Salin Artikel

Kisah Heroik Usman Sadar, Pahlawan Asal Gresik yang Coba Meledakkan Tank Penjajah

Salah satu pahlawan tersebut adalah Moh Oesman atau yang dikenal dengan nama Usman Sadar.

Tokoh yang merupakan anggota laskar Sabilillah pimpinan Maskoen Asjari ini gugur di medan perang saat coba membendung agresi pasukan Belanda di Gresik yang waktu itu hendak kembali menguasai wilayah Indonesia.

"Dari cerita sejarah dan literasi yang saya temukan, almarhum Usman Sadar ini tertembak oleh tentara penjajah saat hendak meledakkan tank dengan granat," ujar Kris Adji A W, budayawan yang juga pecinta sejarah dari komunitas Mata Seger kepada Kompas.com, Senin (9/11/2020).

Tentara Belanda tengah melancarkan agresi di wilayah Gresik pada 13 April 1947.

Usai berhasil melumpuhkan laskar Hisbullah di sekitaran daerah yang kini termasuk dalam Kelurahan Indro di Kecamatan Kebomas, Gresik, tentara penjajah kemudian merangsek menuju ke area pesisir.

Namun, di tengah perjalanan, tentara Belanda berhasil diadang dan dipukul mundur oleh pasukan kompi I pimpinan Kapten Soejoto dan kompi IV pimpinan Kapten Markahim.

Termasuk di antaranya dari barisan laskar Sabilillah yang dikomandoi oleh Maskoen Asjari.

Ketika iring-iringan sedang melintas di daerah yang saat ini termasuk dalam Kelurahan Karangturi, Kecamatan Gresik kota, terjadilah baku tembak.

Usman yang waktu itu hanya berbekal granat yang dibawa, coba meledakkan tank penjajah dengan cara menaikinya.

Namun, belum sempat membuat tank penjajah meledak, Usman lebih dulu tertembak.

"Oleh warga saat itu, jenazah Usman Sadar dibawa lalu kemudian disemayamkan di makam yang ada saat ini," tutur Kris.

Makam

Kris yang juga merupakan pegiat literasi ini menilai selama ini perhatian terhadap makam-makam pahlawan yang ada di Gresik, khususnya makam yang tidak berada dalam kompleks Taman Makam Pahlawan (TMP), kurang mendapat perhatian serius dari Pemda Gresik. 

Berbekal cerita dari Kris, Kompas.com coba menelusuri jejak makam Usman yang berada di Kelurahan Karangpoh, Kecamatan/Kabupaten Gresik.

Makam ini terletak tidak jauh dari kompleks pemakaman Mbah Kyai Sindujoyo, sekitar 150 meter.

Di pemakaman ini, hanya ada satu kuburan yang itu merupakan peristirahatan terakhir dari Moh Oesman alias Usman Sadar.

Berada di lahan sekitar 6x3 meter, area makam terlihat sudah tertata, tetapi kurang terurus.

"Biasanya warga sekitar sini yang bergantian membersihkan makam, itung-itung balas jasa terhadap pejuangan almarhum," ucap Khoiron (64), salah seorang warga yang tinggal dekat makam Usman.

Tampak luar, kompleks makam Usman memang terlihat masih cukup bagus. Karena selain bagian dasar sudah menggunakan paving, juga terdapat gapura pintu masuk lengkap dengan tulisan "Makam Usman Sadar Pahlawan Revolusi".

Hanya saja ketika mendekat, terlihat tikar berserakan, beberapa rumput mulai muncul, hingga tulisan di bagian nisan makam yang sudah pecah, serta sampah dan beberapa daun kering dari pohon yang jatuh berserakan di sekitar area makam.

Khoiron mengatakan, selama ini dirinya bersama warga sekitar makam yang lain, bergantian membersihkan dan merawat makam pahlawan Usman Sadar secara sukarela.

"Tidak ada juru kunci makam. Siapa yang berkenan, ya sudah sukarela saja. Kadang pas kalau saya lihat rumputnya sudah mulai panjang, saya bersihkan, kadang warga lain," ucap dia.

Jarang dikunjungi

Kondisi makam Usman yang kurang terawat juga karena makam pahlawan ini jarang dikunjungi.

Kalaupun ada, itu mungkin hanya sekali sebulan.

"Sudah jarang atau bahkan tidak ada orang luar yang datang berziarah, apalagi pejabat. Kalau ramai ya biasa pas malam 17-an (17 Agustus saja), sebab perayaan di sini memang di tempatkan sekitar makam," tutur Khoiron.

Namun, sudah dua tahun terakhir kebiasaan peringatan malam 17 Agustus tidak dilaksanakan di kampungnya.

Terlebih, pada tahun ini bersamaan dengan pandemi Covid-19.

Terlepas dari kondisi makam, pemerintah dalam hal ini Pemkab Gresik, telah menjadikan lokasi gugurnya Usman Sadar sebagai salah satu nama jalan.

Plang nama Jalan Raya Usman Sadar bisa dilihat saat menuju Pasar Gresik, berbatasan dengan Jalan Samanhudi di sebelah utara, Jalan Akim Kayat di sisi timur, serta perempatan Sukorame/Petrokimia Gresik di sebelah selatan.

https://regional.kompas.com/read/2020/11/09/15153641/kisah-heroik-usman-sadar-pahlawan-asal-gresik-yang-coba-meledakkan-tank

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke