Salin Artikel

Berawal Jenguk Saudara, 18 Orang Sekeluarga Positif Covid-19, 2 Meninggal Dunia

Bahkan Ahmad bersama belasan anggota keluarganya juga sempat dinyatakan positif Covid-19 dengan gejala.

Ahmad bersyukur, dirinya bisa melewati cobaan dan melanjutkan hidup.

Namun, dua orang anggota keluarganya meninggal dunia karena virus ini.

Saat itu rumah sakit masih menangani abangnya dengan cara biasa. Belakangan diketahui kerabatnya tersebut terinfeksi corona.

"Kami sekeluarga pun datang menjenguk. Karena enggak tahu kalau abang saya gejala Covid-19. Penanganan rumah sakit seperti biasa," kata Ahmad saat ditemui Kompas.com, Jumat (18/12/2020).

Anggota keluarga pun bebas menjenguk masuk ke dalam bangsal rumah sakit.

Setelah beberapa waktu, kondisi abangnya masih belum juga membaik.

Akhirnya pasien itu dites swab dan hasilnya positif Covid-19.

18 orang tertular

Dari hasil tersebut, petugas melacak siapa saja yang telah berkontak dengan abangnya.

Kakak Ahmad yang menunggui abangnya selama di rumah sakit juga dinyatakan positif Covid-19 dan bahkan meninggal dunia.

"Seminggu setelah itu, kakak saya yang meninggal dunia, positif Covid-19. Karena kakak yang jagain abang saya," kenang pendiri ojek online Riau (Ri-Jek) itu.

Ahmad yang sempat bersalaman dengan abangnya pun dinyatakan positif Covid-19.

Total ada 18 orang anggota kelularga besarnya yang terpapar virus.

"Kami sekeluarga 18 orang yang terpapar Covid-19. Yang kena itu saya, istri, anak dua orang, ibu saya, adik saya dan keluarga besan saya lainnya. Abang dan kakak saya meninggal dunia," ujar dia.

Namun dari empat anaknya, hanya dua anaknya yang terpapar, yaitu yang berusia 11 dan 9 tahun.

"Kalau istri bergejala demam. Saya sama istri dirawat satu ruangan. Kalau anak di ruangan lain," ujar Ahmad.

Selama di rumah sakit, Ahmad mengaku hanya mengikuti anjuran dokter dan berpikir positif.

"Sekarang alhamdulillah sudah pulih dan kembali beraktivitas dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat," kata Ahmad.

Saudara-saudaranya pun sudah bisa pulang dari rumah sakit.

"Sekarang tinggal satu adik saya yang masih dirawat. Kami berdoa semoga segera sembuh," ujar dia.

Merasa terkucil

Sudah sembuh dari corona, Ahmad sekeluarga masih banyak berkegiatan di dalam rumah.

Dia keluar hanya untuk ke masjid atau untuk hal-hal yang penting.

Itu pun dengan tetap menjaga protokol kesehatan seperti mengenakan masker hingga jaga jarak.

Menjadi penyintas Covid-19 membuat dirinya merasa terkucil dari lingkungan.

Sebab tak ada tetangga yang datang ke rumahnya.

Covid-19 itu nyata

Ahmad bersaksi bahwa Covid-19 itu benar-benar ada.

"Bagi masyarakat yang tidak percaya, yakinlah bahwa virus ini nyata," ucap Ahmad.

Ahmad mengajak masyarakat untuk waspada agar tidak ada orang lain yang terpapar seperti dirinya.

"Percaya atau tidak merekalah yang menentukan. Tapi, mengacu pada kami satu keluarga ada 18 orang yang positif corona, kemudian dua jiwa yang tak terselamatkan, apakah mungkin direkayasa. Apa untungnya bagi kami. Saya dan istri dirawat di rumah sakit, anak tidak ada yang merawat di rumah. Saudara-saudara saya juga begitu, anaknya ada yang dititipkan ke tetangga," ungkap Ahmad.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Pekanbaru, Idon Tanjung | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://regional.kompas.com/read/2020/12/20/13030911/berawal-jenguk-saudara-18-orang-sekeluarga-positif-covid-19-2-meninggal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke