Salin Artikel

Kisah Keluarga Kristiani Ibadah Natal di Rumah, Sulap Ruang Makan hingga Khotbah Live Streaming

SALATIGA, KOMPAS.com – Perayaan Natal di masa pandemi Covid-19 begitu berbeda. Ibadah Natal pada 24 dan 25 Desember yang biasanya digelar di gereja dan dipenuhi ribuan umat, kini hampir seluruh gereja menyuruh jemaatnya untuk mengikuti ibadah di rumah saja secara live streaming.

Jemaat yang bisa beribadah di gereja jumlahnya amat dibatasi. Itupun dibagi perwakilan per wilayah.

Seperti halnya keluarga Agustina Darawati yang bermukim di Sidorejo Lor, Salatiga, Jawa Tengah. Kali ini mereka terpaksa beribadah di rumah mengikuti anjuran gereja.

Agar suasana terasa seperti di ‘gereja’, anak-anak Agustina menyulap ruang makan keluarga menjadi ruang ibadah. Televisi layar datar diletakkan di atas meja depan. Pohon Natal di sebelah televisi.

Kemudian kursi ruang makan disusun berjarak satu meter dari depan-belakang, kiri-kanan. Juga sofa ruang keluarga.

“Di tempat seperti inilah kami mengikuti ibadah gereja live streaming yang ditampilkan lewat televisi,” kata Agustina setelah ibadah selesai, Jumat (25/12/2020).

Keluarga yang hadir hanya keluarga inti. Anak-anak dan cucu-cucunya. Mereka pakai baju rapi, seragam batik dan berdandan.

Dua anak Agustina kebetulan bermukim di kota yang sama. Sedangkan anak keduanya bersama menantu dan seorang cucunya datang dari Yogyakarta beberapa hari lalu.

Mereka datang menumpang kendaraan pribadi dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.

Di perjalanan tak ada acara singgah. Peralatan kesehatan seperti masker, vitamin, cairan disinfektan, dan hand sanitizer menjadi perbekalan wajib. Begitupun untuk urusan makan dan minum di perjalanan yang dibawa sendiri dari rumah.

Tepat hari Jumat (25/12/2020), pukul 09.00 WIB, ibadah mulai. Mereka mengikuti tahap demi tahap ibadah GPIB Tamansari.

Agustina, suaminya, ketiga anak-menantu, dan tujuh cucunya khidmat duduk di kursi masing-masing. Mereka semua berpakaian rapi, juga pakai masker. Tak ubahnya seperti ibadah di gereja.

Mendendangkan lagu, berdoa, kadang berdiri bersama, kemudian duduk, juga mendengarkan khotbah dengan saksama.

Suasana hening, hanya terdengar suara Pendeta Erika Mataheru – Tataung memimpin ibadah lewat televisi yang tersambung dengan jaringan WiFi. Mereka semua menyimak.

Dalam khotbahnya, Erika mengungkapkan bahwa kini semua berlangsung sederhana, tidak ada acara open house, tak ada perayaan dan tidak boleh kumpul-kumpul, karena harus taat pada protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Sekalipun begitu, umat Kristen tetap bisa merasakan dan berbagi sukacita Natal.

“Bahwa Natal yang diizinkan Tuhan (untuk) kita hadir, kita tertawa, kita tersenyum, dan bahagia bersama keluarga, di tengah pergumulan hidup, Tuhan melawat kehidupan kita bersama,” kata Erika saat live.

Semua berlangsung kurang lebih satu jam. Mereka saling mengucapkan Selamat Natal satu dengan lainnya sebagaimana tradisi di antara mereka. Kali ini, tanpa ada peluk, cium, sungkem, seperti yang biasa dilakukan. Bahkan salaman pun dilakukan ala salam ‘Namaste’.

“Natal kali ini memang berbeda sekali. Tapi mau bagaimana lagi, ya dijalani saja. Apalagi kami ini masuk golongan lansia yang rentan, kalau tidak mengikuti protokol kesehatan dari pemerintah, bisa membahayakan diri sendiri,” kata Agustina.

Agustina berusia 68 tahun dan pengidap Diabetes Melitus. Sedangkan suaminya, Sochinaso (78) memiliki riwayat penyakit jantung dan hipertensi. Mereka harus benar-benar menjaga kesehatan di masa pandemi.

Biasanya mereka rutin kontrol kesehatan ke rumah sakit setiap bulan, kini hal itu tak bisa dilakukan lagi.

Kalaupun ke rumah sakit hanya untuk menebus resep obat rutin yang membutuhkan waktu singkat. Sepekan belakangan, kondisi suaminya sedang tak sehat. Maka, ia sangat membatasi acara pergi ke luar rumah untuk hal-hal tak penting.

Suaminya yang biasa menggelar open house untuk teman dan kerabat saat Hari Natal, kali ini ditiadakan. Acara Natal hanya untuk keluarga sendiri.

Agustina mengaku, sejujurnya ia sedih dengan keadaan ini.

“Rasanya tak semangat, mau bikin kue juga malas. Sudah membayangkan Natal kali ini pasti sepi,” katanya.

Padahal biasanya Agustina yang gemar memasak, selalu berjibaku di dapur memasak segala jenis makanan utama maupun kue-kue kering untuk kerabat atau tamu yang datang. Kini ia mengaku hanya memasak seadanya, rawon, opor ayam, mi goreng, ikan goreng, sambal, dan kue semprit.

Tapi ia bersyukur, ketiga anak-menantu, dan cucunya bisa berkumpul dan dalam keadaan sehat wal afiat.

“Semoga pandemi cepat berlalu. Semoga tahun depan kita semua sehat dan bisa berkumpul lagi ya,” harap Agustina kepada keluarganya.

Natal sederhana ini dilanjutkan tanpa perayaan. Mereka lantas melanjutkan dengan foto keluarga, lalu makan siang bersama. Anak-anak bermain penuh suka cita di sekeliling sudut rumah. Suasananya riuh dan penuh tawa.

“Natal sekalipun di tengah pandemi Covid-19 tapi tetap bisa sukacita karena bersama keluarga,” kata Linda Amelia, salah satu anggota keluarga yang hadir di sana.

https://regional.kompas.com/read/2020/12/26/08041691/kisah-keluarga-kristiani-ibadah-natal-di-rumah-sulap-ruang-makan-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke