Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Sekolah Dirusak oleh Satu Keluarga | Cerita Dokter Farhaan Sembuh dari Covid-19

Saat perusakan, para guru sempat merekam kejadian itu dan melalui video, mereka meminta bantuan Kapolri Jendral Idham Aziz dan Presiden Joko Widodo.

Sementara itu di Padang, Sumatera Barat, dr Farhaan dinyatakan sembuh dari Covid-19 setelah 16 hari dirawat di RSUP M Djamil.

Farhaan dikenal sebagai seorang dokter yang aktif berjuang melawan pandemi Corona di Sumbar.

Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca Kompas.com dan berikut lima berita populer nusantara selengkapnya.

Saat perusakan terjadi, para guru sempat merekam kejadian tersebut.

Melalui video itu mereka juga meminta bantuan kepada Kapolri Jenderal Idham Aziz dan Presiden Joko Widodo.

"Kepada Bapak Kapolri, Bapak Presiden, kami mohon dengan sangat untuk membantu menyelesaikan masalah di sekolah kami. Sekolah kami telah dirusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dengan diduga A dan N," ucap salah seorang guru perempuan dalam video itu.

Guru tersebut mengaku sampai ketakutan atas kondisi ini.

"Tolonglah kami, Pak, bantulah kami menyelesaikan masalah ini. Karena, kami semua sudah sangat ketakutan dengan kondisi ini. Kami memohon sangat kepada bapak untuk membantu kami," imbuhnya.

Tampak dalam video, seorang pria tengah merobohkan tembok dengan martil. Pelaku juga telah mencoreti sebagian dinding sekolahan dengan tulisan "ilegal" dan "tanah kami".

Penjaga sekolah yang ingin mencegah aksi perusakan itu justru menjadi korban penganiayaan.

Namun saat dicek, Hesti hanya pingsan.

Saat ditemukan poisisi korban terlentang sementara dua kakinya menekuk di trotoar dan ponsek tergeletak di dekat tangan.

Ia menggunakan kaos hijau pendek dana celana pendek.

"Iya, tadi kita mendapatkan laporan dari warga bahwa ada sesosok perempuan tergeletak di pinggir jalan dikira meninggal. Saat kita cek ke lokasi, korban ternyata pingsan dan langsung dievakuasi ke rumah sakit," kata Kepala Polsek Indihiang Kompol Didik Hadi, kepada wartawan, Minggu (8/11/2020) pagi.

Untuk penyebab korban pingsan, sambung Didik, pihaknya mengetahuinya. Sebab, korban sedang menjalani perawatan di RSUD Soekardjo, Tasikmalaya.

"Kalau penyebabnya kita belum tahu, cuma kita fokuskan ke evakuasi korban karena ternyata setelah dicek masih hidup," ungkapnya.

Farhaan dikenal sebagai seorang dokter yang aktif berjuang melawan pandemi Corona di Sumbar.

Alhamdulillah pada 3 November lalu saya sudah sembuh dan pulang dari RSUP M Djamil," kata Farhaan yang dihubungi Kompas.com, Minggu (8/11/2020).

Saat dirawat, Farhaan sempat pasrah karena pasien yang terbaring di kanan dan kirinya merintih yang akhirnya meninggal dunia.

Sebagai seorang dokter, Farhaan sangat ingin menolong. Namun apa daya, dirinya juga terbaring lemah.

"Saya ingin menolong, tapi saya sakit juga. Saya hanya bisa pasrah melihat pasien kiri dan kanan saya meninggal dunia," jelas Farhaan.

Saat dikonfirmasi, Direktur RSUD dr R Soeprapto Cepu Fathkur Rokhim membenarkan peristiwa di foto tersebut.

Dirinya menjelaskan, bayi yang digendong seorang kakek itu meninggal usai dilahirkan karena tergolong Bayi Berat Lahir Rendah (BLBR).

"Berat bayi itu kurang dari satu kilogram dan sangat berisiko. Si Ibu persalinan di sini hingga bayi tersebut lahir dan dirawat tujuh hari. Namun tidak tertolong. Kalau tidak salah warga Randublatung atau Menden," kata Fathkur.

Dari hasil penelusuran pihak rumah sakit, kakek tersebut sejatinya sudah ditawari untuk mengantar jenazah dengan ambulans.

Namun, menurut Fathkur, kakek tersebut menolak dengan alasan tertentu.

"Namun keluarganya menolak menggunakan ambulans. Katanya mau dibawa pulang sendiri. Awalnya kami kira mau dibawa juga menggunakan mobil, namun ternyata menggunakan motor. Kalau kami tahu itu, pasti kami larang," terang Fathkur.

Evakuasi kelompok rentan yaitu anak-anak, wanita hamil, dan lansia dimulai pada Sabtu (7/11/2020) di dua desa Kecamatan Kemalang, yakni Tegalmulyo dan Balerante.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten kelompok rentan yang sudah dievakuasi sampai Sabtu malam total ada 150 orang.

"Untuk total (kelompok rentan) yang sudah dievakuasi sampai kemarin malam itu terdata 150 orang," kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Klaten, Sip Anwar dihubungi Kompas.com, Minggu (8/11/2020).

Evakuasi kelompok rentan ini diprioritaskan karena jika dilaksanakan ketika kondisi darurat akan berisiko.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Perdana Putra, Labib Zamani | Editor: Pythag Kurniati, Candra Setia Budi, Teuku Muhammad Valdy Arief, Michael Hangga Wismabrata)

https://regional.kompas.com/read/2020/11/09/06260061/-populer-nusantara-sekolah-dirusak-oleh-satu-keluarga-cerita-dokter-farhaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke