Salin Artikel

Kisah Pilu Uun, Suami dan 2 Anaknya Tertimbun di Lubang Tambang Emas, Satu Diketahui Meninggal

Pertambangan emas di kawasan Sungai Seribu, Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah yang diberitakan itu adalah tempat kerja suami dan dua anak Uun.

Uun semakin syok ketika mengetahui seorang anaknya ditemukan meninggal dunia.

"Allahu Akbar," ucap Uun yang langsung pingsan.

Para saudara Uun yang kebetulan bersamanya kemudian membaringkan Uun dan berusaha tetap membuatnya sadar dengan mengusapkan minyak kayu putih.

"Ini ibu dari dua bersaudara yang tertimbun itu yaitu Yuda dan Reza. Suaminya pun sama tertimbun atas nama Mukadir. Saya adiknya atau paman dua bersaudara," kata Obing (53), saat mendampingi Uun.

Namun baru salah satu anaknya yang ditemukan dalam kondisi tewas oleh tim SAR.

Sedangkan suami dan satu anaknya masih belum ditemukan.

Mereka berharap agar keluarganya bisa dipulangkan dan dimakamkan di Tasikmalaya.

Sudah pasrah

Dari tiga keluarganya itu, Yuda lebih dulu berangkat ke lokasi tambang, yaitu sekitar 6 bulan lalu.

Kemudian tiga bulan kemudian disusul anaknya, Reza.

Terakhir adalah suaminya, Mukadir yang berangkat ke Kalimantan.

"Kalau lamanya kerja tambang di Kalimantan sudah 1 tahunan. Cuma, mereka sudah tiga kali balik ke Tasik. Kalau yang kedua kali menambang sebelumnya sukses. Nah, baru mendapatkan kabar malam tadi bahwa anak-anak adik saya dan suaminya tertimbun di lubang sedalam 60 meter dan belum ditemukan," kata Obing.

Keluarga pun sebenarnya sudah pasrah karena memang pekerjaan itu memiliki risiko.

Lubang tambang tertutup longsoran

Dari 12 orang penambang emas, ada 10 yang dilaporkan hilang di kawasan tambang emas Sungai Seribu, Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah pada Rabu (18/11/2020).

Dua orang tersebut selamat karena terlambat turun ke area tambang.

Saat menuju lokasi, dua orang penambang menyadari bahwa lubang tambang tersebut sudah tertutup longsoran tanah karena hujan yang terjadi sejak beberapa hari sebelumnya.

Keduanya langsung mencari pertolongan agar rekan-rekannya bisa segera diselamatkan.

Satu korban lagi ditemukan sekitar pukul 14.00 WIB.

"Semua korban sudah dibawa ke Pangkalan Bun untuk diidentifikasi di Rumah Sakit Sultan Imanuddin," kata Lurah Pangkut Atan, Jumat petang.

Sementara itu terlihat dari lubang tambang, ada lima orang korban lainnya.

Lubang tersebut dalamnya diperkirakan sampai 60 meter.

Koordinator Tim SAR Wilayah Pangkalan Bun M Ridwan masih mencari informasi kondisi di dalam lubang sebelum melakukan evakuasi.

"Kami masih menunggu keterangan dari dua korban selamat, tapi mereka masih ada di Polsek Aruta," kata Ridwan.

Kehabisan oksigen

Dokter ahli forensik RSSI Pangkalan Bun, Eryanto menyatakan ketiga korban meninggal karena tidak bisa bernapas.

Mereka kemudian lemas hingga akhirnya meninggal dunia.

"Ada tiga yang sudah saya identifikasi, penyebab mati lemas (asfiksia), karena terhalangnya udara masuk ke saluran pernapasan akibat tertimbun tanah longsor," kata Eryanto, kepada Kompas.com, melalui pesan singkat.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Dewantara, Irwan Nugraha | Editor: Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2020/11/22/13421401/kisah-pilu-uun-suami-dan-2-anaknya-tertimbun-di-lubang-tambang-emas-satu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke