Salin Artikel

Pesut Mahakam Pernah Dibawa ke Jakarta untuk Atraksi Pertunjukan

SAMARINDA, KOMPAS.com – Pesut mahakam mamalia langka di Kalimantan Timur yang terancam punah, ternyata pernah dibawa ke Jakarta untuk atraksi pertunjukan.

Peristiwa itu terjadi pada 1975 sampai 1988.

Dalam kurun waktu tersebut ada 28 ekor pesut ditangkap dihabibat aslinya di Sungai Mahakam, dibawa ke Jakarta dan dipelihara sekaligus dipamerkan di Ocean Narium, Taman Impian Jaya Ancol Jakarta.

“Tepat 19 Mei 1978 untuk pertama kali pesut mahakam di pertontonkan di gelangang samudera Ancol Jakarta,” ungkap Muhammad Sarip, Penulis Buku Sejarah Sungai Mahakam kepada Kompas.com, Sabtu (12/9/2020).

Saat itu, kata Sarip, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengangkut enam ekor untuk pertunjukan di Taman Impian Jaya Ancol Jakarta.

“Atraksi pesut itu dipertontonkan ke khalayak ramai,” kata Sarip.

Sarip menuturkan, saat itu pesut mulai terkenal.

Pers ibu kota, lanjut Sarip, menyebut mamalia langka asal Kaltim itu sebagai lumba-lumba Mahakam.

Karena kelangkaannya, tahun 1975 menteri pertanian menetapkan pesut sebagai jenis satwa yang dilindungi.

Keputusan itu berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor 45/Kpts/Um/1/1975.

Dosen senior Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman Samarinda Iwan Suyatna menambahkan saat dibawa Jakarta pesut disimpan dalam akuarium besar.

“Berharap hewan langka ini bisa adaptasi dan bertahan hidup di sana, ternyata tidak bisa,” ungkap dia saat dihubungi terpisah.

Setelah di Jakarta, pesut beberapa kali mati kemudian ditangkap dan diangkut lagi ke Jakarta.

Begitu seterusnya hingga puluhan ekor.

“Karena waktu itu belum ada UU konservasi. Jadi bisa diangkut kemana-mana, beda dengan sekarang enggak bisa,” jelas dia.

Iwan mengaku punya cerita saat pesut migrasi ke Jakarta.

Saat itu, Kepala Dinas Perikanan Kaltim adalah pamannya.

“Dia bawa (rekaman) video pesut melahirkan di akuarium di Ancol. Waktu itu om saya Kepala Dinas Perikanan Kaltim,” kenang Iwan.

Dalam potongan video, Iwan mengaku menyaksikan pesut membenturkan kepalanya ke dasar akuarium jelang proses kelahirannya.

Hal tersebut dilakukan berulang kali seperti memberi tekanan pada tubuhnya agar bayinya keluar.

“Akhirnya bayinya keluar, hanya satu ekor. Setelah keluar, sang induknya langsung menyusui dan membawanya ke permukaan bernafas,” terang dia.

“Saya ingat hanya video itu. Direkam waktu pesut melahirkan. Untung ada video itu, jadi kita bisa lihat langsung. Kalau tidak kita enggak pernah tahu prosesnya (melahirkan), Sungai Mahakam airnya keruh gitu,” sambung dia.

Tempo dahulu pesut bukan hanya menjadi barang tontonan di Jakarta, tapi juga di Samarinda.

Di Samarinda, warga menyaksikan pesut di habitat aslinya di Sungai Mahakam.

Pesut bernafas menggunakan paru-paru, sehingga ia harus muncul ke permukaan mengambil oksigen.

Di permukaan sungai pesut suka menyemprotkan air, melompat, melakukan salto, melambaikan ekor dan sirip, mengintip, berkejaran, dan melengkungkan badan saat menyelam.

Tingkah laku unik pesut itu yang menjadi hiburan gratis bagi warga yang mendiami tepi Sungai Mahakam.

Tahun 1976 jumlah pesut di Sungai Mahakam ribuan.

Dinas Perikanan Kaltim melaporkan sekitar 1.500 sampai 2.000 ekor.

Namun, jumlah tersebut terus berkurang setiap tahunnya seiring masuknya industri pertambangan, perkayuan hingga perkebunan di Kaltim.

Belum lagi kian padatnya jalur lintas ponton batu bara yang rutin berlalu-lalang di sepanjang Sungai Mahakam.

Kini jumlah pesut tinggal 80-81 ekor yang masih hidup di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Mahakam.

Hewan langka ini sudah jarang terlihat kecuali secara kebetulan ketika menyisir ke hulu mahakam.

“Kawanan (pesut) biasa kita temukan di Muara Kedang Rantau, Kedang Kepala, Belayan dan Muara Pelak Kutai Kertanegara. Itu habibat yang cenderung enggak terganggu,” tutup Iwan.

Sejak tahun 2000, pesut Mahakam sudah masuk daftar terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (Hilton-Taylor 2000).

RASI mencatat rata-rata kematian pesut per tahun empat ekor, karena terjaring rengge, tertabrak kapal ponton batu bara, keracunan limbah, terjebak di daerah landai dan lain-lainnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/09/17/10114501/pesut-mahakam-pernah-dibawa-ke-jakarta-untuk-atraksi-pertunjukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke