Salin Artikel

Probolinggo Kembali Jadi Zona Merah, Bagaimana Nasib Wisata Bromo?

Hal itu setelah jumlah kasus positif Covid-19 di daerah itu meningkat karena munculnya klaster perusahaan, pondok pesantren, dan kontak erat.

Lantas, bagaimana dengan nasib wisata Bromo yang baru saja dibuka?

Koordinator Pengamanan dan Penegakan Hukum Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto mengatakan, wisata Bromo tetap akan berjalan seperti biasa.

Adapun kawasan wisata konservasi Gunung Bromo telah dibuka sejak Jumat (28/8/2020), setelah sebelumnya ditutup karena pandemi Covid-19.

“Menurut saya, wisata Bromo tetap jalan. Mau zona kuning, oranye, dan merah, tetap jalan (pembukaan wisata). Yang penting penegakan disiplin protokol kesehatan,” kata Ugas saat dihubungi, Jumat (11/9/2020). 


Ugas menambahkan, saat ini pihaknya semakin gencar untuk melakukan penegakan hukum di wisata Bromo, toko medern, dan 34 pasar di Probolinggo, 

Para pelanggar akan dihukum dengan menjebloskan mereka ke dalam mobil jenazah berkeranda mayat, membersihkan pasar, selokan, menutup toko, hingga menyita KTP.

“Mulai Sabtu (12/9/2020), tim tersebut akan keluar dari pasar dan perlahan menyasar sektor wisata. Besok hari terakhir penegakan hukum di pasar, tim kami akan merapat ke Bromo dan objek wisata lain,” ujar Ugas.

Kasus Covid-19 di Probolinggo hingga hingga Kamis (10/9/2020), berjumlah 586 orang, di mana  113 orang dirawat, 444 orang sembuh, dan 29 pasien meninggal dunia.

https://regional.kompas.com/read/2020/09/11/15214031/probolinggo-kembali-jadi-zona-merah-bagaimana-nasib-wisata-bromo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke