Salin Artikel

Tangis Histeris Sinden dan Niyaga Saat Gamelan Terakhir Mengalun untuk Ki Seno

Sejumlah pemain gamelan pun sempat terpaksa menghentikan tabuhan lantaran terisak mengingat sosok sang dalang.

Meski duka tak tertahan, merdunya gending tetap mengalun sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Ki Seno Nugroho yang telah dipanggil Sang Maha Pencipta, Selasa (3/11/2020) malam.

Suasana pilu menyelimuti rumah duka di Dusun Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul, Yogyakarta.

Manajer Ki Seno, Gunawan Widagdo, menceritakan sang dalang sudah lama meminta agar dirinya diiringi gamelan ketika meninggal.

"Nanti saat diberangkatkan akan ada iringan gamelan, itu kan wasiatnya Pak Seno," kata Gunawan saat ditemui di rumah duka, Rabu (4/11/2020).

"Itu (permintaan iringan) waktu pentas sih, sudah lama saya lupa kapan," ucap Gunawan.

Salah satu sinden, Tatin Lestari Handayani juga pernah mendengar permintaan Ki Seno tersebut saat pentas wayang.

"Sesuk kalau aku ra ono iki diunekke (Besok saat aku meninggal ini dibunyikan)," kata Tatin menirukan permintaan Seno.

Ki Seno memang memesan khusus gending Ladrang Gajah Seno kepada Joko Porong agar Seno bisa beristirahat di sela-sela mendalang.

"Dia hanya minta tolong buatkan gending yang bisa untuk saya istirahat (saat pentas)," ucap Joko

"Akhirnya saya membuat gending sebenarnya berangkat dari suluknya dalang, saya bawakan dalam gending agar dia (Seno) Istirahat," kata Joko di rumah duka, Rabu (4/11/2020).

Mereka sudah berteman sejak 1989.

Meski menciptakan gending tersebut, Joko mengaku tidak tahu jika lagunya diminta Seno secara khusus untuk acara kematiannya.

"Saya baru tahu ini tadi, bahkan saya (bertanya) kenapa harus itu (Gending Ladran Gajah Seno), kenapa harus ngomong itu. Semua pasti enggak ingin (Seno meninggal), Apalagi gawean (buatan) saya untuk itu (gending meninggal)," ucap dia.

Ia mengembuskan napas terakhir di usia 48 tahun karena mengalami penyumbatan pembuluh darah di jantung.

Sebelum meninggal, Seno sempat bersepda dan merasa kesakitan.

Sempat beristirahat di rumah, kondisi Seno tak kunjung membaik. Ia malah muntah-muntah.

Sang istri dan warga pun mengantarnya ke RS PKU Muhammadiyah Gamping.

Ki Seno kemudian dipindahkan ke ruang ICCU.

Di sana, Seno kembali muntah-muntah dan kondisinya terus memburuk.

Tim medis mengatakan, ada penyumbatan darah sekitar 100 persen.

Nyawa Ki Seno tak dapat diselamatkan. Dalang itu meninggal dunia pukul 22.15 WIB.

Ki Seno dimakamkan satu liang lahat dengan sang ayah di pemakaman Semaki Gede, Umbulharjo, Yogyakarta.

Dua wayang Ki Seno yakni Bagong dan Bima milik almarhum ikut dikuburkan.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono | Editor: Khairina, Dony Aprian, Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://regional.kompas.com/read/2020/11/05/06300011/tangis-histeris-sinden-dan-niyaga-saat-gamelan-terakhir-mengalun-untuk-ki

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke