Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Kejanggalan dari Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber | Pria Tak Pakai Masker Cekcok dengan Petugas

KOMPAS.com - Syekh Ali Jaber meminta polisi dapat mengusut tuntas kasus penusukan yang dialaminya.

Sebab, ia merasa ada sejumlah kejanggalan dalam peristiwa tersebut.

Ia menduga pelaku yang melakukan penusukan itu bukan orang gila seperti informasi yang beredar saat ini.

Pasalnya, selain sudah memiliki target, pelaku juga cukup terlatih dalam melakukan serangan.

Sementara di Madiun, Jawa Timur, petugas penegak disiplin protokol kesehatan terlibat cekcok dengan seorang pria.

Peristiwa itu terjadi saat petugas berusaha menegur pria tersebut karena diketahui tak memakai masker.

Namun, bukannya mengakui kesalahannya, tapi pria tersebut justru tidak terima dan malah melawan petugas.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca di Kompas.com.

Berikut ini lima berita populer nusantara selengkapnya.

Ulama Syekh Ali Jaber meminta pihak kepolisian dapat mengusut tuntas kasus penusukkan yang dialaminya.

Sebab, ia menduga pelaku yang belakangan diketahui berinisial AA tersebut memiliki motif tertentu.

Hal itu berdasarkan adanya target yang sudah ditentukan serta ditambah kesiapan pelaku dalam melakukan serangan.

“(Pelaku) bukan orang yang, maaf, gila sembarangan. Pertama, dari segi kekuatan, badannya kurus, kecil. Tidak mungkin jika melihat tubuhnya bisa ada kekuatan sampai separuh pisau menusuk,” kata Ali Jaber saat ditemui seusai kejadian di Rumah Hijrah Annaba, Sukarame, Minggu (13/9/2020) malam.

“Kalau urusan pribadi, saya tidak ada tuduhan, tapi secara hukum, dia (pelaku) harus diproses,” tambahnya.

Rekaman video yang memperlihatkan seorang pria bersitegang dengan petugas penegak disiplin protokol kesehatan viral di media sosial.

Dari informasi yang dihimpun, peristiwa itu terjadi di Madiun, Jawa Timur, pada Sabtu (12/9/2020).

"Bukan pemukulan, cuma cekcok aja, ada yang enggak pakai masker, ditegur, hanya salah paham saja. Cuma gontok-gontokan,” kata Kapolsek Taman AKP Setyo Wiyono saat dikonfirmasi, Minggu (13/9/2020).

Meski demikian, Setyo mengatakan, kasus tersebut kini sudah diselesaikan dengan cara kekeluargaan.

Seorang pekerja seks komersial (PSK) berinisial DP (41) ditemukan tewas di hotel yang berlokasi di Depok Barat, Yogyakarta, Minggu (13/9/2020).

Menurut keterangan polisi, korban tewas setelah melayani seorang pelanggan prianya yang diketahui berinisial AP warga Purworejo.

Saat kejadian itu, AP yang merasa tidak puas dengan layanan pertama kembali meminta layanan tambahan kepada korban.

Namun, setelah melayani AP untuk kedua kalinya itu, korban justru kejang-kejang dan akhirnya meninggal di lokasi.

Meski tidak ditemukan adanya tanda kekerasan pada tubuh korban, namun polisi kini menetapkan AP sebagai tersangka.

"Yang laki-lakinya (AP) kita tetapkan tersangka dengan Pasal 359 karena kelalaiannya. Tapi ini masih terus kita dalami," ujar Kapolsek Depok Barat Kompol Rachmandiwanto.

Gempa berkekuatan 5,2 magnitudo melanda Mamuju, Sulawesi Barat.

Peristiwa itu terjadi pada Minggu (13/9/2020) sekitar pukul 23/59 WIB.

Meski guncangan gempa tersebut dilaporkan terasa kuat, namun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan tidak berpotensi tsunami.

Menurut laporan dari BMKG, pusat gempa berada di darat, tepatnya 28 kilometer barat laut Mamuju Tengah.

Adapun pusat gempa memiliki kedalaman 10 kilometer.

Menyikapi adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total yang diterapkan di DKI Jakarta, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan koordinasi dengan kepala daerah di wilayah Bogor, depok, dan Bekasi (Bodebek).

Hasil koordinasi yang dilakukan secara virtual pada Senin (14/9/2020) tersebut, disepakati untuk daerah penyangga itu tetap menerapkan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM).

"Tadi pagi pukul 09.00 WIB saya sudah merapatkan dengan kepala daerah di Bodebek. Kesimpulan yang pertama kita mendukung sepenuhnya kebijakan PSBB ketat di Jakarta dari Pak Anies, dengan melakukan pola yang sama di wilayah yang berdekatan Jakarta, dengan PSBB ketat, tapi dengan pola yang namanya PSBM," tutur Emil di Makodam III Siliwangi, Kota Bandung, Senin.

Penerapan PSBM itu dengan pertimbangan karena tidak sepenuhnya aktivitas ekonomi di daerah tersebut berhubungan langsung dengan Jakarta.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Muhlis Al Alawi, Tri Purna Jaya | Editor : Robertus Belarminus, Setyo Puji, Teuku Muhammad Valdy Arief, David Oliver Purba)

https://regional.kompas.com/read/2020/09/15/06150051/-populer-nusantara-kejanggalan-dari-pelaku-penusukan-syekh-ali-jaber-pria

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke