Salin Artikel

Demo Tolak Omnibus Law di Lampung Berujung Ricuh

Kerusuhan dari massa yang menolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, ada belasan mahasiswa yang terluka setelah polisi menahan massa yang mencoba masuk ke dalam Gedung DPRD Lampung.

Sejumlah aparat Dalmas Polda Lampung juga mengalami luka akibat lemparan batu dari arah massa yang berdemo.

Kerusuhan berawal saat massa meminta anggota Dewan untuk hadir di tengah pengunjuk rasa.

Namun, beberapa kali terjadi provokasi dari barisan belakang, hingga membuat massa menjadi tidak terkendali.

Pasukan Dalmas Polda Lampung yang berjaga di tangga Gedung DPRD Lampung awalnya berusaha tidak melawan massa yang terus melempar menggunakan batu dan sejumlah benda.

Polisi sempat menembakkan gas air mata dan water cannon untuk membubarkan konsentrasi massa di halaman gedung.

Lemparan batu dari arah demonstran juga menyebabkan kaca di lantai satu dan dasar Gedung DPRD Lampung itu pecah.

Kapolresta Bandar Lampung Kombes Yan Budi Jaya menyesalkan demonstrasi itu berakhir ricuh dengan korban dari kedua belah pihak.

"Mohon, massa yang masih ada di sini (Gedung DPRD Lampung) segera membubarkan diri. Saya minta maaf telah terjadi hal yang tidak kita harapkan," kata Yan Budi.

Sementara itu, anggota Komisi I DPRD Lampung Yosi Rizal mengatakan, pihaknya tidak bisa memenuhi tuntutan demonstran untuk menghadirkan seluruh anggota Dewan.

"Ada beberapa anggota Dewan yang sedang bertugas, baik itu membuat Raperda atau tugas lain," kata Yosi.

https://regional.kompas.com/read/2020/10/07/18063851/demo-tolak-omnibus-law-di-lampung-berujung-ricuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke