Salin Artikel

5 Fakta Paguyuban Kandang Wesi, Foto Ketua Dicetak di Uang hingga Lambang Garuda Pakai Mahkota

Keberadaan organisasi masyarakat (ormas) tersebut diketahui saat mereka akan mendaftarkan diri ke ke kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Garut.

Saat dicek ternyata, persyaratan pendaftaran mereka tak lengkap. Bahkan mereka tak memiliki akta notaris.

Berikut empat fakta dari ormas Kandang Wesi Tinggal Rahayu:

1. Berpusat di Garut

Kepala Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Garut Wahyudidjaya mengemukakan, paguyuban ini sempat terdeteksi di beberapa kabupaten misalnya Majalengka, Tasikmalaya dan Kabupaten Bandung.

Akan tetapi paguyuban ini berpusat di Garut.

Di Majalengka, kegiatan paguyuban telah ditutup dan tak lagi ada kegiatan.

Saat ini petugas melakukan pendataan terkait para pengikut paguyuban ini.

"Kita masih inventarisir pengikutnya, dari dokumen yang kita dapatkan, pengikutnya ada di empat kecamatan di Garut, kemudian di Kabupaten Bandung, Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya dan sebaran paling banyak di Majalengka,” katanya.

Di Majalengka, kegiatan ini telah ditutup oleh pemerintah setempat. Anggota mereka juga sempat muncul di Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut.

Namun aktivitas paguyban itu dihentikan setelah diprotes warga. Belakangan, mereka berpindah tempat ke Kecamatan Caringin dan kembali beraktivitas.

Uang tersbeut terdiri dari pecahan 20.000, 10.000, 5.000, hingga 1.000.

Di uang tersebut terdapat foto ketua paguyuban.

Jika dilihat desainnya, gambar yang diedit adalah gambar Presiden Pertama Indonesia, Soekarno.

"Pakai foto ketua Paguyuban Tunggal Rahayu, tapi kalau lihat desain, ini gambar Soekarno sebetulnya, tapi mukanya diedit jadi foto yang bersangkutan" ujarnya Wahyudidjaya.

Ia mengatakan paguyuban tersebut mirip dengan organisasi Sunda Empire yakni mereka mengiming-imingi anggotanya dengan sesuatu.

“Selintas ini platformnya hampir sama dengan Sunda Empire, menjanjikan sesuatu kepada anggota, termasuk anggota yang punya utang akan dilunasi oleh ketuanya,” ujarnya.

Di berkas, kepala burung garuda terlihat melihat ke depan dan bagian kepalanya ada mahkota. Sementara di bagian tulisan Bhineka Tunggal Ika, ditambah tulisan Soenata Logawa.

Dalam dokumen yang diterima oleh Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Garut, orang yang disebut sebagai pembina, pengendali, penasihat dan penanggung jawab Paguyuban Kandang Wesi Tunggul Rahayu tersebut tertulis nama Mr Prof Dr Ir H Cakraningrat SH (Wijaya Nata Kusuma Nagara).

“Informasi yang kita terima dari warga Garut Selatan, ketuanya sekolahnya hanya di madrasah aliyah atau tsanawiyah,” katanya.

"Dari dua hari penyelidikan yang telah kita lakukan, kita baru temukan ada dugaan pidana penipuan," jelas Kasatreskrim Polres Garut AKP Maradonna Armin Mappaseng saat dihubungi lewat telepon genggam, Rabu (9/09/2020).

Menurut Maradonna, dugaan penipuan adalah adanya dana yang dipungut dari anggota sebesar Rp 100.000 hingga Rp 600.000 dari setiap anggot. Mereka juga dijanjikan akan mendapatkan uang dan deposito emas.

Ia mengatakan telah memeriksa camat, kepala desa, dan mantan pengikut paguyuban tersebut.

Terkait perubahan lambang negara dan pencetakan uang, polisi masih harus melakukan pendalaman dari saksi ahli.

"Soal lambang negara dan pencetakan uang, perlu keterangan dari saksi ahli, setelah saksi ahli memeriksa, tunggu kajian mereka baru bisa kita lihat apakah memenuhi unsur pidana atau tidak," katanya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ari Maulana Karang | Editor: Farid Assifa)

https://regional.kompas.com/read/2020/09/10/11100031/5-fakta-paguyuban-kandang-wesi-foto-ketua-dicetak-di-uang-hingga-lambang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke