Salin Artikel

Satu Paslon dalam Pilkada Makassar Hentikan Kerja Sama dengan Eep Saefulloh Fatah

Penghentian kerja sama itu dilakukan setelah CEO Polmark, Eep Saefulloh Fatah, membantah telah mengeluarkan hasil survei yang disebarkan Tim Pemenangan Appi-Rahman.

Hasil survei dalam bentuk meme itu menempatkan pasangan calon Appi-Rahman unggul ketimbang tiga bakal calon lainnya di Pilkada Makassar.

Padahal, menurut kubu Appi-Rahman, meme itu berdasarkan hasil survei Polmark.

"Tidak ada kebohongan dan pembohongan di dalamnya," kata juru bicara Appi-Rahman, Fadli Noor dalam rilis yang diterima Rabu (16/9/2020).

"Pak Erwin Aksa selaku Ketua Tim Pemenangan Appi-Rahman kecewa sekali dengan sikap Eep. Eep mengingkari hasil survei Polmark," sambung Fadli.

Fadli membeberkan, Tim Appi-Rahman telah melakukan kontrak kerja dengan PolMark untuk kegiatan pendampingan political marketing sejak 19 Agustus 2020 dengan nilai kontrak Rp 1,5 miliar dan telah dibayarkan.

"Dalam perjanjian kontrak tersebut, kami berhak menerima bantuan semaksimal mungkin dalam komunikasi politik dan upaya pemenangan lainnya. Angka-angka elektabilitas yang tercantum dalam meme yang beredar seharusnya diafirmasi oleh PolMark karena angka-angka tersebut bersumber dari hasil survei mereka sendiri. Namun faktanya justru dibantah oleh Eep dan PolMark," jelas Fadli.

Terkait kabar telah dipecat dari Tim Pemenangan Appi-Rahman, Eep membantahnya.


Menurutnya, dalam kontrak kerja sama, Polmark dan pasangan calon itu dalam posisi sejajar.

"Kontrak ini tak menjadikan saya dan keluarga besar PolMark Indonesia sebagai bawahan pihak lain. Karena itu, pemecatan dari satu pihak ke pihak lainnya tak dimungkinkan untuk terjadi," sebut Eep kepada Kompas.com.

Eep malah menyatakan, Polmark yang lebih dahulu mengundurkan diri. Uang yang diberikan untuk mendampingi pasangan calon itu pun akan dikembalikan.

Sedangkan soal meme hasil survei yang dibantah Eep karena ada kesalahan waktu pengambilan sampel saat dipublikasi.

"Meme itu menyebut 'Data Agustus 2020' sebagai keterangan waktunya. Jelas ini salah. Kami
hanya punya data survei 23-31 Juli 2020. Pada bulan Agustus dan September kami belum melakukan survei lagi di Kota Makassar," sebut Eep.

"Bagi saya dan PolMark Indonesia, ini bukan soal teknis belaka. Kejujuran menyampaikan keterangan waktu survei adalah bagian dari etika publikasi survei yang sangat penting," sambungnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/09/16/13330131/satu-paslon-dalam-pilkada-makassar-hentikan-kerja-sama-dengan-eep-saefulloh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke