Salin Artikel

Tangis Ayah Kandung Gebi Pecah di Ruang Jenazah: Firasat Saya Tidak Bagus

Sumi ditemukan tergeletak di ruang tamu dan Gebi tewas di ruang tengah

Dari hasil otopsi ditemukan bekas hantaman benda tumpul dan benda tajam di tubuh Gebi dan ibunya,

"Kalau untuk jasad si ibu, itu dominannya senjata tajam. Kalau si anak lebih dominan ke senjata tumpul, walaupun ada tanda dari senjata tajam," kata ahli Forensik RSUD dr Soedarso Pontianak, dr. Monang Siahaan dilansir dari tribunpontinak.co.id.

Selain itu dari hasil otopsi diketahui jika Gebi dan ibunya meninggal lebih dari 18 jam jika dihitung mundur dari waktu penemuan.

"Darah pada rambut korban sudah beku, mengikat menjadi anyaman yang susah dipisahkan. Jadi bukan baru meninggal, dan pada permukaan tubuhnya itu darah sudah mengering dan beraroma khas,".

"Intinya dari hasil otopsi, efek dari penganiayaan tersebut lebih banyak dijumpai pada sang ibu," kata Monang.

Keluarga pun berinisiatif datang ke rumah Gebi dan menemukan lampu rumah dalam kondisi mati.

Saat diintip dari luar, terlihat korban tergeletak di ruang tamu.

"Pertama kali yang menemukan adalah keluarga. Karena selama beberapa hari dihubungi tidak ada respons, padahal handphone putrinya aktif. Lalu keluarga datang ke sini, dan sampai di lokasi lampu dalam keadaan mati. Saat dihidupkan, diintip dari luar, korban sudah tergeletak, di ruang tamu," kata Komarudin.

Hal yang sama diceritan Yogi, keluarga korban.

Ia bercerita keluarga mulai curiga setelah Gebi dan ibunya sudah tiga hari tak bisa dihubungi.

Keluarga besar pun sepakat untuk berkumpul dan mendatangi rumah Sumi pada Rabu malam sekitar pukul 21.00 WIB.

"Pas ngintip dari jendela lihat ada yang tergeletak,” kata Yogi kepada Tribunpontianak.co.id, di lokasi kejadian.

“Langsung bilang, dobrak saja. Pas didobrak sudah melihat Umi sudah meninggal. Posisinya si Geby di dalam kamar, Umi di luar, darahnya sudah kering. Sepertinya sudah lebih sehari," kata Yogi.

Yogi mengungkapkan Sumi tinggal di rumah itu bersama anak dan suami barunya yang biasa disapa Alau. Namun, suami baru Sumi tidak ada di tempat dan belum diketahui keberadaannya.

Herman bercerita jika ia sudah cukup lama tak berkomunikasi dengan mantan istrinya. Namun dengan sang putri, ia rutin berkomunikasi dan bertemu secara fisik.

Terakhir Herman bertemu dengan anak gadisnya pada awal September lalu sebelum ia berangkat ke Sandai, Kabupaten ketapang.

Saat itu Gebi menginap di rumah Herman di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.

Di malam sebelum ia berangkat kerja, Herman bercerita putri kesayanganya itu membuatkan semangkuk mi instan.

"Pas itu dia berpesan, hati-hati pak kerja di sana," kata Herman menirukan ucapan putrinya.

Selain itu Herman bercerita jika malam itu Gebi sempat meminta sepatu baru pada Herma dan ia menyanggupi membelikannya sepulang dari Ketapang.

Selama beberapa hari Herman bercerita perasaannya tidak nyaman dan sulit tidur.

Pada tanggal 23 September ia pun memutuskan berhenti kerja dan berencana kembali ke Pontianak.

Ia pun menghubungi kakak kandungnya yang mengabarkan jika Gebi sudah tiga hari tak bisa dihubungi.

"Saya ada firasat tidak bagus, saya tidak bisa tidur, bimbang, lalu saya telepon abang saya, bilang saya mau balik. Pas mau balik itu, saya telepon abang saya, Abang bilang, kalau Geby sudah 3 hari tidak bisa dihubungi. Sekitar pukul 10 malam itu pas mau pulang, saya dapat kabar anak saya sudah tidak ada," jelasnya.

Ia pun langsung berangkat ke Pontianak, dan sekitar pukul 09.00 ia baru tiba di Pontianak.

Piihak keluarga telah bersepakat untuk memakamkan jenazah Gebi dan ibunya di pemakaman yang berada di Kecamatan Saya Raya, Kabupaten Kubu Raya.

Pria itu ditangkap setelah warga mencurigai seseorang yang berkeliaran di sekitar lokasi kejadian.

Namun saat ditangkap, pria tersbeut menenggak cairan yang diduga racun. Ia pun langsung dilarikan ke RS Bhayangkara Polda Kalimantan Barat.

"Saat ini dia masih menjalankan perawatan medis secara intensif di rumah sakit," ujar Komarudin.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hendra Cipta | Editor: Khairina), tribunpontinak.co.id

https://regional.kompas.com/read/2020/10/03/06060021/tangis-ayah-kandung-gebi-pecah-di-ruang-jenazah--firasat-saya-tidak-bagus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke