Salin Artikel

Diminta Tak Lagi Unjuk Rasa, Mahasiswa di Purwokerto Gelar "Demo Masak"

Namun dalam aksi yang digelar di Alun-alun Purwokerto, Selasa (27/10/2020) ini dikemas dalam kondangan pernikahan pemerintah dan oligarki.

Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Serikat Masyarakat Bergerak (Semarak) menggunakan batik dan dibalut dengan jas almamater.

Mahasiswa juga menggelar demo masak di Jalan Jenderal Soedirman, tepatnya di depan alun-alun.

Mereka membawa kompor portable untuk membuat kopi dan mie instan.

Koordinator aksi Fakhrul Firdausi dalam orasinya mengatakan, memilih demo masak karena Bupati Banyumas Achmad Husein meminta mahasiswa tidak menggelar demonstrasi kembali.

Permintaan tersebut disampaikan saat audiensi antara bupati dan mahasiswa, beberapa hari lalu.

Dalam pertemuan itu, menurut Fakhrul, bupati dan Ketua DPRD menyatakan mendukung omnibus law.

"Hari ini kami minta bupati dan Ketua DPRD untuk menyatakan sikapanya secara langsung di depan sini," kata Fakhrul.


Seperti diketahui, Aliansi Semarak telah menggelar unjuk rasa menolak omnibus law sebanyak tiga kali.

Diberitakan sebelumnya, unjuk rasa menolak omnibus law di Alun-alun Purwokerto, dibubarkan polisi, Kamis (15/10/2020) malam.

Pembubaran dilakukan setelah demonstran memaksa bertahan di depan Kantor Bupati dan DPRD Banyumas hingga malam hari.

Massa mendesak bupati menandatangani surat pernyataan menolak omnibus law malam itu juga. Namun bupati meminta waktu dua pekan untuk mengkaji terlebih dahulu.

https://regional.kompas.com/read/2020/10/27/18054351/diminta-tak-lagi-unjuk-rasa-mahasiswa-di-purwokerto-gelar-demo-masak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke