Tim SAR pun segera mengevakuasi pendaki asal Banyumas tersebut dari lokasinya di pos dua.
Peristiwa kurang terpuji itu ditunjukkan oleh kawan-kawan Elsa.
Saat survivor ditandu turun gunung, justru tujuh kawannya meninggalkan untuk tetap naik ke puncak.
Kepala Pos Pendakian Gunung Slamet via Bambangan, Saiful Amri, menerima laporan dan langsung menerjunkan tim verifikator.
Setelah petugas bertemu survivor, tim SAR kemudian turun tangan menuju ke pos dua.
“Tim SAR berangkat menuju pos dua pukul 19.00 WIB dan berhasil mengevakuasi survivor menggunakan tandu," kata Saiful, Senin (2/11/2020).
Tujuh orang kawan yang berangkat bersama Elsa justru melanjutkan perjalanan ke puncak.
“Begitu ketemu tim SAR, rombongan korban malah justru melanjutkan pendakian sampai puncak, tidak ada satu pun yang mendampingi tim SAR ke basecamp,” ujarnya.
Tiba di kamp induk pukul 23.30 WIB, survivor mendapatkan pertolongan dan kondisinya segera membaik.
Sebab, dalam pendakian, para pendaki seharusnya selalu mengutamakan kebersamaan.
“Kebersamaan lebih utama dibanding ego semata, puncak tak akan lari dikejar, seharusnya utamakan keselamatan bersama,” tegasnya.
Akibatnya, tujuh pendaki tersebut disanksi secara sosial, yakni dibina di depan banyak pendaki lain.
“Iya, itu hal yang tidak terpuji, kami berikan sanksi sosial. Kami bina di basecamp di depan banyak pendaki sebagai contoh sehingga ada efek jera,” pungkasnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Banyumas, M Iqbal Fahmi | Editor: Dony Aprian)
https://regional.kompas.com/read/2020/11/04/05400061/7-pendaki-disanksi-karena-tinggalkan-kawan-yang-sakit-kepala-pos-puncak-tak