Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Anak 9 Tahun yang Bela Ibunya Diperkosa Ditemukan Tewas | Mahasiswi Mesum Saat Kuliah Daring

KOMPAS.com - R, anak berusia 9 tahun yang membantu menyelamatkan ibunya dari aksi pemerkosaan ditemukan tewas mengenaskan.

Saat ditemukan, tubuhnya penuh dengan luka bacok dan masih berpakaian lengkap.

Bocah pemberani itu ditemukan di sungai Desa Alue Gadeng, Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur.

Sementara itu, sebuah video seorang mahasiswi di salah satu universitas di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, diduga mesum di kamarnya viral di media sosial.

Video itu viral dan tersebar di media sosial, pada Kamis (8/20/2020) malam.

Dalam video itu, diduga mahasiswi itu lupa mematikan video saat beradegan mesum. Padahal ia sedang mengikuti kuliah secara daring.

Saat ini polisi masih menelusuri video tersebut. Selain itu, polisi juga berencana memeriksa mahasiswi itu dan sejumlah rekannya.

Baca berita populer nusantara selengkapnya:

Anak berusia 9 tahun berinsial R, yang membantu ibunya melawan pemerkosa ditemukan tewas mengenaskan di sungai Desa Alue Gadeng, Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur.

Saat ditemukan, tubuhnya penuh dengan luka bacok dan masih berpakaian lengkap.

“Sekujur tubuhnya penuh luka bacok. Mulai tangan, pundak, leher, rahang, bahu, dada, jari dan lainnya. Sungguh memilukan,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Langsa Iptu Arief Sukmono dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (11/10/2020).

Pelaku pemerkosaan dan pembunuhan dalam kasus ini adalah Samsul (35).

Pelaku ditangkap di lapangan Sepakbola Gampong Alue Gadeng Kampung, Kecamatan Birem, Aceh Timur, Minggu (11/10/2020) sekitar pukul 09.10 WIB.

Saat akan ditangkap, pelaku masih memegang parang dan berusah melawan petugas.

“Terpaksa ditembak bagian kaki tiga kali. Dia berusaha melawan petugas dengan parang di tangannya,” ujarnya.

Polisi masih menelusuri video mesum seorang mahasiswi di salah satu universitas di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Kapolres Kupang Kota AKBP Satrya Perdana Tarung Binti mengatakan, penelusuran itu dilakukan dengan memeriksa sejumlah pihak terkait.

"Intinya kasus ini masih kami selidiki," ujar Satrya saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (11/10/2020) siang.

Saat ini polisi masih melakukan proses penelusuran digital untuk mengetahui identitas mahasiswi tersebut.

"Kami juga masih identifikasi, namanya siapa dan ini proses penelusuran digital, sedang dianalisis," ungkapnya.

Kata Sartya, kasus ini menjadi perhatian pihaknya setelah viral di media sosial. Jika terbukti, perbuatan tersebut melanggar hukum.

"Sebenarnya bagaimana, faktanya bagaimana, motifnya apa. Hal ini menjadi atensi kami ya," ujarnya.

 

Warganet dihebohkan dengan beredarnya foto-foto tentang geng motor berkeliaran dengan membawa senjata tajam di Kota Jambi.

Bahkan, sudah ada yang menjadi korban dari aksi arogan mereka.

Terkait dengan beredar infomarsi itu, Humas Polresta Jambi Ipda Jefri Simamora membenarkan hal tersebut.

"Ya, benar. Masih dicari dan dalam pengejaran." kata Jefri via WhatsApp, Minggu (11/10/2020).

Jefri pun mengimbau agar para orantua membimbing, melihat, dan mengetahui kegiatan anak-anaknya.

"Berikan siraman rohani yang berguna untuk masa depan anak-anak," ujarnya.

 

Seorang pegawai konter hp bernama Asep (23), warga Way Jernih, Sukarame, Telukbetung Barat, Lampung, dipukul polisi dengan temeng dan pentungan oleh polisi, Rabu (7/10/2020).

Akibatnya, ia mengalami luka di kepala.

Polisi mengira Asep salah satu demontrasi yang melakukan aksi demo di Gedung DPRD Lampung.

Kata Asep, peristiwa yang dialaminya terjadi saat ia sedang berada di minimarket yang berada di Jalan Wolter Monginsidi, sekitar pukul 20.00 WIB.

Saat itu Asep mengaku tidak tahu jika terjadi kerusuhan saat demonstrasi mahasiswa menolak omnibus law di depan gedung DPRD Lampung.

Bahkan, ia juga tidak mengetahui jika malam itu aparat kepolisian sedang mencari para perusuh demonstrasi.

"Saya lagi janjian mau COD (cash on delivery) jual beli hape, tiba-tiba ada banyak orang masuk ke dalam (minimarket), ya saya ikut masuk," kata Asep saat ditemui di rumahnya, Kamis (8/10/2020) malam.

Saat masuk, sambung Asep, beberapa aparat kepolisian berpakaian lengkap datang dan memerintahkan agar semua orang yang ada di dalam keluar.

Saat keluar, sejumlah aparat menuduhnya menjadi massa demonstran yang rusuh, Asep kemudian dipukul dengan menggunakan tameng dan pentungan.

"Pas keluar (saya) langsung dipukul. Saya sempat bilang nggak ikut demo, tapi masih ada yang mukul," katanya.

 

Seorang ibu dan anak di Pedukuhan Dlaban, Desa Sentolo, Sentolo, Kulon Progo, Daerah Istimewah Yogyakarta, hidup dengan kondisi yang memperihantinkan.

Bu Kadi (60) dan Fitri (19), demikian warga menyebut ibu dan anak tersebut. Keduanya diyakini penyandang disabilitas.

Mereka tinggal di sebuah kamar penuh sampah hingga kotoran manusia. Bahkan, keduanya tidak pernah mau keluar dari kamar tersebut.

"Kemungkinan besar keduanya difabel, tapi kami masih memastikan dengan pemeriksaan berikutnya bersama Puskesmas," kata Pekerja Sosial Fungsional dari Dina Sosial Kulon Progo, Noviana Rahmawati via telepon, Jumat (9/10/2020).

Kata Novi, kondisi ibu dan anak ini menjadi tak terurus sejak ditinggal mati sang suami beberapa hari lalu.

“Mereka tidak pernah keluar dari kamar itu,” ungkapnya.

 

Sumber: KOMPAS.com (Penulis: Masriadi, Sigiranus Marutho Bere,Jaka Hendra Baittri | Editor: Abba Gabrillin, Farid Assifa, Rachmawati, Phytag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2020/10/12/06280041/-populer-nusantara-anak-9-tahun-yang-bela-ibunya-diperkosa-ditemukan-tewas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke