

Meninggal

Setelah sakit cukup lama, anak sulung Regina, Dominggus meninggal pada Kamis (10/12/2020).

Regina mengaku terpukul dengan kepergian putra sulungnya. Ia mengaku belum puas memberikan kasih sayang kepada sang buah hati.

"Karena anak saya sudah meninggal begitu. (Saya) selalu ingat sama dia. Saya kepikiran setiap hari. Hidup ini tidak ada harapan lagi," kata Regina saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/12/2020).

Bantuan

Kisah Regina bertahun-tahun mengurus dua anaknya yang lumpuh dan mengalami gizi buruk menjadi perhatian banyak orang.

Bantuan pun mengalir, salah satunya sebuah rumah layak huni yang diberikan Presiden Jokowi. 

Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) Irjen Pol Lotharia Latif juga memberikan bantuan berupa uang tunai Rp 20 juta dan bahan makanan.

Cerita Regina juga mengetuk hati pemerintah setempat. Mereka berkomitmen melakukan pembenahan dan langkah konkret untuk mengatasi persoalan yang dialami Regina dan warga lainnya, khususnya dalam menekan kasus gizi buruk.

Pelaksana Tugas Sekda Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) Bernardus Bulu mengatakan, pemerintah memiliki program Tujuh Jembatan Emas untuk menangani masalah yang dialami Regina.

"Ini menjadi bagian dari program yang akan diperhatikan penuh oleh pemerintah kabupaten. Apalagi, bupati sekarang melalui program Tujuh Jembatan Emas, salah satunya adalah desa sehat," kata Bernardus, kepada Kompas.com, melalui sambungan telepon, Rabu (16/12/2020).

Pemda bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) untuk mengentaskan gizi buruk dan kemiskinan di wilayahnya.

"Nanti kami sinkronkan dulu dengan program kecamatan dan desa. Tetapi, jelas ini akan menjadi perhatian. Karena usulan-usulan seperti ini, itu datangnya dari desa, kecamatan. Dan, kemudian nanti akan dilaksanakan oleh unit-unit atau OPD terkait," ujar Bernardus.

Pemerintah daerah juga akan segera memberikan bantuan konkret bagi Regina.

Donasi

Kompas.com menggalang dana untuk membantu Regina dan anaknya. Sumbangan rezeki Anda akan sangat bermanfaat. Klik di sini untuk donasi. (Kontributor Sumba, Ignasius Sara|Editor: David Oliver Purba, Dheri Agriesta, Pythag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2021/01/08/14194761/regina-dan-2-anaknya-hidup-bertahun-tahun-di-gubuk-reyot-kisahnya-sampai-ke

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke