Salin Artikel

5 Fakta Meninggalnya Dalang Ki Seno Nugroho, Penyumbatan Pembuluh hingga Pesannya Sebelum Meninggal

Penggalan dialog di akun Youtube Dalang Ki Seno tersebut seolah memberikan pesan, kematian akan menjemput setiap makhluk bernyawa.

Kini, dalang bertalenta asal Bantul, Yogyakarta itu telah pergi untuk selama-lamanya. Ia mengembuskan napas terakhir, Selasa (3/11/2020) malam.

Kepergian Ki Seno diantarkan oleh gending jawa 'Ladrang Gajah Seno' sesuai dengan wasiatnya sebelum meninggal dunia.

Berikut sederet fakta kepergian sang dalang yang dirangkum oleh Kompas.com:

Adik Sri Sultan Gusti Bendara Pangeran Harya (GBPH) Yudhaningrat mengatakan, Ki Seno pernah berjanji untuk mengurangi kegiatannya sejak dua tahun lalu.

"Beliau ini istilahnya bersumpah sendiri, setelah 2018 ini akan mengurangi kegiatan, jadi jangan sampai satu bulan itu penuh. Namun hanya dua kali dalam seminggu karena sudah merasa tidak enak badan," kata dia.

Dua bulan sebelum meninggal dunia, Seno pernah menjalani perawatan di RS PKU Muhammadiyah Gamping.

Saat itu ia mengalami penyumbatan pembuluh darah.

Ki Seno pun diketahui telah merasakan nyeri sejak tiga hari sebelum meninggal dunia.

Namun, pada 2 November 2020, ia masih sempat menggelar pentas wayang streaming. 

Salah seorang sinden, Oriza menceritakan, siang hari di hari kepergiannya, sang dalang masih bercanda di grup Whats App.

"Di grup (WA) tadi siang masih gojekan (bercanda)," kata dia.

Tetapi di tengah perjalanan, Ki Seno kesakitan.

"Semalam habis bersepeda sama temannya orang sini, sesampainya di tengah jalan sudah berasa sakit sampai dijemput warga sini," ujar dia.

Ki Seno sempat beristirahat namun kondisinya tak kunjung membaik. Ia justru muntah-muntah.

Sang istri dan warga pun mengantarnya ke RS PKU Muhammadiyah Gamping.

"Masuk UGD masih sadar, menunggu dokter spesialis jantung," tutur dia.

Kondisi itu membuat dalang yang kondang dengan pentas live streaming-nya tersebut tak bisa bertahan.

Sebelum mengembuskan napas terakhir, Ki Seno sempat dipindahkan ke ICCU.

Kembali muntah-muntah, kondisi Ki Seno kian memburuk.

Ia kemudian dinyatakan meninggal dunia. "Meninggal sekitar pukul 22.15 WIB," kata Gunawan.

Permintaan tersebut pernah diungkapkan Seno di tengah pentasnya.

Salah satu orang yang mengetahui pesan tersebut adalah sinden Ki Seno yang bernama Tatin Lestari Handayani.

"Sesuk kalau aku ra ono ini (gamelan) diunekke (Besok saat aku meninggal gamelan ini dibunyikan)," kata Tatik menirukan permintaan Seno.

Adapun gending jawa yang mengiringi kematian Seno adalah Ladrang Gajah Seno karya Joko Porong.

Gending tersebut dinyanyikan oleh 11 sinden di depan rumah duka di Dusun Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul, Yogyakarta.

Alunan merdu gending tersebut mengiringi berpulangnya sang dalang.

Memakamkan Ki Seno satu liang dengan ayahandanya adalah keputusan keluarga.

"Dikuburkan satu liang dengan ayahnya. (Ki Seno) anak keempat dari lima bersaudara," kata Paulina Surami (86), kerabat Seno.

Pantauan Kompas.com, dua wayang Ki Seno yakni Bagong dan Bima milik almarhum ikut dimakamkan.

Kepergian Ki Seno menyisakan duka mendalam bagi beberapa tokoh.

Di mata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ki Seno merupakan seorang dalang berkarakter.

"Cara beliau mendalang selama ini khas, semua punya kesan karena ada yang unik dari beliau," ucap Ganjar.

Sedangkan, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyebut Ki Seno sebagai raja live streaming.

Ki Seno mampu membuat wayang kulit diterima oleh berbagai kalangan, dewasa ini.

"Yang menjadikan wayang kulit bisa eksis dan setiap pertunjukan selalu ramai para penonton langsung maupun penonton live streaming yang dua channelnya bisa sampai 20.000 lebih penonton dunia maya secara live," kata Heroe.

"Dialah seniman yang menguasai pertunjukan dunia maya, rajanya live streaming channel YouTube untuk pertunjukan seni budaya," kata dia.

Bagi tokoh seni Butet Kertaradjasa, Seno adalah dalang yang bisa menjawab tantangan zaman.

Ia melakukan terobosan dengan menyiarkan pementasan di kanal YouTube.

"Program dia (Ki Seno) main wayang di rumahnya untuk bisa ditonton seluruh orang di Indonesia. Climen itu bagi saya itu ikhtiar dia merespons dunia digital dunia pewayangan," kata Butet usai melayat ke rumah duka.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangariboro | Editor: Dony Aprian, Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2020/11/05/06000021/5-fakta-meninggalnya-dalang-ki-seno-nugroho-penyumbatan-pembuluh-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke